Farmasetika.com – Sebuah perusahaan farmasetika Jepang memastikan bahwa mereka punya obat dalam tahap uji klinik yang dapat meringankan beban penyakit flu.
Shionogi membuat klaim bahwa penggunaan baloxavir marboxil untuk penanganan virus influenza yang belum beredar di pasaran memiliki pengaruh yang lebih cepat dibandingkan dengan obat flu lainnya, dengan hanya cukup satu kali dosis pengobatan dapat membunuh virus untuk sehari penuh secara efektif.
Dalam laporan uji klinis fase ketiga tahun lalu, jumlah rata-rata waktu yang diperlukan senyawa tersebut untuk membunuh seluruh virus yang ada dalam tubuh orang dewasa sehat hanya lebih sedikit dari 24 jam.
Sebagai perbandingan, pengobatan flu yang paling sering dipakai, oseltamivir (dijual dalam merk Tamiflu), membutuhkan 72 jam, dan konsumsi placebo memerlukan waktu 96 jam lamanya untuk membunuh virus tersebut.
Walaupun waktu yang diperlukan bagi baloxavir marboxil ataupun oseltamivir untuk penyembuhan gejala flu serupa, Shinogi menyatakan bahwa obat uji-nya memberikan rasa sembuh lebih cepat sehingga dapat mengendalikan penyebaran virus lebih baik untuk mereka yang memakai obat tersebut.
Obat yang diberikan secara oral ini bekerja dengan mekanisme biologis yang berbeda dari oseltamivir, dimana obat ini merupakan inhibitor dari neuraminidase, enzim yang digunakan oleh virus untuk melakukan reproduksi dalam sel yang terjangkit.
Sebagai perbandingan, Shionogi membuat baloxavir marboxil dari penemuannya dalam obat anti HIV yang menargetkan enzim-enzim yang berbeda dan mencegah sel dari serangan virus.
Keuntungan lainnya dari obat ini adalah single dose delivery dibandingkan penggunaan oseltamivir yang membutuhkan dosis sebanyak 10 regimen dimana memerlukan pemberian dua dosis setiap harinya selama lima hari.
“Keuntungan dari obat ini adalah penggunaan yang hanya satu kali, dibandingkan dengan jangka waktu terapi, sangat menguntungkan untuk perencanaan pandemik” kata Daniel O’Day kepada Bloomberg.
Menurut koran Jepang The Asahi Shimbun, obat yang menargetkan tipe A dan tipe B virus influenza sekaligus, menerima lampu hijau dari kementrian kesehatan Jepang pada Februari awal, yang mengindikasikan sinyal baik untuk manufaktur dan penjualan obat tersebut.
Persetujuan secara formal dilaporkan berlangsung dengan cepat dan obat ini diharapkan dapat beredar di Jepang mulai bulan depan, yang berarti pengobatan dari obat ini dapat digunakan sejak Mei mendatang.
Untuk ketersediaan obat ini di Amerika Serikat dan di tempat lainnya masih belum mendapat jawaban pasti untuk saat ini.
Menurut The Wall Street Journal, Shionogi bersama pembuat Tamiflu, Roche, yang memiliki hak untuk mendistribusikan baloxavir barboxil secara internasional, akan mengajukan izin untuk penjualan obat ini di Amerika Serikat pada musim panas ini, dengan jawaban yang diekspektasikan akan datang pada 2019 mendatang.
Selagi menunggu vaksin flu universal yang sejak lama dinantikan, penggunaan pengobatan flu umum yang biasa digunakan masih menjadi pilihan terbaik untuk melewati musim flu saat ini.
Disadur dari https://www.sciencealert.com/japanese-company-claims-experimental-drug-kills-flu-virus-in-a-single-day-influenza-shionogi-baloxavir
Penulis : Adhitiya Daniyal, Irawati Nur Hidayah
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…