Majalah Farmasetika – Rubrik Opini (V1N7-September 2016). Total minimal 5 tahun duduk di bangku kuliah Sarjana Farmasi dan Profesi Apoteker memerlukan suatu perjuangan yang tidak mudah untuk mengenyam gelar Apoteker. Babak baru akan dimulai dengan dunia baru yakni dunia pekerjaan.
Apa hal yang harus dipersiapkan sebelum memasuki dunia kerja? berikut 7 hal yang bisa menjadi dasar apoteker freshgraduate dalam menentukan arah kedepan berdasarkan pengalaman pribadi.
1. Pelajari peluang pekerjaan yang ada
Setiap perguruan tinggi memiliki profil lulusan apoteker dengan keahlian yang berbeda, tapi pada dasarnya memiliki 4 profil lulusan apoteker berikut ini :
Setelah menyadari akan kemampuan yang dimiliki, berikut adalah data statistik profil lulusan dari salah satu perguruan tinggi negeri di Jawa Barat pada tahun 2010. Dengan sampel sejumlah 466 lulusan apoteker.
Data ini paling tidak bisa memperlihatkan peluang kerja dimana saja bagi para apoteker. Uniknya lulusan apoteker termasuk lulusan yang memiliki lapangan pekerjaan yang luas di berbagai bidang. Tidak heran saat ini apoteker banyak juga yang berkarir diluar dunia kefarmasian.
Berdasarkan analisis pada tahun 2010 ini, Rumah Sakit, Apotek, dan melanjutkan sekolah atau umumnya memilih dosen adalah pilihan utama dari para lulusan Apoteker saat itu. Untuk favorit di ring kedua adalah Industri, Dinkes/Depkes, Lab Klinik, dan BPOM. Sedangkan sisanya memilih di TNI/Polri, BPPT dan lainnya diluar dunia Farmasi seperti perbankan dan enterpreneur.
2. Jangan takut salah dalam memilih
Fakta yang ada menunjukkan bahwa pekerjaan tetap seorang apoteker baru akan diketahui minimal setelah 5 tahun bekerja. Di masa-masa 5 tahun itu adalah masa pencarian jati diri serta pekerjaan yang cocok sesuai minatnya. Dan pastikan pula harus memiliki target bahwa selama 5 tahun inilah pekerjaannya akan tetap, dengan kata lain bidang pekerjaan sudah ditentukan. Karena untuk 5 tahun selanjutnya saatnya untuk fokus dan mengembangkan karirnya dan anggaplah bahwa itulah jalan rekan-rekan yang telah ditakdirkan. Selain itu, memulai pekerjaan sampingan adalah opsi yang tepat.
3. Gaji nomor sekian
Ingat anda adalah Apoteker baru, bukan saatnya untuk memikirkan gaji. Pengalaman yang paling penting dan belajar masih diperlukan. Dimanapun tempat bekerja, calon bos atau pimpinan memiliki standar tersendiri terhadap fresh graduate, nikmatilah lingkungan baru dan ingat bertanggung jawablah terhadap pilihan anda, tetap optimis dan bekerja dengan ikhlas. Apabila tidak merasa cocok bertahan lah lebih lama. Pikirkan baik buruknya apabila ingin memilih pekerjaan baru.
4. Berkarir di kota besar pikirkan kompetisi dan nilai tambah
Berikut adalah coretan kasar jumlah lulusan Apoteker untuk wilayah Bandung dan sekitarnya :
PT Farmasi | Jumlah Lulusan Apoteker Minimal Persemester | Jumlah Lulusan Apoteker Minimal Pertahun |
Unpad | 100 | 200 |
ITB | 100 | 200 |
Unjani | 100 | 200 |
STFB | 50 | 100 |
TOTAL | 350 | 700 |
Belum lagi untuk menganalisa jumlah lulusan apoteker di kota-kota besar di Indonesia. Data di Bandung memperlihatkan jumlah lulusan apoteker minimal sejumlah 700 orang pertahun. Saatnya berpikir apa nilai tambah yang dimiliki diantara 700 apoteker lainnya? Bahasa asing dan penguasaan informasi teknologi adalah beberapa contoh nilai tambah yang bisa dikembangkan.
5. Kembali dan bangun daerah kelahiran
Hingga saat ini (3/9) apoteker yang terdaftar resmi di KFN sejumlah 54.921 orang. Jika dibagi dengan jumlah penduduk di Indonesia maka 1 orang Apoteker melayani 4 ribu jiwa di Indonesia. Sayangnya apoteker saat ini pada umumnya berada di kota besar dan masih minim di beberapa daerah di luar pulau Jawa.
Opsi kembali kedaerah adalah pilihan yang sangat tepat. Banyak para apoteker sukses dalam waktu singkat di tanah kelahirannya.
6. Pikirkan buka lapangan pekerjaan
Data menunjukan jumlah lulusan setiap tahunny semakin bertambah dengan munculnya beberapa perguruan tinggi baru yang membuka program profesi apoteker, tetapi lapangan pekerjaan cenderung tetap bahkan berkurang. Butuh keberanian bagi seorang apoteker membuka Apotek baru dan kelak berkembang menjadi PBF dengan membuka lapangan kerja baru.
Tidak sedikit seorang apoteker baru mengembangkan penelitian akhir di program sarjana untuk menjadi produk atau sediaan farmasi yang layak dijual serta membangun perusahaan sendiri. Tentunya bukan hanya keberanian tapi disertai perhitungan dan perencanaan yang matang. Jadi seorang entrepreneur kreatif adalah opsi terbaik lainnya.
7. Just do it!
Mari memulai dari saat ini, mulailah dengan niat, ikhtiar dan tidak lupa untuk berdoa serta memohon restu dari kedua orang tua.
Sumber :
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…
Majalah Farmasetika - Produk farmasi, seperti obat-obatan, memerlukan stabilitas tinggi untuk menjaga efektivitas dan kualitasnya…
Majalah Farmasetika - Dalam dunia perdagangan obat, surat pesanan memiliki peran yang sangat penting. Di…
Majalah Farmasetika - Di fasilitas distribusi farmasi, memastikan obat-obatan dan alat kesehatan tetap berkualitas sepanjang…
Majalah Farmasetika - Studi kohort yang baru-baru ini diterbitkan dalam Annals of Medicine Journal menetapkan…
Jakarta - BPOM resmi mengumumkan penarikan produk pangan olahan impor latiao asal Tiongkok penyebab keracunan.…