Majalah Farmasetika (V1N10-Desember 2016). Hasil studi baru yang dipresentasikan di American Heart Association Scientific Sessions di New Orleans, USA (12-16 November, 2016), menunjukkan hubungan antara penggunaan PPI (proton pump inhibitor) dan stroke iskemik. Meskipun informasi ini disampaikan terutama untuk dokter dan peneliti, berita telah dilaporkan melalui media populer seperti CNN dan Fox News. Sehingga para tenaga kesehatan termasuk apoteker yang berhadapan dengan pasien perlu mengetahui dan melakukan konseling terhadap pasiennya.
Obat golongan PPI merupakan golongan obat yang mampu mengurangi produksi asam lambung dengan menghalangi enzim yang menghasilkan asam di dinding lambung sehingga bisa digunakan untuk terapi asam lambung atau gastroesophageal reflux (GERD). Contoh obat golongan PPI seperti omeprazole, esomeprazole, rabeprazole, pantoprazole dan lansoprazole.
Penelitian ini melibatkan analisis dari sekitar 245.000 pasien di Denmark yang menjalani endoskopi, sehingga fokus pada pasien dengan penyakit gastrointestinal yang mendasarinya. Para peneliti kemudian mampu mengidentifikasi sekitar 9500 pasien yang mengalami stroke iskemik dalam periode 6 tahun. Penyelidikan lebih lanjut ke dalam penggunaan PPI oleh pasien ini menunjukkan bahwa penggunaan PPI mengakibatkan peningkatan keseluruhan 21% dalam risiko stroke di kalangan pengguna PPI.
Beberapa obat PPI dikaitkan dengan hubungan signifikan lebih besar terkait insiden stroke. Misalnya, pantoprazole memiliki peningkatan risiko 94% dan lansoprazole peningkatan risiko 30%. Selain itu, penelitian menunjukkan sedikit atau tidak ada peningkatan risiko stroke dengan dosis terendah PPI dan tidak ada peningkatan risiko sama sekali dengan penggunaan H2 blocker.
Jason Poquette, seorang apoteker dari University of Connecticut School of Pharmacy menyimpulkan 3 hal terhadap hasil penelitian ini seperti diungkap melalui situs pharmacytimes.com.
Pertama, pasien harus diingatkan bahwa studi semacam ini, memang penting, tetapi tidak selalu dirancang untuk menunjukkan sebab dan akibat. Dengan kata lain, peningkatan risiko stroke pada orang-orang di dosis yang lebih tinggi dari PPI mungkin bisa disebabkan oleh faktor lain yang tidak dipertimbangkan pada pasien.
Kedua, persentase sebesar “21%” atau bahkan “91%” peningkatan risiko stroke merupakan angka yang tinggi. Angka-angka ini, bagaimanapun perlu dipertimbangkan dari berbagai konteks. Keseluruhan risiko stroke di antara pasien dalam penelitian ini adalah kurang dari 4%. Hanya 3% sampai 4% berisiko akan meningkat menjadi 33%, dengan kata lain risiko secara keseluruhan berada pada 4 di 100 orang.
Ketiga, tidak ada dalam penelitian ini dapat ditentukan tentang keamanan atau perlunya menghentikan penggunaan PPI pada pasien dengan gejala penyakit GERD. Data 30 tahun tentang penggunaan PPI pada pasien hingga saat ini bisa lebih dipercaya.
Meskipun demikian, tetap harus berhati-hati dan selalu menggunakan dosis efektif terendah dan menghentikan ketika mereka tidak diperlukan, penelitian baru-baru ini saja tidak selalu menjamin perubahan dalam pola resep yang ada saat ini.
Golongan obat PPI telah menjadi aset berharga dalam mengobati gejala GERD dan mencegah mulas. Sedangkan menurut penelitian terbaru terjadi peningkatan risiko stroke. Namun, walau signifikan secara statistik, tidak bisa serta merta membuktikan adanya sebab dan akibat. Untuk keamanan, praktek-praktek terbaik yang biasa mengobati dengan dosis efektif terendah harus dipertahankan, dan pasien tidak boleh diperlakukan lebih lama dari yang diperlukan.
Sumber :
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…