farmasetika.com – Studi terbaru yang dilakukan oleh sekelompok peniliti dari Harry Perkins Institute of Medical Research, Australia menunjukkan bahwa pemberian vitamin D dan beberapa senyawa agonisnya seperti asam litokolat (LCA) dapat menghentikan dediferensiasi sel beta pankreas. Dediferensiasi merupakan salah satu penyebab kegagalan sel beta pankreas dalam memproduksi hormon insulin1.
Pada awal perkembangan diabetes mellitus tipe 2, sel beta memiliki gangguan sekresi insulin fase pertama, yang mana produksi insulin tidak dapat mengkompensasi resitensi insulin sel target. Jika hal ini tidak ditangani dengan baik, kemungkinan rusaknya sel beta pankreas akan meningkat dalam waktu dekat dan berakibat pada turunnya kemampuan sel beta dalam memproduksi hormon insulin.
Para peneliti menemukan bahwa vitamin D dan senyawa analognya dapat merawat sel beta pankreas dari proses dediferensiasi melalui peningkatan ekspresi gen pada reseptor vitamin D di dalamnya. Di antara seluruh senyawa analog vitamin D yang diujikan selama penelitian, asam litokolat propionat memiliki efek paling kuat dalam melindungi fungsi sel beta untuk menghasilkan insulin. Hal ini dapat dimanfaatkan sebagai salah satu upaya pengembangan obat terbaru untuk mencegah keparahan kondisi pasien diabetes mellitus tipe 2.
“Hasil investigasi kami menunjukkan adanya sebuah senyawa yang dapat menghambat perkembangan pradiabetes dan diabetes mellitus tipe 2 secara dini”, kata salah seorang tim peneliti, Abraham Neelankal John2.
Sebelumnya telah dilakukan penelitian terkait hubungan reseptor vitamin D dan diabetes mellitus tipe 2 secara in vitro. Dalam riset tersebut dinyatakan bahwa kurangnya asupan vitamin D dapat menjadi salah satu faktor resiko penyakit diabetes mellitus. Ekspresi gen transkripsi insulin pada reseptor vitamin D menjadi kunci utama dalam memelihara sel beta pankreas dari proses dediferensiasi3.
Abraham Neelankal John menambahkan, “Harapan kami, selanjutnya dapat diproduksi obat antidiabetes yang sifat psikokimianya menyerupai LCA dengan target reseptor vitamin D untuk membantu masyarakat dunia dalam menghadapi penyakit diabetes”.
Referensi:
[1] Whiteman. H. 2017. Targeting vitamin D receptors could prevent type 2 diabetes. Available online at https://www.medicalnewstoday.com/articles/319719.php [accessed on October 12, 2017]. [2] Neelankal John, A., et al. 2017. Vitamin D receptor-targeted treatment to prevent pathological dedifferentiation of pancreatic β cells under hyperglycaemic stress. Diabetes and Metabolims, Volume 43. France: Elsevier Masson SAS. [3] Kostoglou-Athanassiou, I., et al. 2013. Vitamin D and glycemic control in diabetes mellitus type 2. Therapeutic Advances in Endocrinology and Metabolism. 4(4), pp. 122-128.Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…