Produksi

UGM dan PT. Kimia Farma Kembangkan Bahan Baku Obat Parasetamol

Majalah Farmasetika (V1N5-Juli2016). Salah satu faktor yang menyebabkan defisit neraca perdagangan Indonesia terutama di bidang farmasi adalah tingginya prosentase impor bahan baku obat yang beredar saat yang mencapai 90%.

Pernyataan ini ditegaskan oleh Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA) Kementerian Perindustrian, Achmad Sigit. D., pada acara penandatanganan nota kesepahaman Pengembangan Bahan Baku Obat Parasetamol dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan PT. Kimia Farma, Kamis (21/7) di UGM. Menurut Achmad kebutuhan terhadap obat-obatan diperkirakan akan naik seiring dengan komitmen pemerintah dalam mengawal BPJS Kesehatan.

“Proyeksinya kebutuhan terhadap obat-obatan ini akan naik 5 tahun ke depan,”kata Achmad.

Pihak Kementerian Perindustian, tambah Achmad, akan mendukung tindak lanjut penandatanganan nota kesepahaman ini, baik di bidang regulasi maupun infrastruktur.

Sementara itu, Direktur Utama PT. Kimia farma, Rusdi Rosman, mengapresiasi para peneliti UGM yang akan melakukan penelitian terhadap bahan baku parasetamol. Pihak Kimia Farma siap membantu, baik di sisi produksi, penjualan hingga pemasaran. Rusdi memberikan gambaran kebutuhan parasetamol di Indonesia mencapai 4.500 ton tiap tahun.

“Parasetamol  khan paling banyak dikonsumsi tetapi bahan baku kita belum bisa produksi. Semoga usaha dari peneliti UGM ini nantinya akan sukses,”harap Rusdi.

Rektor UGM, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D., mengatakan kerja sama dengan Kimia Farma sebelumnya telah dilakukan dalam pemasaran produk Gama CHA.  Rektor menegaskan kerja sama yang dijalin ini sekaligus menegaskan kembali posisi UGM sebagai universitas riset yang mengedepankan spirit socioentrepreneur.

“Bagaimana supaya riset dan inovasi UGM bisa dihilirkan baik ke masyarakat, pemerintah maupun industri,”tegas Dwikorita.

Sumber : http://ugm.ac.id/id/berita/12104-90.bahan.baku.obat.masih.impor

farmasetika.com

Farmasetika.com (ISSN : 2528-0031) merupakan situs yang berisi informasi farmasi terkini berbasis ilmiah dan praktis dalam bentuk Majalah Farmasetika. Di situs ini merupakan edisi majalah populer. Sign Up untuk bergabung di komunitas farmasetika.com. Download aplikasi Android Majalah Farmasetika, Caping, atau Baca di smartphone, Ikuti twitter, instagram dan facebook kami. Terimakasih telah ikut bersama memajukan bidang farmasi di Indonesia.

Share
Published by
farmasetika.com

Recent Posts

Zevtera, Antibiotik Ceftobiprole Medocaril Untuk Mengobati Staphylococcus Aureus Bacteremia (Sab)

Majalah Farmasetika - Staphylococcus aureus, merupakan patogen Gram-positif, Koagulase-Positif yang termasuk dalam Staphylococcaceae dengan bentuk…

4 hari ago

Ryteloᵀᴹ: Terobosan Baru Dalam Pengobatan Myelodysplastic Syndroms Pada Pasien Risiko Rendah

Majalah Farmasetika - Myelodysplastic syndroms (MDS) adalah penyakit langka yang mengancam jiwa. Penyakit ini dibedakan…

4 hari ago

“Ensifentrin”  Sebagai Solusi Baru Pengobatan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) menduduki peringkat ke-6 dari 10 penyebab kematian di Indonesia dan…

4 hari ago

Voydeya: Obat baru untuk terapi tambahan penyakit Paroxysmal nocturnal hemoglobinuria (PNH)

FDA, atau merupakan Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika Serikat setiap tahunnya secara resmi…

4 hari ago

Ryzneuta Sebagai Terapi Pencegahan Febrile Neutropenia Pada Kemoterapi

Majalah Farmasetika - RYZNEUTA (Efbemalenograstim alfa-vuxw) telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika…

4 hari ago

Kenali Obat Baru “Lecanemab” Sebagai Alternative Baru Dalam Terapi Alzheimer

Majalah Farmastika - Alzheimer merupakan penyakit global serta dengan terapi yang terbatas. Di Asia Tenggara…

4 hari ago