Categories: Sediaan Farmasi

AEMCOLO, Tablet Antibiotik Teknologi Baru untuk Obat Diare Bagi Traveler

Farmasetika.com – Obat AEMCOLO (Rifamycin) ini dapat mengobati beberapa penyakit saluran pencernaan seperti diare, radang usus (kolitis ulserfatif) dan dapat dijadikan obat pendukung untuk penyakit inflammatory bowel disease. Target dari obat AEMCOLO adalah untuk mengobati penyakit traveler’s diarrhea. Traveler’s diarrhea merupakan penyakit diare yang diderita oleh para pelancong yang disebabkan karena infeksi bakteri. Hampir sebanyak 80-90% diare yang dialami para pelancong disebabkan karena bakteri.

Mekanisme Kerja AEMCOLO

Aktivitas antibakteri dari rifamycin merupakan hasil dari tingginya afinitas ikatan antara RNA polimerase yang bergantung pada DNA prokariot (RNAP) dan penghambatan sintesis RNA. Rifamycin menghambat transkripsi RNAP melalui sinyal alosterik yang merusak pengikatan ion Mg2+ di situs aktif sehingga memperlambat katalisis dan memfasilitasi disosiasi transkrip RNA pendek.

Penggunaan, Efek Samping dan Kontraindikasi

Dosis 194mg delayed-release tablets, 2x sehari, 2 tablet selama 3 hari. Penggunaan obat dapat dikonsumsi dengan/tanpa makan. Konsumsi dengan air minum (6-8 oz), jangan konsumsi bersama alcohol. Obat jangan di hancurkan, dibagi dua, atau dikunyah.

Efek samping yang mungkin terjadi, yaitu konstipasi (3.5%), sakit kepala (3.3%), dispepsia (<2%). Kontraindikasi obat, yaitu hipersensitif rimfamisin dan agen antrimikroba.

Mengapa menjadi penting AEMCOLO untuk disahkan oleh FDA?

Menurut Herbert L. DuPont, MD, seorang Profesor penyakit menular di Universitas Texas-Houston, diare yang dialami oleh para traveller memiliki keseriusan yang potensial. Selain itu, sejak awal tahun 90’an telah terjadi peningkatan resistensi terhadap penggunaan antibiotik. Maka dari itu, penting untuk memiliki opsi baru untuk pengobatan penyakit akibat infeksi bakteri khususnya diare.

Berdasarkan uji klinis secara Randomized Controlled Trial (RCT) menunjukkan bahwa AEMCOLO dapat mengurangi gejala diare yang dialami oleh traveller dibandingkan dengan placebo diantara 264 orang dewasa di Guatemala dan Meksiko.

Tabel 1.Antibiotik yang Digunakan untuk Pengobatan Diare pada Pelancong

Antibiotik Dosis Keterangan
Ciprofloxacin (Cipro) 500 mg dua kali sehari selama 3 hari Quinolon yang lain seperti norfloxacin dan levofloxacin merupakan obat yang efektif
Rifaximin (Xifaxan) 200 mg tiga kali sehari selama 3 hari Tidak efektif pada pasien dengan keluhan disentri (Hoge et al, 1998)
Azithromycin (Zithromax) Dewasa : 500 mg sehari – 3 hari (Adachi et al, 2003)

Anak-anak : 10 mg per kg sehari selama 3 hari (Stauffer et al, 2002)

Antibiotik pilihan untuk anak dan ibu hamil serta pasien yang resisten terhadap golongan quinolon (Campylobacter)

Aemcolo adalah antibiotik spektrum yang luas, semi sintetis, diberikan secara oral, antibiotik yang diserap minimal. Tablet ini diproduksi dengan teknologi Multi Matrix MMX, yang dirancang untuk mengantarkan zat aktif dalam obat ke dalam lumen dengan cara delayed release (MPR, 2018).

Sumber:

Adachi JA, Ericsson CD, Jiang ZD, DuPont MW, Martinez-Sandoval F, Knirsch C, et al. 2003. Azithromycin found to be comparable to levofloxacin for the treatment of US travelers with acute diarrhea acquired in Mexico. Clin Infect Dis. 37:1165–71.

Hoge CW, Gambel JM, Srijan A, Pitarangsi C, Echeverria P. 1998. Trends in antibiotic resistance among diarrheal pathogens isolated in Thailand over 15 years. Clin Infect Dis. 26:341–5.

Medscape, 2018. Rimfamycin. https://reference.medscape.com/drug/aemcolo-rifamycin-sv-mmx-rifamycin-1000270#0 [Diakses pada 26 November 2018]

MPR. 2018. FDA to Review Aemcolo for Treatment of Travelers’ Diarrhea. Available at https://www.empr.com/drugs-in-the-pipeline/aemcolo-rifamycin-sv-mmx-antibiotic-treatment-travelers-diarrhea/article/767493/ [Diakses pada 27 November 2018]

Stauffer WM, Konop RJ, Kamat D. 2002. Traveling with infants and young children. Part III: travelers’ diarrhea. J Travel Med. 9:141–50.

Penulis : Joshua, Zahra Dzakirah Abnaz, Andrena Natalia, Alyanada Nurafifah, Novi Dwi Apriliani, Ni Made W.S. Santi

Joshua

Share
Published by
Joshua

Recent Posts

Menkes Rilis Pengurus Organisasi Kolegium Farmasi 2024-2028

Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…

4 hari ago

IVFI dan Kolegium Farmasi Indonesia Bersinergi untuk Kemajuan Tenaga Vokasi Farmasi

Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…

2 minggu ago

Anggota Dewan Klarifikasi Istilah Apoteker Peracik Miras di Dunia Gangster

Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…

2 minggu ago

Penggunaan Metformin pada Pasien Diabetes Tingkatkan Risiko Selulitis, Infeksi Pada Kaki, dan Amputasi

Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…

2 minggu ago

Anggota DPR Minta Maaf, Salah Pilih Kata Apoteker bukan Secara Harfiah

Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…

3 minggu ago

Peran Penting Apoteker dalam Menjamin Distribusi Aman Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi (NPP)

Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…

1 bulan ago