Majalah Farmasetika (V1N8-Oktober 2016). Sering muncul perasaan kekhawatiran, kebingungan dan ketakutan seketika seorang Apoteker, terutama bagi apoteker yang baru lulus, untuk memberitahu dokter bahwa kesalahan telah dibuatnya terkait dengan dosis obat atau frekuensi dan kemudian bagaimana untuk menjelaskan tindakan yang tepat.
Orlando Alvarado-Rivera, apoteker lulusan dari Nova Southeastern University College of Pharmacy memberikan beberapa masukan.
Pada awalnya mungkin merasa takut tidak akan memberikan solusi yang tepat, atau mungkin merasa tidak aman tentang bagaimana mengekspresikan kekhawatiran apotekernya.
Ini semua normal, tetapi semua harus segera dikendalikan dari rasa takut dan ketidakamanan sebelum para dokter mulai mempengaruhi kinerja apoteker di tempat kerjanya. Belajar bagaimana bersosialisasi dan berkomunikasi dengan semua anggota tim perawatan kesehatan membutuhkan waktu, terutama untuk apoteker yang memiliki tipe introvert, tapi dengan disiplin dan komitmen, semua sifat-sifat ini pada akhirnya akan mengalir secara alami.
Sebagai permulaan, ketika seorang apoteker memberikan rekomendasi terhadap dokter, hal ini menunjukkan adanya kepedulian seorang apoteker terhadap pasien yang sedang ditangani oleh dokternya. Selain itu, fakta penting lainnya untuk menunjukkan jati diri seorang apoteker dengan cara rela menawarkan bantuan terkait obat-obatan yang digunakkan.
Dengan sopan, seorang apoteker bisa mengekspresikan keinginan untuk membantu yang sekaligus dapat membuka peluang tambahan untuk berkembang secara profesional di masa depan. Namun, tidak setiap dokter akan mengakui keberadaan apoteker seperti yang diharapkan, dan beberapa dari dokter bahkan tidak akan melihat apoteker sebagai bagian penting dari tim perawatan kesehatan.
Meskipun demikian, intervensi dari apoteker terlepas dari interaksi tidak nyaman menunjukkan komitmen terhadap keberadaan profesi apoteker. Namun, walaupun apoteker sebagai ahli pengobatan, tetapi hendaknya berperilaku rendah hati dan hormat dalam berbicara sesuai karakter pribadi apoteker dan menunjukkan sikap profesionalisme.
Jangan sampai gelar apoteker, pengetahuan, atau prestasi merusak reputasi seorang apoteker di tempat kerjanya. Selain itu, belajar untuk mendengarkan apa yang dokter katakan tentang rekomendasi dari apoteker adalah hal yang penting.
Dengan memperhatikan dan mempelajari lebih lanjut tentang sejarah medis, diagnosis pasien, dan sebagainya. bisa membangun kepercayaan adalah atribut penting lain ketika berinteraksi dengan dokter. Setiap kali seorang apoteker ingin memberikan saran atau rekomendasi, selalu mengandalkan referensi yang ada seperti penelitian literatur primer jika perlu. Hal ini menjamin bahwa apa pun yang apoteker sarankan adalah relevan secara klinis dan didukung oleh referensi.
Jika dokter bertanya kepada seorang apoteker dengan pertanyaan klinis, semua yang disebutkan di sini berlaku juga. Jika apoteker tidak tahu jawabannya, katakanlah yang sebenarnya. Menginformasikan dokter bahwa akan memverifikasi sumber literatur klinis dan akan menjawab secepatnya. Jika seorang apoteker telah terbangun kepercayaan dirinya bisa meminta nomor email atau telepon pribadi dokter sehingga dapat menindaklanjutinya kemudian.
Dari semua hal diatas, membangun hubungan kerja membutuhkan keterlibatan dengan rekan-rekan tenaga kesehatan secara berkelanjutan. Sebagian besar dari apa yang disarankan dalam artikel ini dapat juga digunakan dengan perawat, dan supervisor lainnya yang relevan.
Ingatkan diri sendiri mengapa memilih apoteker sebagai profesi yang digeluti saat ini, dengan demikian akan terbangun sebuah komitmen profesional sesuai yang diharapkan, dan mengetahui bagaimana menangani situasi tekanan yang sangat penting ketika berhadapan dengan kehidupan pasien.
Jangan biarkan keraguan mengambil alih kendali. Yang terpenting adalah bagimana merebut setiap kesempatan dan menunjukkan dampak signifikan bahwa apoteker adalah salah satu tim perawatan kesehatan yang penting.
Sumber : http://www.pharmacytimes.com/contributor/orlando-alvarado-rivera-pharmd-ms/2016/10/building-effective-physician-pharmacist-communication
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…