farmasetika.com – Sebuah vaksin malaria, yang dikembangkan bersama oleh University of Tübingen dan perusahaan biotek Sanaria Inc., telah menunjukkan hasil positif pada uji klinik tahap 2 dengan memberikan perlindungan 100% terhadap malaria selama 10-minggu.
Vaksin ini bekerja berinteraksi dengan sporozites dari parasit penyebab malaria dan dikombinasikan dengan obat-obatan yang diperlukan untuk menghancurkan sporozites.
Uji klinik tahap 2 ini dilakukan terhadap 67 sukarelawan dan hasilnya cukup menjanjikan untuk mendapatkan perhatian di seluruh dunia. Kurang lebih sebanyak 483.000 orang meninggal karena malaria tahun lalu dan ada total 214 juta infeksi pada 2015. Hal inilah yang menyebabkan pentingnya diperlukan sebuah vaksin, terutama di dalam hal pengobatan di negara tropis (Afrika) di mana sebagian besar korban adalah anak-anak di bawah usia lima tahun.
Vaksin baru ini diberikan kepada tiga kelompok yang berbeda, dengan berbagai tingkat kekuatan dosis. Dosis terendah memiliki 33% perlindungan, kelompok tengah mengalami 67% perlindungan persen dan kekuatan tertinggi ditampilkan perlindungan 100%. Vaksin ini diberikan melalui inokulasi vena secara langsung, dengan parasit hidup malaria dan obat, chloroquine, yang telah digunakan untuk mengobati malaria selama bertahun-tahun.
“Dengan vaksinasi patogen aktif yang hidup sepenuhnya, tampak jelas bahwa kami mampu memicu respon imun yang sangat kuat,” komentar pemimpin studi Benjamin Mordmueller,
“Selain itu, semua data yang kita miliki sejauh ini menunjukkan bahwa apa yang kita miliki di sini relatif stabil, perlindungan tahan lama. ” lanjutnya.
Malaria pembawa parasit seperti nyamuk adalah sarana yang bisa menyebarkannya kedalam tubuh untuk pindah ke hati untuk mereproduksi. Tidak terdeteksi oleh tubuh, dan sistem kekebalan tubuh, sebelum mencapai titik di mana ia dapat menyebar ke seluruh tubuh. Pada saat itu, reaksi kekebalan bisa terlalu lambat untuk memerangi infeksi. Vaksin ini efektif meniru bagian kedua dari proses ini, dimana reaksi imun dapat segera dilaksanakan terhadap parasit.
Langkah berikutnya untuk vaksin ini adalah untuk melanjutkan studi klinis pada manusia dalam jumlah yang lebih besar dan penelitian akan didanai untuk menguji kemanjurannya oleh DZIF, di pusat-pusat vaksinasi di Gabon.
Sumber :
Malaria vaccine displays 100% success rate in clinical trial. http://www.pharmafile.com/news/513331/malaria-vaccine-displays-100-success-rate-clinical-trial (Diakses 19 Februari 2017).
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…