farmasetika.com – Cangkang kapsul berbahan gelatin hingga saat ini masih digunakan sebagai pelindung dan pembawa serbuk obat. Kebutuhan gelatin di Indonesia semakin meningkat sejalan dengan perkembangan dan kemajuan industri, dilain pihak gelatin masih merupakan barang impor.
Produksi gelatin di dunia diperkirakan sebesar 46% berasal dari kulit babi, 29,4% dari kulit sapi, 23,1% dari campuran tulang babi dan sapi, dan 1,5% dari tulang ikan, kerang, dan lain-lain.
Penggunaan kulit sapi dan babi menimbulkan masalah terkait kepercayaan di beberapa negara. Pengharaman babi di agama Yahudi dan Islam dapat menyebabkan kontroversi tersendiri, terkait penggunaan gelatin dari Babi.
Sementara, sapi, dalam kepercayaan Hindu merupakan hewan suci yang wajib dijaga. Sapi juga relatif lebih mahal dibandingkan Babi, sehingga banyak produsen yang lebih memilih Babi sebagai bahan pembuatan gelatin.
Hewan laut seperti kerang dan ikan juga tidak bisa menjadi andalan, karena jumlahnya yang lebih sedikit dan sifat gelatinnya yang tidak sebaik sapi dan babi.
Zilhadia, seorang doktor dari Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia (UI) meneliti sumber alternatif bahan pembuatan gelatin, yaitu gelatin yang bersumber dari kolagen kulit kambing Etawah.
Penelitiannya ini ia paparkan dalam disertasinya yang berjudul “Ekstraksi Gelatin dari Kulit Kambing Peranakan Etawah Menggunakan Metode Hidrolisis Asam dan Penggunaannya pada Pembuatan Cangkang Kapsul Keras”.
“kambing etawah dapat menjadi sumber gelatin yang baik karena halal, tidak sulit didapat, harganya relatif terjangkau, dan mempunyai sifat gelatin yang baik untuk dijadikan cangkang kapsul keras dan lunak dalam industri farmasi.” menurut Zilhadia dikutip dari laman resmi ui.ac.id.
Jenis kambing etawah dipilih karena mempunyai bidang kulit yang lebih luas dibanding kambing lokal merek lain.
Zilhadia mengolah kulit kambing ini menjadi gelatin dengan metode hidrolisis asam dengan cara merendam kulit kambing dengan larutan sodium sulfide 3% dan kalsium hidroksida 2% lalu dicuci sampai pH menjadi netral.
Lebih lanjut, cangkang kapsul dari gelatin kambing ini diujikan di laboratorium melalui uji keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kadar air kapsul, uji waktu hancur, uji kandungan sulfit kapsul, pengukuran pH, dan uji mikroba.
“Gelatin kambing etawa dapat memenuhi persyaratan sebagai bahan dasar pembuatan kapsul keras dalam industri farmasi.” kesimpulan dari Zilhadia.
Sumber :
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…