Edukasi

3 Cara Bagi Apoteker Untuk Mencegah Penggunaan Berlebih Parasetamol

Farmasetika.com – 8/6/2016. Tidak bisa dipungkiri bahwa parasetamol atau acetaminophen menjadi obat OTC (Over The Counter) paling populer dan paling laris di dunia termasuk di Indonesia untuk melegakan sakit kepala, pengal-pengal dan sakit ringan, serta demam.

Walau sebagai obat OTC yang mudah didapat, penggunaan parasetamol harus sesuai dosis yang dibutuhkan, karena jika berlebihan bisa berakibat fatal.

Survei di Amerika membuktikan bahwa kurang dari setengahnya pasien membaca label dari obat OTC ini, dan banyak yang tidak menyadari akan bahaya yang melebihi asupan maksimum yang disarankan.

Pemberian parasetamol berlebihan tidak hanya berasal dari pasien, hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 dari 25 pasien rawat inap telah diberi dosis supratherapeutic atau melebih takarannya. Dari catatan the Institute for Safe Medication Practices Amerika,  parasetamol termasuk pada daftar obat rawan kesalahan.

Sebagai ahli obat-obatan, apoteker dapat memainkan peran penting dalam memastikan bahwa pasien dan profesional perawatan kesehatan sama-sama menyadari risiko yang terkait dengan konsumsi parasetamo berlebihan. Berikut 3 cara apoteker membantu mencegah penggunaan parasetamol berlebih :

1. Luangkan waktu untuk menghitung total asupan parasetamol pasien.

Menanyakan pasien tentang semua resep dan obat OTC untuk menentukan jumlah total parasetamol yang sedang diambil dapat menyelamatkan nyawa pasiennya.

Apoteker juga dapat memberikan nasihat kepada pasien yang berpotensi membahayakan anak-anak mereka. 50% dari remaja yang tidak mendapatkan edukasi yang benar tentang obat OTC dan berpotensi menyebabkan penyalahgunaan berbahaya obat ini.

2. Berkolaborasi dengan tim perawatan kesehatan lainnya.

Apoteker dapat memberi tahu dokter bila resep pasien mereka dapat menyebabkan dosis yang berpotensi toksik, dan kemudian menyarankan alternatifnya.

Apoteker harus mengevaluasi penggunaan tunggal dan kombinasi produk untuk dosis total parasetamol setiap hari sebelum mereka diberikan kepada pasien. Jika dosis total bisa melebihi 4 g sehari, mempertimbangkan perubahan untuk produk yang mengandung kurang atau tidak ada parasetamol.

Kelebihan dosis telah dikaitkan dengan efek samping yang serius, termasuk kerusakan hati yang parah dan kematian. Laporan khusus dari FDA, telah ada overdosis disebabkan kebingungan antara obat tetes parasetamol terkonsentrasi (60 mg / 0,6 mL) dan cairan oral parasetamol (125 mg / 5 ml).

Apoteker juga bisa mendidik seluruh staf farmasi tentang masalah yang mengelilingi penggunaan parasetamol dan potensi toksisitas.

3. Empati akan bahayanya konsumsi parasetamol berlebih

Dengan adanya potensi hepatoseluler, apoteker harus bisa berempati akan bahayanya konsumsi parasetamol berlebih sehingga mampu memberikan nasihat kepada pasien dengan baik.

Empati atau kemampuan untuk memahami dan berbagi perasaan orang lain, merupakan ciri penting dari penyedia layanan kesehatan. Empati adalah landasan utama untuk perawatan berpusat pada pasien (patient-centered care).

Sumber : http://www.pharmacytimes.com/news/3-ways-pharmacists-can-prevent-acetaminophen-overuse/

Nasrul Wathoni

Prof. Nasrul Wathoni, Ph.D., Apt. Pada tahun 2004 lulus sebagai Sarjana Farmasi dari Universitas Padjadjaran. Gelar profesi apoteker didapat dari Universitas Padjadjaran dan Master Farmasetika dari Institut Teknologi Bandung. Gelar Ph.D. di bidang Farmasetika diperoleh dari Kumamoto University pada tahun 2017. Saat ini bekerja sebagai Guru Besar di Departemen Farmasetika, Farmasi Unpad.

Share
Published by
Nasrul Wathoni

Recent Posts

Kimia Farma Hadapi Tantangan Besar: Penutupan Pabrik dan PHK Karyawan

Majalah Farmasetika - PT Kimia Farma (Persero) Tbk, perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia, saat ini…

1 minggu ago

Pertimbangan Regulasi Terkait Model Peracikan 503B ke 503A untuk Apotek Komunitas

Majalah Farmasetika - Tinjauan mengenai persyaratan bagi apotek yang mempertimbangkan untuk memesan senyawa dari fasilitas…

1 minggu ago

FDA Memperluas Persetujuan Delandistrogene Moxeparvovec-rokl untuk Distrofi Otot Duchenne

Majalah Farmasetika - Setelah sebelumnya disetujui pada Juni 2023 dalam proses Accelerated Approval, FDA telah…

1 minggu ago

FDA Menyetujui Epcoritamab untuk Pengobatan Limfoma Folikular Kambuhan, Refraktori

Majalah Farmasetika - Persetujuan ini menandai antibodi bispesifik pengikat sel T pertama dan satu-satunya yang…

1 minggu ago

FDA Mengeluarkan Surat Tanggapan Lengkap untuk Pengajuan BLA Patritumab Deruxtecan

Majalah Farmasetika - Pengajuan lisensi biologis (BLA) untuk patritumab deruxtecan menerima surat tanggapan lengkap karena…

2 minggu ago

FDA Menyetujui Ensifentrine untuk Pengobatan Pemeliharaan Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Majalah Farmasetika - Setelah lebih dari 2 dekade, produk inhalasi pertama dengan mekanisme aksi baru…

2 minggu ago