farmasetika.com – Aliqopa atau Copanlisib adalah sediaan farmasi yang berbentuk injeksi Intravena. Copanlisib Dihidroklorida merupakan zat aktif dari Aliqopa yang memiliki rumus molekul C23H28N8O4.2HCl dan memiliki berat molekul 553,45 g/mol. Sediaan ini berwarna kuning cerah.
Pengembangan obat baru terjadi karena fenomena kehidupan yang selalu berkembang hingga masa sekarang. Dalam hal ini suatu penyakit dapat menjadi landasan dikembangkannya suatu obat baru yang dikeluarkan.
Berdasarkan penelitian, Folikular Limfoma adalah limfoma Non-Hodgkin yang paling umum (NHL) terjadi di daerah bagian Barat. Meskipun Folikular Limfoma dianggap tidak dapat disembuhkan dengan kemoterapi standar, kemajuan dalam pengobatan dan pemahaman kita tentang ilmu biologi telah memperbaiki manajemen penyakit dan hasil klinis. Disini dapat ditinjau secara singkat tentang ilmu biologi yang mempelajari Folikular Limfoma dan didiskusikan lebih lanjut strategi terapeutik yang berkembang (Kahl dan Young, 2016).
Untuk pengobatan penyakit ini sendiri dapat digunakan Aliqopa (Copanlisib) yang berindikasi pada pasien dewasa yang telah menerima kurang lebih dua terapi sistemik sebelumnya (Medscape, 2017).
Kelebihan Aliqopa dari produk sebelumnya adalah dapat digunakan untuk pengobatan orang dewasa dengan limfoma folikel kambuhan yang sebelumnya telah menerima setidaknya dua perawatan atau yang lebih dikenal sebagai terapi sistemik, sehingga Aliqopa merupakan obat yang cocok digunakan dalam kondisi serius untuk memenuhi kebutuhan medis yang belum dapat terpenuhi dan mendorong pengembangan obat untuk pengobatan penyakit langka.
Sebelumnya, dalam mengatas penyakit limfoma, Nelarabine (arranon) digunakan. Arranon merupakan obat dalam bentuk sediaan infus intravena. Formulasinya adalah 250 mg nelarabin (5mg nelarabin/ml) sebagai zat aktif dan nacl (4,5 mg/ml) sebagai pengatur ph dalam 50 ml water pro injection.
Aliqopa hanya ditujukan untuk pemberian secara parenteral, maka aliqopa dibuat dalam bentuk sediaan infus intravena dosis tunggal. Produknya larutan steril berwarna putih agak kekuningan. Dalam pembuatan infus intravena, aliqopa diformulasikan dengan mencampurkan copanlisib sebagai zat aktif dengan beberapa eksipien diantaranya asam sitrat anhidrat, manitol, dan natrium hidroksida.
Aliqopa merupakan inhibitor phosphatidylinositol-3-kinase (PI3K) dengan aktivitas penghambatan utama terhadap isoform PI3K-α dan PI3K-δ yang terekspresi dalam sel B malignan. Aliqopa dapat menginduksi kematian sel tumor dengan apoptosis dan penghambatan proliferasi sel B primer malignan. Aliqopa menghambat beberapa jalur kunci pensinyalan sel, termasuk pensinyalan sel B reseptor (BCR) dan pensinyalan NFκB pada sel limfoma.
Aliqopa diberikan sebagai infus intravena 1 jam pada hari ke 1, 8, dan 15 dari siklus pengobatan 28 hari dengan jadwal intermiten. Pengobatan harus dilanjutkan sampai terjadi perkembangan.
Konsentrasi plasma puncak tercapai ketika konsentrasinya 463 ng/mL. Aliqopa memiliki t1/2 (waktu paruh) 39,1 jam. Obat ini diekskresi melalui feses dan urin. Sebanyak 50% diekskresi dalam bentuk senyawa yang tidak berubah, dan 50% diekskresi dalam bentuk metabolit.
Aliqopa disuntikkan ke pembuluh darah melalui infus.Penyedia layanan kesehatan akan memberi suntikan ini.Obat ini harus diberikan perlahan, dan infus bisa memakan waktu minimal 1 jam untuk menyelesaikannya.Aliqopa diberikan dalam siklus pengobatan 28 hari. Pasien akan menerima obat hanya pada hari-hari tertentu setiap siklus. Dokter akan menentukan berapa lama pasien harus dirawat dengan obat ini.Copanlisib dapat menurunkan sel darah yang membantu tubuh melawan infeksi. Darah perlu diuji sering. Pengobatan kanker mungkin tertunda berdasarkan hasil tes ini.Tekanan darah juga perlu sering diperiksa.Simpan obat ini pada suhu ruangan dari kelembaban dan panas.
Injeksi, bubuk terliofilisasi untuk rekonstitusi.
Diindikasikan untuk limfoma folikel kambuh (FL) pada pasien yang telah menerima setidaknya 2 terapi sistemik sebelumnya 60 mg IV pada hari ke 1, 8, dan 15 dari siklus pengobatan 28 hari dengan jadwal intermiten (21 hari pada dan 7 hari libur).Lanjutkan pengobatan sampai perkembangan penyakit atau toksisitas yang tidak dapat diterima.
Modifikasi Dosis
Infeksi
Mempertimbangkan glukosa darah puasa (FBG) ≥160 mg / dL atau acak / non-FBG ≥200 mg / dL: Perlakukan pengobatan sampai mendahului FBG ≤160 mg / dL atau acak / non-FBG ≤200 mg / dL. Predose atau postdose glukosa darah ≥ 500 mg / dL
Predasi tekanan darah (BP) ≥ 150/90 mmHg: Perlakukan pengobatan sampai BP <150/90 mmHg berdasarkan 2 pengukuran BP berturut-turut setidaknya 15 menit.Postdose meningkatkan BP dengan konsekuensi mengancam jiwa: Hentikan pengobatan.
Efek samping yang terjadi seperti :
Contoh obat inducer CYP3A : carbamazepine, enzalutamide, mitotane, fenitoin, dan rifampisin.
Contoh obat inhibitor CYP3A : boceprevir, clarithromycin, cobicistat, conivaptan dll
Sayangnya, obat ini belum terdapat di Indonesia. Copanlisib tidak dipasarkan diberbagai negara serta tidak adanya data keamanan postmarketing yang tersedia.
Penulis : Dina Purwati, Ayu Dwi Putri Sulistya, Imroatul Chusniah, Henivia Novanti, Bagus Maulana, Nadya Indah Dewanti, Ina Widia, Mandeep K Dhillon
DAFTAR PUSTAKA
FDA. 2017. ALIQOPA™ (copanlisib) for injection, for intravenous use Initial U.S. Approval: 2017. Available Online at https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2017/209936s000lbl.pdf (Diakses pada 17 November 2017).
FDA. 2017. FDA Approves New Treatment for Adults with Relapsed Follicular Lymphoma. Available online at https://www.fda.gov/NewsEvents/Newsroom/PressAnnouncements/ucm576129.htm (Diakses pada tanggal 18 November 2017).
Kahl, Brad dan Yang, David. 2016. Follicular Lymphoma : Evolving Therapeutic Strategies. Blood 127 : 2055-2063
Medscape. 2017. Aliqopa. Available at https://reference.medscape.com/drug/aliqopa-copanlisib-1000177#91 (Diakses pada 17 November 2017)
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…