farmasetika.com – Sebuah vaksin terapeutik yang bertujuan untuk mengurangi viral load pasien dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV) saat ini sedang dalam tahap percobaan klinis fase 1 di Havana, Kuba, dimana tujuan utamanya adalah mempelajari keamanannya.
Menurut Yayri Caridad Prieto Correa, seorang peneliti dari Pusat Rekayasa Genetika dan Bioteknologi (the Center for Genetic Engineering and Biotechnology/CIGB) mengatakan bahwa sembilan pasien yang terlibat dalam uji klinik tidak menunjukkan efek samping atau toksisitas yang merupakan tujuan utama dari fase ini.
Setelah studi praklinis pada hewan laboratorium, dan tes dalam kelompok kecil manusia sebelumnya, menunjukkan bahwa respon imun dari organisme meningkat karena penggunaan vaksin TERAVAC-VIH, selain itu, mampu mengurangi kadar virus HIV dalam darah pasien.
Prieto Correa mengatakan kepada Cuba News Agency bahwa dirinya bersikeras dan menyakinkan kepada publik, dengan hasil ini tidak menciptakan suatu harapan palsu.
“Ini adalah proyek multi-tahun, dan akan mengambil waktu yang akan mencakup fase pengujian dengan sejumlah besar orang seropositif yang berskala besar dan khasiat yang luas akan diuji untuk menentukan apakah bisa atau tidak untuk melanjutkan nya ke pasaran.” ujar Prieto Correa.
Vaksin ini dapat diberikan secara nasal, oral dan dapat disampaikan melalui spray serta injeksi. Para peneliti yang terlibat dalam penelitian ini menekankan bahwa vaksin tidak menyembuhkan tetapi akan mengurangi payload yang bertentangan dengan penghapusan lengkap dari virus.
Proyek ini menjadikan pekerjaan fenomenal di Kuba. Hal itu diakui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) sebagai negara pertama untuk memberantas penularan HIV dari ibu ke anak. Hal ini dicapai melalui perawatan prenatal yang komprehensif untuk ibu, yang termasuk tes HIV dan sifilis dalam perjuangan untuk mengurangi timbulnya kedua penyakit. Program ini cukup sukses dengan hanya 2 anak-anak yang lahir dengan HIV pada tahun 2013 dan hanya 5 yang lahir dengan sifilis.
Sumber :
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…