Regulasi

BPOM : Obat Kanker Tecentriq Sebabkan Resiko Baru Miositis terkait Imun

farmasetika.com – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merilis Informasi Keamanan (Safety Communication) dari PT. Roche Indonesia (18/9/2019) terkait dengan risiko penting baru yang teridentifikasi yaitu miositis terkait imun pada penggunaan Tecentriq® (Atezolizumab).

Pemberian TECENTRIQ® (atezolizumab) direkomendasikan untuk dihentikan sementara pada miositis terkait imun derajat sedang atau berat (Derajat 2 atau 3) dan dihentikan secara permanen pada miositis derajat berat yang berulang atau mengancam nyawa (Derajat 3 dan Derajat 4 berulang). Harap merujuk pasien kepada spesialis reumatologi dan/atau spesialis saraf serta pertimbangkan biopsi otot dan tindakan pendukung sesuai indikasi klinis. Tatalaksana kortikosteroid dengan metilprednisolon intravena dosis 1-2 mg/kg/hari atau dosis yang lebih tinggi apabila terjadi kelemahan berat (kelemahan yang membatasi mobilitas, fungsi jantung, fungsi pernapasan, dan disfagia) dan/atau zat imunosupresan tambahan sebaiknya diberikan pada kejadian derajat >2 atau apabila kejadian tersebut tidak membaik setelah pemberian kortikosteroid awal.

Latar belakang masalah keamanan

TECENTRIQ® (atezolizumab) sebagai monoterapi diindikasikan untuk:

  • Pengobatan pasien dewasa dengan karsinoma urotelial lokal stadium lanjut atau metastasis pasca pemberian kemoterapi yang mengandung platinum sebelumnya;
  • Pengobatan pasien dewasa dengan kanker paru non-sel kecil (non-small cell lung cancer) lokal stadium lanjut atau metastasis pasca pemberian kemoterapi yang mengandung platinum

Miositis atau miopati akibat inflamasi merupakan suatu kelompok kelainan yang memiliki karakteristik umum berupa cedera otot akibat inflamasi; dermatomiositis dan polimiositis termasuk kelainan yang paling sering dijumpai dari kelompok tersebut. Diagnosis didasarkan pada karakteristik klinis (kelemahan otot, nyeri otot, ruam kulit pada dermatomiositis), biokimia (peningkatan kreatin-kinase serum), dan hasil pencitraan (elektromiografi/MRI), serta ditegakkan dengan biopsi otot.

Analisis komprehensif telah dilakukan pada keseluruhan program TECENTRIQ® dan teridentifikasi adanya kasus miositis terkait imun, termasuk kasus yang terkonfirmasi dengan biopsi, pada pasien yang telah menerima TECENTRIQ®. Terdapat 4 kasus miositis yang berakibat fatal dengan beberapa kasus diduga melibatkan jantung (miokarditis atau blok AV). Sekitar 19.323 pasien uji klinis dan 28.975 pasien pasca pemasaran telah terpapar TECENTRIQ® (atezolizumab) hingga tanggal 17 November 2018.

Insiden miositis

Adapun hingga saat ini, belum ada insiden miositis terkait imun yang dilaporkan di Indonesia. Insidens miositis (termasuk dermatomiositis, polimiositis, rabdomiolisis) yang dijumpai pada penggunaan monoterapi atezolizumab adalah <0,1%. Berdasarkan kajian terhadap seluruh data yang tersedia, miositis terkait imun dianggap sebagai risiko penting yang teridentifikasi pada penggunaan TECENTRIQ® (atezolizumab).

“Roche sedang memperbaharui informasi produk (PI) agar mencerminkan risiko miositis terkait imun. Untuk meminimalkan risiko ini lebih lanjut, tenaga kesehatan profesional harus mengikuti pedoman tatalaksana yang dirinci di atas. Profil manfaat-risiko atezolizumab dalam indikasi yang disetujui masih tetap baik.” tertulis dalam sebuah pernyataan.

sumber :Tecentriq (Atezolizumab) dan Risiko Baru dan Penting yang Teridentifikasi – Miositis terkait Imun. https://e-meso.pom.go.id/web/index.php?act=newsdet1&newsId=217&lang=&action=

farmasetika.com

Farmasetika.com (ISSN : 2528-0031) merupakan situs yang berisi informasi farmasi terkini berbasis ilmiah dan praktis dalam bentuk Majalah Farmasetika. Di situs ini merupakan edisi majalah populer. Sign Up untuk bergabung di komunitas farmasetika.com. Download aplikasi Android Majalah Farmasetika, Caping, atau Baca di smartphone, Ikuti twitter, instagram dan facebook kami. Terimakasih telah ikut bersama memajukan bidang farmasi di Indonesia.

Share
Published by
farmasetika.com

Recent Posts

Menkes Rilis Pengurus Organisasi Kolegium Farmasi 2024-2028

Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…

3 hari ago

IVFI dan Kolegium Farmasi Indonesia Bersinergi untuk Kemajuan Tenaga Vokasi Farmasi

Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…

2 minggu ago

Anggota Dewan Klarifikasi Istilah Apoteker Peracik Miras di Dunia Gangster

Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…

2 minggu ago

Penggunaan Metformin pada Pasien Diabetes Tingkatkan Risiko Selulitis, Infeksi Pada Kaki, dan Amputasi

Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…

2 minggu ago

Anggota DPR Minta Maaf, Salah Pilih Kata Apoteker bukan Secara Harfiah

Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…

3 minggu ago

Peran Penting Apoteker dalam Menjamin Distribusi Aman Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi (NPP)

Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…

1 bulan ago