Farmasetika.com – Sebagai komitmen Bio Farma dalam hilirisasi inovasi riset terapan, mulai menunjukan ketertarikannya pada penelitian – penelitian yang dihasilkan oleh
Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia. Ketertarikan ini akan disahkan melalui proses kerjasama yang diawali dengan penandatanganan Letter of Intent (LoI) sebagai langkah awal dari kemitraan aktif antara Majelis Senat Akademik (MSA) Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) yang merupakan himpunan dari 11 Senat Akademik Perguruan Tinggi (UI, ITB, IPB, UPI, UNDIP, UGM, UNAIR, UNPAD, USU, UNHAS, dan ITS) dengan Bio Farma sebagai Industri Farmasi.
Penandatanganan LoI ini dilatarbelakangi dari tuntutan pemerintah yang menginginkan PTNBH untuk dapat terus meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa. Demi menuju kemandirian ekonomi, sehingga menuntut PTNBH untuk menghasilkan karya yang mandiri dan inovatif yang dapat bermanfaat dan memiliki daya ungkit sains yang tinggi.
Kesepakatan akan ditandatangani oleh Direktur Utama Bio Farma, M. Rahman Roestan, dengan Ketua Majelis Senat Akademik (MSA) PTNBH, Prof. Ir. Priyo. Suprobo, MS., Ph.D dalam acara Rapat Paripurna MSA PTNBH pada tanggal 22 Juni 2019, yang diselenggarakan di Universitas Hasanuddin Makassar.
Direktur Utama Bio Farma, M. Rahman Roestan mengatakan dalam bidang kesehatan dan bioteknologi, PTNBH akan menyepakati kerangka LoI bersama Bio Farma, untuk hilirisasi bidang penelitian produk lifescience, yang kedepannya akan dapat menjadi produk unggulan Indonesia yang dihasilkan oleh Bio Farma.
“Kami menyambut baik langkah awal kesepakatan antara PTNBH dengan Bio Farma, karena produk bioteknologi merupakan salah satu produk yang memiliki tingkat kompleksitas yang tinggi dan memerlukan waktu yang tidak sebentar untuk menjadi produk akhir. Sehingga dengan adanya Komitmen kesepakatan ini, hasil peneltian dari pihak PTNBH akan dihilirisasi ke industri, yang pada akhirnya akan tercipta inovasi suatu produk unggulan yang sesuai kebutuhan masyarakat”, ujar Rahman.
Sementara itu, Direktur Perencanaan dan Pengembangan Bio Farma, Adriansjah Azhari menambahkan, untuk produk masa depan Bio Farma yang sudah masuk kedalam pipeline, akan dihasilkan dari kerjasama yang solid dan kokoh antara Bio Farma sebagai industri, dengan PTNBH sebagai pihak yang menginisiasi riset dasar / basic research dari suatu produk bioteknologi. Sehingga penelitian yang dikerjakan oleh PTNBH akan dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan standar industri farmasi terutama dari sisi quality, safety dan efficacy.
“Kami berharap, komitmen bersama dalam hilirisasi hasil riset dan inovasi perguruan tinggi ini akan berjalan lancar, sehingga kemandirian dalam bidang bioteknologi dapat segera terwujud. Hilirisasi ini bukan hanya pada produk akhir saja, melainkan dapat juga menghasilkan inovasi dan kemandirian dalam bidang penggunaan bahan baku aktif farmasi, yang sampai dengan saat ini hampir 90% masih berasal dari luar negeri” ujar Adriansjah.
Sementara itu menurut Prof. Ir. Priyo. Suprobo, MS., Ph.D mengatakan, pemerintah telah mendorong kemitraan antara perguruan tinggi dan industri nasional yang saling menguntungkan untuk dapat menghasilkan produk yang bermanfaat bagi negara dan masyarakat secara luas, dan Bio Farma merupakan representasi dari semua industri di Indonesia.
Kami menilai Bio Farma memiliki keunggulan yaitu sebagai satu-satunya industri yang telah menjadi role-model untuk pembangunan dan perbaikan berkelanjutan dalam bidang kesehatan dan kemasyarakatan di Indonesia.
“Tentu saja, kami berharap bahwa suatu saat nanti akan ada hasil dari riset dan inovasi yang dilakukan oleh PTNBH, yang semula hanya skala laboratorium, dapat ditingkatkan menjadi skala industri yang siap untuk dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Sehingga dapat menciptakan suatu hilirisasi inovasi produk hasil riset yang sesuai kebutuhan masyarakat dan industri, sebagai bentuk harapan dari pihak industri” ungkap Prof. Ir. Priyo. Suprobo, MS., Ph.D.
Sumber : Bio Farma Tertarik untuk Jadikan Kampus Sebagai Mitra Strategis Inovasi http://www.biofarma.co.id/bio-farma-tertarik-untuk-jadikan-kampus-sebagai-mitra-strategis-inovasi/
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…