Edukasi

3 Fakta Hepatitis A yang Harus Diketahui Apoteker

Majalah Farmasetika (V2N1-Januari 2017). Hepatitis A adalah suatu penyakit peradangan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A. Virus ini merupakan virus RNA dari golongan Hepatoviridae genus Picornaviridae.

Gejala klinis hepatitis A

Gejala klinis hepatitis A sangat bervariasi dari tanpa gejala hingga gangguan fungsi hati, namun umumnya tidak berat. Setelah melewati masa inkubasi selama 15-49 hari, pasien dapat merasakan gejala tidak spesifik seperti rasa lemas, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, demam, nyeri perut kanan atas, kembung, dan diare.

Sebagian besar pasien hepatitis A akan sembuh secara spontan tanpa ada komplikasi lebih lanjut. Oleh karena itu, pada sebagian besar kasus hanya diperlukan terapi suportif untuk mengatasi gejala yang ada dan tidak diperlukan terapi spesifik maupun rawat inap.

Kondisi di Indonesia

Di Indonesia, hepatitis A menjadi penyakit hepatitis kedua yang banyak di temukan (19,3%) setelah hepatitis B (21,8%). Prevalensi hepatitis berdasar anamnesis pada 2013 untuk semua kelompok umur meningkat 1,2 persen dibandingkan pada 2007 sebesar 0,6 persen.

Berikut 3 fakta terkait hepatitis A yang harus diketahui Apoteker.

 Virus Hepatitis A ditularkan melalui rute oral-fekal

Sebagian besar infeksi terjadi melalui kontak personal dengan anggota keluarga yang terinfeksi atau pasangan. Beberapa kasus infeksi virus hepatitis A juga dapat terjadi dari paparan terhadap makanan atau air yang terkontaminasi air. Virus hepatitis A dapat dicegah dengan sanitasi dan kebersihan diri yang baik. Informasikan pasien untuk selalu mencuci tangan dengan sabun dan air setelah menggunakan kamar mandi, mengganti popok, dan sebelum membuat atau mengonsumsi makanan. Ingat bahwa virus ini dapat dibunuh dengan pemanasan hingga >85oC selama satu menit. Akan tetapi, virus hepatitis A masih dapat menyebar dari makanan matang yang terkontaminasi setelah dimasak.

Vaksinasi Hepatitis A direkomendasikan untuk populasi tertentu

Vaksin hepatitis A direkomendasikan untuk kelompok-kelompok berikut.

  • Semua anak usia 1 tahun
  • Anak dan remaja 2-18 tahun yang tinggal di daerah dengan laju nfeksi virus hepatitis A yang tinggi
  • Orang yang bepergian ke Negara dengan laju infeksi hepatitis A yang tinggi atau sedang
  • Pasangan gay
  • Pengguna narkoba suntik dan non-suntik
  • Orang dengan risiko infeksi dari tempat kerja (bekerja dengan primate terinfeksi virus hepatitis A atau laboratorium penelitian hepatitis A)
  • Penderita penyakit hati kronis
  • Penderita kelainan faktor penggumpalan darah yang diberi konsentrat faktor penggumpalan darah
  • Anggota keluarga atau perawat anak angkat yang berasal dari Negara dengan laju infeksi hepatitis A yang tinggi atau sedang

Vaksinasi hepatitis A diberikan dalam 2 dosis secara intramuskular selang waktu 6-12 bulan. Besarnya dosis tergantung produk dan usia resipien. Di Indonesia, umumnya vaksinasi Hepatitis A diberikan pada individu mulai usia 2 tahun hingga dewasa dan diperkirakan memberi kekebalan selama lebih dari 20 tahun. Vaksinasi Hepatitis A tidak boleh diberikan pada individu yang mengalami reaksi alergi berat setelah penyuntikan dosis pertama. Vaksin hepatitis A jarang menyebabkan efek samping. Efek samping umumnya ringan berupa reaksi lokal ataupun demam.

Profilaksis pasca-paparan dapat melindungi dari infeksi virus Hepatitis A

Orang yang terpapar oleh virus hepatitis A dan belum pernah divaksinasi sebelumnya harus divaksinasi sesegera mungkin dalam jangka waktu 2 minggu setelah terpapar. Vaksin lebih direkomendasikan dibandingkan immunoglobulin (imunisasi pasif) untuk pasien sehat usi 12 bulan hingga 40 tahun. Immunoglobulin lebih disarankan untuk individu berusia lebih dari 40 tahun. Gunakan immunoglobulin untuk kelompok individu berikut.

  • Anak-anak kurang dari 12 bulan
  • Pasien immunocompromised
  • Penderita penyakit hati kronis
  • Pasien yang alergi terhadap vaksin atau komponen vaksin

Sumber:

http://www.pharmacytimes.com/contributor/jennifer-gershman-pharmd-cph/2017/01/3-facts-you-should-know-about-hepatitis-a-virus

http://gayahidup.republika.co.id/berita/gaya-hidup/info-sehat/15/07/29/ns886m359-prevalensi-hepatitis-terus-meningkat

Hafshah

Hafshah Nurul Afifah, S.Farm., Apt. meraih gelar sarjana dari Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran pada tahun 2012. Gelar apoteker diperoleh dari Program Studi Profesi Apoteker Universitas Padjadjaran pada tahun 2016. Tahun 2012 hingga 2013 bekerja full-time sebagai editor buku farmasi di CV. EGC Penerbit Buku Kedokteran dan hingga saat ini masih aktif sebagai editor dan penerjemah lepas. Penulis pernah bekerja sebagai ASN di Badan Pengawas Obat dan Makanan pada Maret 2019-Juni 2020 sebagai Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Pertama (analis laboratorium vaksin), namun saat ini kembali bekerja sebagai Spv. Registration Officer di sebuah industri farmasi swasta di Bandung.

Share
Published by
Hafshah

Recent Posts

Peran Penting Apoteker dalam Menjamin Distribusi Aman Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi (NPP)

Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…

1 minggu ago

Mengapa Pemetaan Suhu Penting di Gudang Farmasi? Kenali 7 Manfaat Utamanya

Majalah Farmasetika - Produk farmasi, seperti obat-obatan, memerlukan stabilitas tinggi untuk menjaga efektivitas dan kualitasnya…

1 minggu ago

Pentingnya Surat Pesanan di Pedagang Besar Farmasi (PBF)

Majalah Farmasetika - Dalam dunia perdagangan obat, surat pesanan memiliki peran yang sangat penting. Di…

1 minggu ago

Peran Penting Apoteker dalam Pelatihan Penerapan CDOB dan CDAKB di PBF

Majalah Farmasetika - Di fasilitas distribusi farmasi, memastikan obat-obatan dan alat kesehatan tetap berkualitas sepanjang…

1 minggu ago

Hubungan Signifikan Antara Insomnia dan Kekambuhan Atrial Fibrilasi Jangka Panjang Setelah Ablasi Radiofrekuensi

Majalah Farmasetika - Studi kohort yang baru-baru ini diterbitkan dalam Annals of Medicine Journal menetapkan…

2 minggu ago

BPOM Perintahkan Tarik Latiao Tercemar Bakteri Penyebab Keracunan

Jakarta - BPOM resmi mengumumkan penarikan produk pangan olahan impor latiao asal Tiongkok penyebab keracunan.…

2 minggu ago