Edukasi

6 Produk Makanan yang Sering Dipalsukan Saat Ini

Farmasetika.com – Jika Anda seorang pembelanja yang cerdas, Anda mungkin selalu mencari dan memperhatikan tas, sepatu dan jam tangan imitasi saat menuju ke pusat perbelanjaan. Tapi bagaimana dengan bahan imitasi di toko bahan makanan?

Menurut sebuah studi tahun 2017 oleh Universitas Dalhousie, Kanada, Konsumen di Kanada saat ini semakin khawatir tentang kecurangan makanan dan menanyakan apakah mereka memakan sesuai yang mereka bayar.

Entah itu ikan palsu, minyak zaitun yang dipalsukan atau biji kopi yang diencerkan, 40 persen orang Kanada yang disurvei mengatakan bahwa mereka yakin telah menjadi korban kecurangan produk makanan.

“Pemalsuan makanan selalu ada tapi kami baru mulai melihat lebih proaktif,” Sylvain Charlebois, pakar industri makanan di Universitas Dalhousie mengatakan.

Dia mengatakan bahwa perusahaan dan individu memiliki “motivasi ekonomi” untuk menjual makanan palsu karena kurangnya penyelidikan, terutama bila menyangkut produk cair dan bubuk, seperti minyak dan rempah-rempah.

Berikut adalah daftar makanan palsu teratas dan bagaimana cara menemukannya.

1. Minyak Zaitun

Minyak zaitun bukanlah jenis terjelek dari kecurangan produk makanan di pasaran, tapi ini mudah untuk diketahui, menurut pakar pemalsuan makanan Larry Olmsted.

Minyak zaitun dapat dimodifikasi dengan berbagai cara, seperti mengurangi minyak sebenarnya dengan minyak yang lebih murah (seperti kedelai atau bunga matahari) atau mengurangi minyak zaitun berkualitas tinggi dengan kualitas rendah.

2. Keju Parmesan

Investigasi Bloomberg News tahun 2016 menemukan bahwa beberapa keju Parmesan memiliki pulp kayu di dalamnya.

Aditif ini tampaknya digunakan untuk mencegah penggumpalan yang juga dapat dihindari dengan pati kentang, menurut ilmuwan makanan Mark Johnson dari Center for Dairy Research di Wisconsin.

Pulp kayu sebenarnya dianggap aman dikonsumsi dalam jumlah tertentu, katanya. Namun, “mungkin ada godaan untuk digunakan lebih dari yang diperlukan.” Itu karena bubur kayu lebih murah dari pada keju, jadi beberapa perusahaan mungkin menggunakan lebih banyak untuk melemahkan persaingan mereka, tambahnya.

3. Seafood

“Seafood adalah satu kategori yang paling bermasalah untuk makanan palsu,” kata Olmsted. Dan jika Anda pikir Anda bisa menghindari ikan palsu dengan makan di restoran kelas atas, pikirkan lagi.

Sebuah studi di A.S. tahun 2013 yang dilakukan oleh Oceana, menemukan 38 persen dari semua restoran sampel dan 74 persen dari semua restoran sushi, terjadi kesalahan penamaan spesies ikan yang disajikan.

“Jika Anda memesan fillet ikan kakap merah dan mendapatkan jenis ikan lain, Anda mungkin tidak tahu,” katanya. “Orang tidak tahu seperti apa ikan tertentu.” Hal ini terutama terjadi jika ikan tidak disajikan utuh dan berbentuk “olahan,” katanya.

Strategi terbaik untuk mendapatkan ikan asli adalah dengan mencoba membelinya sedekat mungkin dengan bentuk alaminya, kata Olmsted.

4. Madu

Madu secara konsisten masuk dalam daftar Top 10 untuk pemalsuan makanan, menurut Olmsted. Dan ini karena madu merupakan salah satu bentuk gula yang paling mahal dan mudah untuk dipalsukan.

Madu dapat diencerkan dengan sirup jagung fruktosa tinggi, gula tebu dan gula bit.

5. Kopi

Biji kopi dan kopi bubuk dapat dipalsukan dengan ranting, batu, jelai, dan sekam jagung untuk meningkatkan berat yang nyata, menurut Penasihat Penipuan Makanan.

Tapi jika Anda ingin menghindari biji kopi yang dipalsukan, belilah biji utuh dan giling di rumah.

6. Safron

Safron adalah salah satu rempah-rempah yang paling mahal, tapi juga salah satu yang paling banyak dipalsukan juga.

Menurut Database Penipuan Makanan, safron sebenarnya bisa mengandung bunga marigold, rambut jagung, kapur tulis, bawang merah dan benang katun.

Sumber : https://globalnews.ca/news/4014182/food-fraud-avoiding-fake-product/

farmasetika.com

Farmasetika.com (ISSN : 2528-0031) merupakan situs yang berisi informasi farmasi terkini berbasis ilmiah dan praktis dalam bentuk Majalah Farmasetika. Di situs ini merupakan edisi majalah populer. Sign Up untuk bergabung di komunitas farmasetika.com. Download aplikasi Android Majalah Farmasetika, Caping, atau Baca di smartphone, Ikuti twitter, instagram dan facebook kami. Terimakasih telah ikut bersama memajukan bidang farmasi di Indonesia.

Share
Published by
farmasetika.com

Recent Posts

Apoteker Kevin Bisa Praktek di 3 Negara Asia Tenggara

Majalah Farmasetika - Kevin Ben Laurence, seorang apoteker berbakat asal Indonesia, berhasil mendapatkan pengakuan resmi…

1 hari ago

Kolegium Farmasi Selenggarakan Ujian Re-Sertifikasi Kompetensi Apoteker

Majalah Farmasetika - Apoteker di seluruh Indonesia, persiapkan diri Anda untuk uji resertifikasi kompetensi apoteker…

3 minggu ago

Menkes Rilis Pengurus Organisasi Kolegium Farmasi 2024-2028

Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…

4 minggu ago

IVFI dan Kolegium Farmasi Indonesia Bersinergi untuk Kemajuan Tenaga Vokasi Farmasi

Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…

1 bulan ago

Anggota Dewan Klarifikasi Istilah Apoteker Peracik Miras di Dunia Gangster

Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…

1 bulan ago

Penggunaan Metformin pada Pasien Diabetes Tingkatkan Risiko Selulitis, Infeksi Pada Kaki, dan Amputasi

Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…

1 bulan ago