Farmasetika.com – Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) pada tanggal 2-3 November 2019 di Hotel Ibis Styles, Tanah Abang, Jakarta Pusat, menghasilkan beberapa kesepakatan diantaranya pemberlakuan Sistem Informasi Apoteker (SIAP) secara Nasional paling lambat 1 Januari 2020.
Sejumlah narasumber yang mengisi Rakornas 2019 IAI adalah:
• Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia: dr. Mahesa Paranadipa Maikel, M.H
• BKPM: Nesia Artdiyasa, SP., M.Sc
• PTSP Bekasi: Mardi, S.Kom., M.Si
• Dirjenfarmalkes Kemenkes RI untuk materi PSEF: Dra. Engko Sosialine Magdalene, M.Biomed., Apt
• Pemateri OSS: Dr. Dra. Agusdini Banun Saptaningsih, Apt., MARS
• Akademisi UGM: Marlita Putri Ekasari, S.Farm., Apt., MPH
• Pemateri dari BPOM: Dra. Togi Hutadjulu, Apt., MHA
• Pemateri dari Bareskrim POLRI: AKBP Sugeng Irianto, SH, MKN
• Brigjen (Pol) Drs. Mufti Djusnir, M.Si., Apt
• Akademisi: Prof. Dr. Wila Chandrawila Supriadi, SH
Berdasarkan surat keputusan Pengurus Pusat IAI Nomor : Kep. 070/PP.IAI/1822/XI/2019, Peserta Rakornas IAI sepakat bahwa Sistem Informasi Apoteker / SIAP :
Sekretaris Jenderal PP IAI, Noffendri, S.Si., Apt membenarkan terkait SK PP IAI ini.
“Harapannya dengan Aplikasi SIAP, pelayanan anggota menjadi terstandar, memudahkan anggota, efektif dan efisien” ujar Noffendri dihubungi melalui telepon (5/11/2019).
Selain tentang SIAP, Rakernas menghasilkan beberapa kesepakatan lainnya terkait Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Penyelenggara Sistem Elektronik Farmasi (PSEF), Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik / OSS Sektor Kesehatan, Workforce Transformation Programme / WTP, dan Pengawasan dan Pembinaan Praktik Kefarmasian.
“Peserta Rakornas IAI sepakat akan menyampaikan secara tertulis masukan terhadap Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Penyelenggara Sistem Elektronik Farmasi (PSEF) paling lambat tanggal 8 November 2019 dan faktor-faktor yang menghambat pengurusan perijinan Apotek melalui Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik / OSS di wilayah masing-masing paling lambat tanggal 15 November 2019.” Tertulis dalam surat keputusannya.
Selain itu, peserta Rakernas sepakat bahwa Workforce Transformation Programme / WTP atau yang juga disebut Advanced Pharmacist untuk tetap dilanjutkan sampai tahap implementasi oleh Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia bekerjasama dengan International Pharmaceutical Federation (FIP).
Disepakati pula bahwa Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia menjajaki Memorandum of Understanding / MoU antara IAI dengan BPOM dan Polri, dalam rangka pengawasan dan pembinaan, serta Peserta Rakornas IAI sepakat agar Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia melalui Bidang Advokasi dan Pembelaan Anggota untuk menyusun Juknis Advokasi dan Pembelaan Anggota.
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…