Farmasetika.com – Kortikosteroid merupakan senyawa obat yang dipercaya memiliki cakupan yang luas dalam dunia kedokteran. Kortikosteroid berfungsi sebagai anti peradangan yang identic dengan kortisol. Kortisol merupakan hormon steroid alami pada manusia yang disintesis dan disekresi oleh korteks adrenal.
Penggunaan kortikosteroid yang memiliki cakupan luas dalam dunia kedokteran menyebabkan obat tersebut tidak memiliki kesesuaian dengan indikasi, dosis, maupun lama pemberian yang memberikan efek samping yang tidak diinginkan.
Salah satu obat kortikosteroid yang banyak beredar di masyarakat, yaitu Deksametason. Deksametason termasuk ke dalam kelompok glukokortikoid sintetik yang memiliki efek anti inflamasi dan imunosupresif, yang mana hal tersebut mendorong semakin dikembangkannya berbagai steroid sintetik dengan aktivitas anti inflamasi dan imunosupresif.
Glukokortikoid memiliki efek dalam semua system di dalam tubuh, seperti efek metabolisme bagi tubuh, efek terhadap fungsi peradangan dan sistem imun, efek terhadap musculoskeletal dan Jaringan ikat, Efek neuropsychiatric, Efek terhadap Saluran Gastrointestinal, Efek terhadap pertumbuhan, dan efek terhadap paru-paru.
Kebanyakan deksametason yang beredar di masyarakat merupakan deksametason sintesis yang memiliki efek terapi lebih cepat dari senyawa lainnya. Dengan mudah didapatkannya senyawa obat tersebut serta efek terapinya yang cepat menyebabkan timbulnya penyalahgunaan dari obat tersebut. Penggunaan kortikosteroid yang berlebih akan berakibat fatal bagi tubuh, khususnya kerusakan organ dalam rentang waktu tertentu. Organ yang kemungkinan besar akan mengalami kerusakan adalah hepar dan ginjal yang dalam kerjanya banyak berhubungan dengan proses penyaringan darah.
Ada beberapa efek samping dari penggunaan Obat Kortikosteroid, diantaranya adalah :
Oleh karnanya penggunaan Obat Kortikosteroid harus diawasi dengan menggunakan resep dokter. meskipun obat ini terkenal dengan sebutan “Obat Dewa” , oleh karena itu perlu bijak dalam menggunakan obat ini.
Sumber :
Aziz, A.L. 2006. Penggunaan Kortikosteroid di Klinik. Surabaya : Lab. Divisi Gawat Darurat FK UNAIR.
USA: Saunders Elsevier.
Katzung, G.B., Masters, B.S., & Trevor J.A. 2013. Farmakologi Dasar & Klinik. Ed. 12 Vol. 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Smoak, K.A. & Cidlowski, J.A. 2008. Glucocorticoid signaling in health and disease. In Rey A.D., Chrousos G., Besedovsky H. Neuroimmune Biology : The Hypothalamus-Pituitary-Adrenal Axis. Vol. 7: 33-53.
David, G. G., Dolores, S. 2007. Greenspan`s Basic and Clinical Endocrinology. Ed 8. McGraw-Hill Companie
Majalah Farmasetika - Kevin Ben Laurence, seorang apoteker berbakat asal Indonesia, berhasil mendapatkan pengakuan resmi…
Majalah Farmasetika - Apoteker di seluruh Indonesia, persiapkan diri Anda untuk uji resertifikasi kompetensi apoteker…
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…