farmasetika.com – Dua orang Apoteker lulusan dari Nova Scotia di Kanada ditangguhkan izin praktiknya karena kasus kesalahan dispensing/peracikan resep yang mengakibatkan dua orang pasien meninggal. Pasien pertama meninggal karena kesalahan pemberian dosis Methotrexate, sedangkan pasien kedua menghilangkan naltrexone dari racikan kombinasi metadon dan naltrexone.
Methotrexate (MTX), sebelumnya dikenal sebagai amethopterin, adalah agen kemoterapi dan sistem penekan kekebalan tubuh. Obat ini digunakan untuk mengobati kanker, penyakit autoimun, kehamilan ektopik, dan untuk aborsi medis.
Jenis kanker yang diindikasikan mencakup kanker payudara, leukemia, kanker paru-paru, limfoma, dan osteosarkoma. Jenis penyakit autoimun yang diindikasikan mencakup psoriasis, rheumatoid arthritis, dan penyakit Crohn. MTX dapat diberikan melalui oral atau melalui suntikan.
Metadon adalah golongan opioid yang digunakan untuk mengobati rasa sakit dan sebagai terapi pemeliharaan atau untuk membantu detoksifikasi pada orang dengan ketergantungan opioid.
Naltrexone adalah obat yang membalikkan efek opioid dan digunakan terutama dalam pengelolaan ketergantungan alkohol dan ketergantungan opioid.
Naltrexone cocok sebagai pengobatan transisi bagi individu yang telah menggunakan terapi dengan metadon. Pasien dengan terapi metadon harus didorong untuk menggunakan naltrexone selama periode postmethadone, bila gejala berlarut-larut sering menyebabkan pasien untuk memulai kembali penggunaan opioid.
Bernice Bond, seorang pasien berusia 90 tahun, diresepkan hanya satu tablet methotrexate setiap minggu. Namun, seorang apoteker, Alexander Wilson memberikannya satu blister sehingga Bond mengonsumsi tujuh tablet dalam satu minggu.
Wilson kemudian menemukan ada kesalahan ketika asisten apoteker meletakkan 1,5 tablet methotrexate di tempat penyimpanan obat untuk dosis harian. Meskipun ia telah meminta asisten apoteker untuk mengeluarkan tablet kelebihannya, ia tidak memeriksa kembali obat yang diberikan.
Tiga minggu kemudian, pasien mengeluhkan infeksi parah dan meninggal pada bulan Juni tahun lalu.
Izin praktik apoteker Wilson ditangguhkan selama 2 bulan oleh the Nova Scotia College of Pharmacists dan harus membayar $7.500 untuk biaya hukum dan denda $5.000. Wilson harus mengikuti program quality assurance dan melaporkan 12 audit pekerjaannya. Selain itu, Ia juga harus meminta maaf kepada keluarga pasien.
Meskipun demikian, cucu Bond, Samantha Rumley, mengatakan bahwa hukumannya “tidak tegas”, dan meminta komite untuk menarik izin prakteknya.
Ia merasa kejadian ini membuatnya sangat menderita dan infeksi yang diderita Bond membuat keluarga tidak bisa menyentuh mayatnya.
“Faktanya kami tidak bisa menghiburnya sebagaimana yang kami ingin lakukan dua hari terakhir sebelum ia meninggal, dan ini sangat mengganggu kami. Ini bukanlah cara terbaik untuk merelakan orang tersayang,” katanya.
Dalam kasus apoteker Leanne Forbes menerima hukuman 1 bulan penangguhan izin praktiknya setelah pada bulan November 2015, Forbes meracik resep untuk metadon dan naltrexone tetapi tidak memberikan naltrexone.
Penghentian pemberian naltrexone sangat berisiko keracunan metadon. Dia juga tidak berkomunikasi untuk menghubungi dokter segera. Pasien meninggal pada 3 Desember 2015.
Laporan forensik menyatakan bahwa keracunan metadon menjadi penyebab kematian dan pasien meninggal karena tidak mengonsumsi naltrexone.
Forbes juga harus membayar denda $ 7.500 dan menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga. Selain itu Forbes harus kembali mengikuti pelatihan mengenai interaksi obat dan mengambil kursus terkait metadon.
Sumber :
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…