Farmasetika.com – Pharmaceutical care menggeser paradigma praktik kefarmasian dari drug oriented menjadi patient oriented. Perubahan paradigma tersebut mempengaruhi bentuk pelayanan kefarmasian di komunitas, rumah sakit, puskesmas, maupun fasilitas pelayanan kesehatan yang lain.
Konsekuensi dari perubahan paradigma tersebut maka apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan agar mampu berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lain secara aktif, berinteraksi langsung dengan pasien di samping menerapkan keilmuannya di bidang farmasi. Apoteker di sarana pelayanan kesehatan mempunyai tanggung jawab dalam memberikan informasi yang tepat tentang terapi obat kepada pasien.
Apoteker berkewajiban menjamin bahwa pasien mengerti dan memahami serta patuh dalam penggunaan obat sehingga diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan terapi khususnya kelompok pasien lanjut usia dan pasien dengan penyakit kronis. Salah satu bentuk pharmaceutical care adalah home pharmacy care yaitu kepada pasien yang dilakukan di rumah khususnya untuk kelompok pasien lanjut usia, pasien yang menggunakan obat dalam jangka waktu lama seperti penggunaan obat-obat kardiovaskuler, diabetes, TB, asma dan obat-obat untuk penyakit kronis lainnya.
Home Care oleh apoteker adalah pendampingan pasien oleh apoteker dalam pelayanan kefarmasian di rumah terutama untuk pasien yang tidak atau belum dapat menggunakan obat dan atau alat kesehatan secara mandiri, yaitu pasien yang memiliki kemungkinan mendapatkan risiko masalah terkait obat misalnya komorbiditas, lanjut usia, lingkungan sosial, karateristik obat, kompleksitas pengobatan, kompleksitas penggunaan obat, kebingungan atau kurangnya pengetahuan dan keterampilan tentang bagaimana menggunakan obat dan atau alat kesehatan.
Bagi Pasien:
Bagi Apoteker :
Pasien yang perlu mendapat pelayanan kefarmasian di rumah antara lain:
Tabel 1 : 20 (dua puluh) macam obat yang secara umum dipertimbangkan tidak sesuai untuk pasien lanjut usia (Twenty Drugs Considered Generally Inappropriate For Use in the Elderly)
Diazepam
Flurazepam Pentobarbital Amitriptyline Isoxsuprine Cyclobenzaprine Orphenadrine Chlordiazepoxide Meprobamate Secobarbital |
Indomethacin
Cyclandelate Methocarbamol Trimethobenzamide Phenylbutazone Chlorpropamide Propoxyphene Pentazocine Dipyridamole Carisoprodol |
Tahapan Home Pharmacy Care
Home care dapat dihentikan apabila pasien memenuhi kondisi berikut :
Daftar Pustaka
American Society of Health-System Pharmacist. 2000. ASDP Guidelines on the Pharmacist’s Role in Home Care,. Diambil dari http://www.ashp.org/
American Society of Health-System Pharmacists. 2000. Home Care Pharmacy: Extending Clinical Pharmacy Services Beyond Infusion TherapyTriler D.M., Hamilton R.A. et al. Am J Health-Syst Pharm 57(14):1326-1331
Kemenkes RI. 2008. Pedoman Pelayanan Kefarmasian Di Rumah (Home Pharmacy Care). Jakarta: Kemenkes RI
Sreelalitha NEV, Narayana G, Padmanabha Y, Reddy RM. Review of Pharmaceutical Care Services Provided by The Pharmacist. IRJP 2012;3(4):78-79
Penulis : Ahmad, Program Profesi Apoteker, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…