4 Poin Penting Konseling Penyakit Asam Lambung Untuk Apoteker. Apoteker sebagai tenaga ahli dalam hal konsultasi obat di Apotek maupun Rumah Sakit dan Klinik harus tahu bagaimana dalam menghadapi pasien yang terkena penyakit gastroesophageal reflux (GERD) atau naiknya asam lambung menuju esofagus yang bisa menimbulkan nyeri pada ulu hati atau sensasi terbakar di dada.
Ada beberapa hal yang bisa disampaikan apoteker kepada pasien, seperti perubahan gaya hidup, pilihan obat OTC, dan terapi obat resep dengan penyakit gastroesophageal reflux (GERD).
John R. Horn, PharmD, FCCP, profesor farmasi di Universitas Washington Medical Center, berbagi tips terkait Peran Apoteker dalam GERD.
1. Mengetahui faktor gaya hidup pasien yang dapat mengatur untuk memerangi GERD.
Beberapa tips ini termasuk mengurangi makanan berat, menurunkan berat badan jika pasien kelebihan berat badan, berhenti merokok, tetap berada pada posisi tegak selama 2 sampai 3 jam setelah makan atau mengangkat kepala di tempat tidur sekitar 6 inci, dan menghindari pemicu diet. Terakhir, aktivitas tertentu juga dapat memperburuk gejala.
2. Mengetahui obat pasien yang tepat untuk terapi dan dihindarinya.
Dr. Horn merekomendasikan beberapa terapi obat untuk meredakan gejala GERD, seperti antasida dan antagonis reseptor H2, yang sesuai untuk mengendalikan gejala yang lebih panjang dalam durasi dan juga mencegah mereka kambuh. Pasien mencoba menggunakan terapi ini bisa dalam bentuk kombinasi juga.
Namun, ada juga beberapa obat GERD dimana pasien mungkin perlu menghindarinya, seperti agen antikolinergik, antihistamin, calcium channel blockers, exenatide, nitrat, levodopa, nikotin, opiat, dan teofilin / agonis beta. Banyak dari obat-obatan ini menunda pengosongan lambung, menurut Dr. Horn
3. Berikan edukasi yang tepat terkait obat proton pump inhibitor (PPI) yang digunakan.
Memberitahu pasien GERD untuk menghindari kondisi kronis, dengan pemberian harian PPI; gunakan terapi PPI sesuai kebutuhan; dan bisa menambahkan antasida untuk episode mulas akut. Apoteker juga harus memantau interaksi obat yang potensial terjadi.
Menurut Dr. Horn, efek samping PPI dapat mencakup : sakit kepala, Diare, Mengurangi penyerapan vitamin B12, zat besi, dan kalsium. Selain itu, peningkatan risiko Clostridium difficile terutama pada pasien rawat inap serta peningkatan risiko pneumonia.
4. Tetapkan harapan yang realistis bagi pasien, menjelaskan bagaimana terapi bekerja, dan mnyarankan perubahan gaya hidup.
Ini akan bermanfaat bagi apoteker untuk memulai percakapan dengan pasien tentang pengobatan GERD.
Selain itu, apoteker harus memperingatkan pasien tentang efek samping potensial dan interaksi obat. Terakhir, Dr. Horn menyarankan apoteker untuk mempertimbangkan waktu yang tepat bagi pasien agar mencari bantuan dari seorang dokter untuk gejala GERD
Sumber : http://www.pharmacytimes.com/
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…