Edukasi

Temulawak: Si Tanaman Herbal Pelindung Hati

farmasetika.com – Temulawak adalah salah satu tumbuhan obat yang termasuk dalam golongan Zingiberaceae atau suku temu-temuan. Temulawak termasuk dalam suku yang sama seperti kunyit dan jahe.

Temulawak mengandung berbagai macam senyawa kimia yang memiliki banyak khasiat khususnya dalam bidang farmasi dan kesehatan. Khasiat ini telah terbukti berdasarkan pengalaman (empiris), uji pra-klinik serta uji klinik. Temulawak sendiri telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sebagai obat tradisional. Salah satunya adalah dalam pengobatan gangguan fungsi hati

Pengertian dan Fungsi Hati

Hati merupakan organ ekskresi yang terletak di sebelah kanan khususnya di bawah diafragma dan memiliki berbagai fungsi. Fungsi yang paling penting adalah sebagai penetralisir racun. Selain itu, hati juga berperan dalam metabolisme protein, glukosa dan lemak, serta pembentukan dan pengeluaran berbagai macam enzim dan bilirubin.

Hati tersusun oleh sel-sel yang dikenal sebagai hepatosit. Ketika terjadi gangguan di hati yang berefek pada kerusakan hepatosit, maka akan terjadi kenaikan produksi enzim SGPT dan SGOT. Kenaikan produksi enzim inilah yang menandakan adanya gangguan pada hati, salah satunya adalah penyakit hepatitis.

Khasiat Temulawak Sebagai Pelindung Sel Hati 

Temulawak memiliki zat aktif curcuminoid dan xantorizol yang berperan sebagai hepatoprotector. Yang mana zat aktif tersebut berfungsi mengurangi kadar SGOT dan SGPT dalam darah.

SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) dan SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) adalah enzim yang paling banyak terdapat di dalam hati. Namun, keduanya juga dapat ditemukan dalam organ lain dalam jumlah yang sedikit. Kedua enzim ini memiliki tugas yang sama, yaitu membantu mencerna protein dalam tubuh.

Kadar SGPT dan SGOT yang tinggi pada sel darah menandakan bahwa adanya masalah pada sel hati. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengonsumsian temulawak pada seseorang yang memiliki gangguan fungi hati dapat menurunkan kadar SGPT dan SGOT dalam darah. Hal tersebut menandakan bahwa fungsi hati mulai membaik (Laeli, 2013).

Membuat Ramuan Herbal Dari Temulawak

Secara empiris, pengonsumsian temulawak dilakukan dengan proses yang sederhana. Bagian dari temulawak yang dimanfaatkan yaitu rimpangnya. Temulawak dibakar guna menghilangkan getah yang kemudian dipotong kecil atau diparut dan direbus. Air rebusan yang sudah disaring itulah bentuk konsumsi akhir dari temulawak. Pada saat ini, bentuk konsumsi temulawak sudah sangat beragam, contohnya dalam bentuk sediaan kapsul dan sirup.

Dalam mengobati penyakit hati ringan, temulawak dapat dikonsumsi sebanyak dua kali sehari dalam jangka waktu 42 hari secara rutin. Apabila dalam jangka waktu tersebut telah terlihat perubahan, maka konsumsi temulawak dapat dihentikan. Namun, apabila tidak terlihat perubahan, maka segera konsultasikan ke dokter (Zulkarnain, et al., 2017).

Sumber :

Laeli, U. 2013. Pengaruh Pemberian Temulawak Dalam Bentuk Kapsul Terhadap Kadar SGTP dan SGOT. UNY: FMIPA.

Rahardjo, M. 2010. Penerapan SOP Budidaya untuk Mendukung Temulawak sebagai Bahan Baku Obat Potensial. Jurnal Perspektif. Vol. 9(2): 78-93.

Said, A. 2007. Khasiat dan Manfaat Temulawak. Jakarta: PT. Sinar Wadja Lestari.

Zulkarnain, Z., F. Novianto, dan Saryanto. 2017. Uji Klinik Fase II Jamu Sebagai Pelindung Fungsi Hati. Jurnal Bulletin Penelitian Kesehatan. Vol. 45(2): 125-136.

Penulis: Intan Ratnaningsih Hartanti, Niky Murdaya, Kelvin Fernando Pratama, Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

Intan Ratnaningsih

Share
Published by
Intan Ratnaningsih
Tags: herbal

Recent Posts

Kimia Farma Hadapi Tantangan Besar: Penutupan Pabrik dan PHK Karyawan

Majalah Farmasetika - PT Kimia Farma (Persero) Tbk, perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia, saat ini…

1 minggu ago

Pertimbangan Regulasi Terkait Model Peracikan 503B ke 503A untuk Apotek Komunitas

Majalah Farmasetika - Tinjauan mengenai persyaratan bagi apotek yang mempertimbangkan untuk memesan senyawa dari fasilitas…

1 minggu ago

FDA Memperluas Persetujuan Delandistrogene Moxeparvovec-rokl untuk Distrofi Otot Duchenne

Majalah Farmasetika - Setelah sebelumnya disetujui pada Juni 2023 dalam proses Accelerated Approval, FDA telah…

1 minggu ago

FDA Menyetujui Epcoritamab untuk Pengobatan Limfoma Folikular Kambuhan, Refraktori

Majalah Farmasetika - Persetujuan ini menandai antibodi bispesifik pengikat sel T pertama dan satu-satunya yang…

1 minggu ago

FDA Mengeluarkan Surat Tanggapan Lengkap untuk Pengajuan BLA Patritumab Deruxtecan

Majalah Farmasetika - Pengajuan lisensi biologis (BLA) untuk patritumab deruxtecan menerima surat tanggapan lengkap karena…

2 minggu ago

FDA Menyetujui Ensifentrine untuk Pengobatan Pemeliharaan Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Majalah Farmasetika - Setelah lebih dari 2 dekade, produk inhalasi pertama dengan mekanisme aksi baru…

2 minggu ago