Edukasi

Apoteker Harus Tahu Asal-usul Bakteri “Superbug” Karena Resistensi Antibiotik

Majalah Farmasetika (V1N6-Agustus 2016). Dalam beberapa bulan terakhir, para ilmuwan telah melaporkan menemukan E. coli yang resisten terhadap colistin, suatu kelas terakhir antibiotik, di Amerika Serikat. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit juga baru-baru ini melaporkan bahwa Neisseria gonorrhoeae, bakteri yang menyebabkan penyakit menular seksual menjadi tidak bisa diobati atau resisten terhadap antibiotik.

[Baca : Bakteri Super Kebal Antibiotik yang Ditakutkan Para Ahli Kini Hadir Di Amerika]

Superbug adalah bakteri yang resisten terhadap berbagai antibiotik sehingga sulit dan mahal untuk mengobati penyakit yang sebelumnya disembuhkan dengan rejimen pil. Beberapa strain bakteri, seperti Clostridium difficile dan MRSA, tahan terhadap sebagian besar antibiotik yang saat ini tersedia.

Bagaimanakah mereka bisa memiliki kemampuan pertahanan diri dari rentetan antibiotik ketika kita terus-menerus memberikan terapi antibiotik?

Jawabannya terletak pada perubahan kecil untuk DNA mereka. Mutasi kecil dapat meningkatkan pertahanan mereka, memberi mereka perisai yang lebih baik atau memungkinkan mereka untuk membuat senjata yang dapat memecah antibiotik. Dan jika kita terus memberikan kesempatan bakteri superbug untuk berkembang menjadi resisten terhadap  antibiotik. Bakteri superbug ini mungkin akan menjadi bakteri yang tak terkalahkan suatu hari nanti. Sehingga infeksi ringan pun akan sulit untuk disembuhkan.

Selengkapnya bisa dilihat dari video statnews.com.

Apoteker harus menyadari bahwa penggunaan antibiotik yang tidak rasional bisa menyebabkan munculnya bakteri superbug.

Sumber : https://www.statnews.com/2016/07/26/superbug-antibiotics-bacteria/

Nasrul Wathoni

Prof. Nasrul Wathoni, Ph.D., Apt. Pada tahun 2004 lulus sebagai Sarjana Farmasi dari Universitas Padjadjaran. Gelar profesi apoteker didapat dari Universitas Padjadjaran dan Master Farmasetika dari Institut Teknologi Bandung. Gelar Ph.D. di bidang Farmasetika diperoleh dari Kumamoto University pada tahun 2017. Saat ini bekerja sebagai Guru Besar di Departemen Farmasetika, Farmasi Unpad.

Share
Published by
Nasrul Wathoni

Recent Posts

Peran Penting Apoteker dalam Menjamin Distribusi Aman Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi (NPP)

Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…

1 minggu ago

Mengapa Pemetaan Suhu Penting di Gudang Farmasi? Kenali 7 Manfaat Utamanya

Majalah Farmasetika - Produk farmasi, seperti obat-obatan, memerlukan stabilitas tinggi untuk menjaga efektivitas dan kualitasnya…

1 minggu ago

Pentingnya Surat Pesanan di Pedagang Besar Farmasi (PBF)

Majalah Farmasetika - Dalam dunia perdagangan obat, surat pesanan memiliki peran yang sangat penting. Di…

1 minggu ago

Peran Penting Apoteker dalam Pelatihan Penerapan CDOB dan CDAKB di PBF

Majalah Farmasetika - Di fasilitas distribusi farmasi, memastikan obat-obatan dan alat kesehatan tetap berkualitas sepanjang…

1 minggu ago

Hubungan Signifikan Antara Insomnia dan Kekambuhan Atrial Fibrilasi Jangka Panjang Setelah Ablasi Radiofrekuensi

Majalah Farmasetika - Studi kohort yang baru-baru ini diterbitkan dalam Annals of Medicine Journal menetapkan…

2 minggu ago

BPOM Perintahkan Tarik Latiao Tercemar Bakteri Penyebab Keracunan

Jakarta - BPOM resmi mengumumkan penarikan produk pangan olahan impor latiao asal Tiongkok penyebab keracunan.…

2 minggu ago