Opini

Bahaya Wadah Styrofoam dan Alternatif Penggantinya

farmasetika.com –  Zaman sekarang semua orang menginginkan semua hal yang serba praktis contohnya seperti wadah Styrofoam untuk dijadikan wadah makanan yang sekali pakai dapat langsung dibuang.

Karakteristik wadah dari styrofoam

Wadah styrofoam tersusun dari polimer-polimer yang berasal dari bahan kimia aditif. Zat-zat aditif dari wadah ini dapat bermigrasi ke makanan yang dikemas, yang berbahaya bagi manusia karena bersifat karsinogenik.

Styrofoam atau busa plastik lazim digunakan sebagai pelindung bahan mudah pecah atau disebut juga fragile. Namun, kini styrofoam menjadi salah satu pilihan bahan pengemas makanan dan minuman.

Perlu diketahui, bahwa styrofoam masih termasuk dalam famili plastik. Dengan bahan pembangun yang disebut polisterin, yaitu suatu jenis plastik yang sangat ringan, tembus cahaya, kaku dan murah tetapi cepat rapuh. Karena sifat dari bahan pembangun tersebut, ditambah beberapa bahan-bahan kimia lainnya dan akhirnya akan menghasilkan bentuk styrofoam seperti yang telah kita ketahui sekarang.

Plasticizer dalam styroform

Apa yang membuat styrofoam menjadi lentur seperti yang bisa kita lihat sekarang? Jadi, di dalam stirena tersebut yang merupakan bahan dasar dan pembangun styrofoam terdapat zat plasticizer.

Zat plasticizer adalah bahan tidak dapat menguap yang ditambah ke dalam pembuatan plastik lalu akan berpengaruh terhadap sifat plastik tersebut yang terbentuk karena akan mengurangi sifat ikatan-ikatan yang sangat kuat yang mengikat atom-atom pembentuk stirena tersebut dan menurunkan ikatan-ikatan kuat.

Plasticizer mempunyai titik didih tinggi dan penambahan plasticizer diperlukan untuk mengatasi sifat rapuh plastik yang disebabkan oleh kekuatan ikatan yang ekstensif.

Kelebihan dan kekurangan styrofoam

Pertama karena praktis. Orang-orang tidak perlu membawa wadah yang sudah kosong bekas makan atau minuman, dengan wadah styrofoam kita dapat langsung membuah wadahnya. Selain itu wadah Styrofoam juga dapat menahan panas makanan dalam waktu yang lebih lama dibandingkan dengan wadah lain.

Tetapi wadah ini juga bersifat karsinogenik atau beracun jika digunakan berlebihan. Khususnya pada makanan berkuah atau air minum yang memiliki suhu yang tinggi atau panas, dan juga jika dijadikan wadah makanan dalam waktu yang panjang wadah Styrofoam ini makin berbahaya.

Zat berbahaya dalam Styrofoam

Jadi selain bahan-bahan penyusun styroform yang telah dipaparkan, Styrofoam juga mengandung zat kimia yaitu stirena, butyl hidroksi toluene dan poltirena dan juga CFC.

Zat stiren yang terkandung pada Styrofoam ini yang dapat menyebabkan gangguan pernafasan, iritasi pada kulit, iritasi pada mata pada tingkat rendah dan dapat menyebabkan kanker pada penggunaan tingkat tinggi. Zat stirena dan zat-zat aditif lainnya yang terkandung pada Styrofoam ini dapat berpindah dari Styrofoam ke makanan.

Zat-zat yang ada dalam Styrofoam jika masuk ke dalam makanan menjadi racun dan akan menyebabkan gangguan pada system endokrin dan juga sistem reproduksi. Oleh sebab itu penggunaan Styrofoam dapat menyebabkan makanan menjadi beracun. Dan jika semakin panas makanan atau minuman yang disimpan dalam wadah Styrofoam menyebabkan semakin cepat zat-zat beracun pada Styrofoam berpindah ke makanan. Hal ini yang menyebabkan pemakaian Styrofoam sebagai wadah makanan atau minuan harus dibatasi karena sifat karsinogeniknya.

Apa itu zat Butil hidroksi toluena adalah salah satu contoh dari zat plasticizer yang memberi sifat kepada plastik. Merupakan zat yang hanya bisa larut di dalam lemak dan turunan dari fenol.

Alternatif wadah kemasan lainnya

Memangnya kemasan untuk makan dan minum cuma Styrofoam saja. Tidak, bukan? Nah, demi menjunjung tinggi prinsip ramah lingkungan, banyak sekali alternatif untuk menggantikan sosok styrofoam ini. Apa contohnya? Cara nomor satu adalah dengan selalu memakai piring atau tempat bekal makan dan selalu membawa botol minum kemanapun.

Alternatif  nomor dua adalah dengan memakai bahan yang juga plastik tetapi lebih ramah lingkungan yaitu plastic denganpolietilen, yaitu bahan-bahan plastik dengan label 3R : recycle, reuse and reduce.

Apa itu polietilen? Polietilen adalah polimer yang unsur-unsur atom karbonnya bergabung melalui ikatan kovalen yang kuat. Antara rantai satu dengan yang lain dihubungkan oleh ikatan Van der Waals yang bersifat sangat lemah daripada ikatan-ikatan lainnya yang menghubungkan atom satu dengan lainnya sehingga terbentuklah polietilen yang kita kenal dengan plastik.

Ikatan lemah tadi membuat sifat dari plastik menjadi plastis atau melayang-layang seperti kain. Tetapi perlu diingatkan lagi, bahwa alternatif nomor satu adalah yang paling ramah lingkungan dan dapat mengurangi limbah-limbah yang dapat berdampak buruk bagi lingkungan. Walaupun alternative ini bisa dibilang tidak praktis tetapi sangat menghindari dari penyakit-penyakit yang akan ditimbulkan dari Styrofoam.

Pemerintah Kota New York dan San Francisco resmi mengeluarkan larangan penggunaan kemasan sekali pakai yang terbuat dari styrofoam. Kebijakan tersebut diikuti oleh beberapa kota lain seperti Seattle, Los Angeles, Portland, dan Oregon.

Di Inggris, Oxford menjadi kota pertama yang menerapkan larangan penggunaan styrofoam sejak 2015. Semua restoran dan warung makanan diharuskan menggunakan kemasan yang ramah lingkungan atau yang bisa didaur ulang.

Oleh sebab itu mulailah dari sekarang mengganti penggunaan wadah Styrofoam.

Ditulis oleh : Afifah Cahyohartoto dan Izzah Al Mukminah.

Referensi:

Sulchan, M. dan Endang N. W. 2007. Keamanan Pangan Kemasan Plastik dan Styrofoam. Majalah Kedokteran Indonesia Vol. 57 No. 2 : 54-59.

Klik untuk mengakses BAB%20II%20Nanda.pdf

Pelarangan Styrofoam di Berbagai Negara. https://www.pikiran-rakyat.com/hidup-gaya/2016/11/12/pelarangan-styrofoam-di-berbagai-negara-384558

Izzah Al Mukminah

Share
Published by
Izzah Al Mukminah

Recent Posts

Menkes Rilis Pengurus Organisasi Kolegium Farmasi 2024-2028

Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…

4 hari ago

IVFI dan Kolegium Farmasi Indonesia Bersinergi untuk Kemajuan Tenaga Vokasi Farmasi

Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…

2 minggu ago

Anggota Dewan Klarifikasi Istilah Apoteker Peracik Miras di Dunia Gangster

Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…

3 minggu ago

Penggunaan Metformin pada Pasien Diabetes Tingkatkan Risiko Selulitis, Infeksi Pada Kaki, dan Amputasi

Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…

3 minggu ago

Anggota DPR Minta Maaf, Salah Pilih Kata Apoteker bukan Secara Harfiah

Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…

3 minggu ago

Peran Penting Apoteker dalam Menjamin Distribusi Aman Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi (NPP)

Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…

1 bulan ago