farmasetika.com – Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) tahun ini telah menyetujui senyawa penghambat reseptor androgen yang berfungsi untuk mengobati kanker prostat, yaitu Darotulamide. Sediaan tablet yang telah beredar dan dipatenkan bernama NUBEQA.
Antiandrogen adalah nama yang diberikan kepada obat-obatan yang berfungsi untuk menetralkan hormone seks pria, seperti testosteron dan dihidrogens. Hormon seks pria juga dikenal sebagai androgen; antiandrogen juga dapat disebut reseptor androgen bloker.
Darotulamide memiliki berat molekul 398,8 g/mol, massa 398,125 g/mol, berperilaku mirip dengan enzatulamide dalam menghambat androgen reseptor (AR) mutan yang diidentifikasi dalam plasma CRPC. Secara signifikan darotulamide dapat menghambat aktivitas transkiptasional F877L, H875Y/T878A, F877L/T878A.
Selain itu, darotulamide berfungsi sebagai antagonis reseptor progesteron (PR) secara in vitro (sekitar 1% aktivitas, dibandingkan dengan AR). Darotulamide menurunkan proliferasi sel kanker prostat.
Parameter farmakokinetika dari darotulamide yang diberikan secara rute oral, yaitu AUC sebesar 1343 (ng x h/mL), C₀ sebesar 2022 (ng/mL), Tmax sebesar 0,25, T1/2 sebesar 1,74 jam, CL sebesar 12,4 mL/min/Kg), dan Vd sebesar 1,87 L/Kg).
Bukan hanya dengan rute oral, darotulamide juga dapat diberikan dengan rute intravena. Parameter farmakokinetik dari pemberian rute intravena adalah AUC sebesar 4301 (ng x h/mL), C₀ sebesar 6085 (ng/mL), T1/2 sebesar 3,58 jam, CL sebesar 7,74 mL/min/Kg), dan Vd sebesar 2,40 L/Kg).
Darotulamide secara signifikan dapat meningkatkan kualitas hidup pria. Hal tersebut dinyatakan dari hasil percobaan terhadap populasi yang terdiri dari 1509 pria dengan non-metastatik yang resisten kanker prostat dengan menggunakan prostatespecific antigen (PSA) selama 10 bulan. Pasien diberikan dua jenis tablet, yaitu antagonis reseptor androgen darolutamide (n = 955) atau placebo (n = 554). Kelangsungan hidup pasien yang diberikan darolutamide sudah terlihat pada waktu percobaan menggunakan PSA saat 6 bulan. Namun, pemberian obat tidak terlepas dari yang namanya efek samping. Efek samping terjadi pada 273 pasien (25%) dari 954 pasien yang diberikan darotulamide dan 111 (20%) dari 554 pasien yang diberikan placebo. Ini dinyatakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Karim Fizazi (Intitut Gustave Roussy, Villejuif, Perancis).
Dosis yang dianjurkan saat mengkonsumsi darotulamide adalah 600 mg (1 tablet 300 mg dilapisi film). Dua kali sehari atau setara dengan total dosis harian 1200 mg.
Cmax darotulamide dicapai sekitar 4 jam setelaj pemberian 600 mg secara oral. Bioavailabilitas absolut adalah sekitar 30% setelah pemberian tablet oral yang mengandung 300 mg darotulamide di bawah kondisi puasa.
Interaksi obat yang terjadi dari darutulamide dengan obat kanker payudara. Darotulamide dapat meningkatkan AUC dan Cmax subtrat obat kanker payudara tersebut, yang dapat menyebabkan resiko toksisitas.
Efek samping yang umumnya terjadi saat mengkonsumsi darotulamide, yaitu merasa lebih lelah dari biasanya, nyeri pada lengan, tangan, dan kaki, penurunan sel darah putih (neutropenia), gangguan fungsi hati. Dapat juga menyebabkan masalah kesuburan pada pria.
Bahan aktif: Darotulamide
Bahan tambahan: calcium hydrogen phosphate, croscarmellose sodium, lactose monohydrate, magnesium stearate, povidone K 30, hypromellose 15 cP, macrogol 3350, dan titanium dioxide.
Sumber :
Borgmann, H., Lallous, N., Ozistanbullu, D., Beraldi, E., Paul, N., Dalal, K., and Gleave, M. (2018). Head-to-head comparison of efficacy of darolutamide (ODM-201) vs. enzalutamide on mutated forms of the androgen receptor. European Urology Supplements, 17(2), e505. doi:10.1016/s1569-9056(18)31196-5
Burki, T. (2019). Darolutamide for non-metastatic, castration-resistant prostate cancer. The Lancet Oncology. doi:10.1016/s1470-2045(19)30102-0.
Dittakavi, S., Nagasuri, P. K. V. S. P., Sulochana, S. P., Saim, S. M., Mallurwar, S. R., Zainuddin, M., … Mullangi, R. (2017). LC–MS/MS-ESI method for simultaneous quantification of darolutamide and its active metabolite, ORM-15341 in mice plasma and its application to a pharmacokinetic study. Journal of Pharmaceutical and Biomedical Analysis, 145, 454–461. doi:10.1016/j.jpba.2017.06.074
Klik untuk mengakses 212099Orig1s000lbl.pdf
https://www.drugs.com/nubeqa.html
https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/67171867#section=Computed Properties
https://www.rxlist.com/nubeqa-drug.htm#description.
Sulochana, S. P., Saini, N. K., Daram, P., Polina, S. B., & Mullangi, R. (2018). Validation of an LC–MS/MS method for simultaneous quantitation of enzalutamide, N -desmethylenzalutamide, apalutamide, darolutamide and ORM-15341 in mice plasma and its application to a mice pharmacokinetic study. Journal of Pharmaceutical and Biomedical Analysis, 156, 170–180. doi:10.1016/j.jpba.2018.04.038.
Penulis : Maria Elvina Tresia B, Mahasiswa Program Magister Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran.
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…