farmasetika.com – Dalam dunia kesehatan khususnya farmasi, mendengar kata suspensi mungkin sudah tidak asing lagi. Nah, bagaimana dengan masyarakat yang belum mengetahuinya ?? kebanyakan masyarakat hanya mengetahui obat oral hanya dalam bentuk sediaan tablet, kapsul atau sirup. Umunya untuk sediaan obat cair, menyebutnya dengan sirup, padahal sediaan sirup itu bermacam-macam bentuknya ada suspensi, emulsi, eliksir dan lain sebagainya.
Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Zat padat yang terdispersi tersebut dapat memisah secara perlahan-lahan namun dapat segera terdispersi (tercampur) kembali dengan mudah. Berbeda dengan larutan yang semua zat aktifnya terlarut, suspensi cenderung membentuk endapan sehingga diperlukan penggojogan/pengocokan sebelum digunakan.1 Pengocokan ini erat kaitannya dengan homogenitas dosis yang digunakan setiap dikonsumsinya yang otomatis berpengaruh terhadap efek terapinya.
Dalam suspensi, terdapat dua fase yaitu fase internal (fase terdispersi) dan fase eksternal (fase dispersi). Fase internal terdiri atas partikel padatan yang tidak larut dengan range ukuran tertentu (untuk menjamin homogenitasnya) yang terdispersi dalam fase eksternal dengan bantuan suatu suspending agent tertentu (tunggal maupun kombinasi). Sedangkan fase eksternal pada umumnya merupakan fase air tetapi dapat juga berupa fase organik atau cairan berminyak untuk pemakaian non oral.2
Partikel sistem flokulasi berbentuk agregat yang dapat mempercepat terjadinya sedimentasi. Hal ini disebabkan karena setiap unit partikel dibentuk oleh kelompok partikel sehingga ukurann agregat relatif besar.2
Dalam sistem suspensi flokulasi maka partikel obat terdispersi dalam bentuk agregat (kelompok).
Sistem suspensi flokulasi memiliki laju pengendapan yang cepat, hal ini disebabkan karena partikel terdispersi pada sistem flokulasi itu berkumpul.
Dengan memiliki laju pengendapan yang cepat maka terbentuknya endapan pada sistem suspensi flokulasi akan lebih cepat. Terbentuknya endapan tentu menjadikan zat aktif tidak terdispersi secara merata (tidak homogen) sehingga bisa mempengaruhi keseragaman dosis tipa pengambilan. Maka dari itulah sediaan suspensi selalu diberi peringatan untuk dikocok terlebih dahulu sebelum digunakan.
Sistem suspensi flokulasi mengendap dalam bentuk agregat (kelompok) sehingga endapan yang terbentuk kurang rapat (berongga). Rongga inilah yang kemudian dimasuki oleh fase cair sehingga ketika sediaan suspensi dikocok maka akan lebih mudah didispersikan(tercampurkan) kembali.
Dengan partikel terdispersi yang berkelompok (agregat) maka jelas bahwa suspensi flokulasi akan membentuk rongga diantara partikel yang terdispersi sehingga fase cair bisa memenuhi rongga tersebut dan tampilan suspensi flokulasi terlihat lebih cair.
Perlu diketahui bahwa, sistem suspensi flokulasi bukan merupakan bentuk ketidakstabilan suspesi ataupun keuntungan dan kerugiannya. Sistem suspensi flokulasi memiliki tujuan yaitu dimana karakteristik yang berkelompok sehingga sistem flokulasi lebih cocok untuk suspensi oral yang diinginkan untuk diabsorbsi ke sirkulasi sistemik.
Contoh sediaan suspensi terflokulasi yang dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari yaitu jamu dan antibiotik (serbuk yang dilarutkan dengan penambahan air).
Sumber :
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…
Majalah Farmasetika - Produk farmasi, seperti obat-obatan, memerlukan stabilitas tinggi untuk menjaga efektivitas dan kualitasnya…
Majalah Farmasetika - Dalam dunia perdagangan obat, surat pesanan memiliki peran yang sangat penting. Di…
Majalah Farmasetika - Di fasilitas distribusi farmasi, memastikan obat-obatan dan alat kesehatan tetap berkualitas sepanjang…
Majalah Farmasetika - Studi kohort yang baru-baru ini diterbitkan dalam Annals of Medicine Journal menetapkan…
Jakarta - BPOM resmi mengumumkan penarikan produk pangan olahan impor latiao asal Tiongkok penyebab keracunan.…