Farmasetika.com – Kotrimoksazol biasa digunakan sebagai pengobatan infeksi bakteri, terutama untuk penyakit seperti pneumonia yang diakibatkan oleh bakteri Pneumocytis carinii (Pneumocytis jiroveci). Indikasi lainnya juga bisa untuk tifus, toksoplasmosis dan nokardiasis.
Kotrimoksazol merupakan kombinasi dari sulfametoksazole dan trimetropin karena sifat sinergistiknya dengan perbandingan 5:1. Obat ini termasuk ke dalam golongan anti-inflamasi non-steroid yang memiliki risiko kernikterus, jadi lebih baik dihindari pemakaiannya pada ibu hamil, ibu menyusui, dan bayi berusia kurang dari 6 minggu, kecuali untuk pengobatan pneumonia.
Obat ini hanya boleh digunakan pada anak untuk mengatasi otitis media akut apabila memiliki alasan yang kuat.
Kotrimoksazole tidak boleh dikonsumsi apabila memiliki kontraindikasi seperti gagal ginjal, gangguan fungsi hati yang berat dan porifia.
Obat ini juga memiliki efek samping seperti mual, gangguan darah, ruam, reaksi alergi, dan bisa menimbulkan kerusakan hati. Obat ini lebih baik dihindarkan dari orang yang memiliki gangguan fungsi hati dan ginjal, orang yang memiliki gangguan darah, ibu hamil, ibu menyusui dan bayi dibawah 6 minggu (PIONAS BPOM, 2015).
Mekanisme aksi dari kotrimoksazol yaitu menghalangi 2 langkah berturut-turut dalam biosintesis asam nukleat dan protein penting bagi banyak bakteri. Trimethoprim menghambat reduktase dihydrofolate, sehingga menghalangi produksi asam tetrahydrofolic dari asam dihydrofolic, sedangkan sulfametoksazole menghambat sintesis bakteri asam dihydrofolic dengan bersaing dengan asam para-aminobenzoic.
Obat kotrimoksazole memiliki lama waktu untuk mencapai puncak penyerapan 1-4 jam. Obat ini didistribusikan oleh keterkaitan protein TMP (44%) dan SMX (70%), yang dimetabolisme di dalam hati dengan menghambat enzim CYP2C9 pada hati. Eliminasi waktu paruh dari TMP adalah selama 8-10 jam, dan SMX selama 10 jam. Obat ini dieksresikan dalam bentuk urin yang tidak berubah struktur obatnya (Medscape, 2019).
Kotrimoksazol merupakan kombinasi dari dua obat antibiotik yaitu sulfametoksazole dan trimethoprim. Kombinasi obat ini digunakan untuk mengobati berbagai infeksi bakteri seperti telinga tengah, urin, pernapasan, dan infeksi usus.
Obat ini juga tidak boleh digunakan pada anak anak berusia kurang dari 2 bulan dikarenakan risiko efek samping dari obat ini yang serius.
Obat ini hanya mengobati beberapa infeksi tertentu. Untuk infeksi virus seperti flu, obat ini tidak akan bekerja. Efektivitas dari obat kotrimoksazol akan menurun apabila disalah gunakan atau digunakan dalam keadaan tidak perlu (Medscape, 2019)
Sumber :
Medscape. 2019. Bactrim. Tersedia online di https://reference.medscape.com/drug/bactrim-trimethoprim-sulfamethoxazole-342543#91 [diakses 14 November 2019].
Pionas. 2015. Kotrimoksazol (Kombinasi trimethoprim dan Sulfa Metoksazol dengan perbandingn 1:5). Tersedia online di
https://pionas.pom.go.id/monografi/kotrimeksazol-kombinasi-trimetoprim-dan-sulfa-metoksazol-dengan-perbandingan-15 [diakses 14 November 2019]
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…
Majalah Farmasetika - Produk farmasi, seperti obat-obatan, memerlukan stabilitas tinggi untuk menjaga efektivitas dan kualitasnya…
Majalah Farmasetika - Dalam dunia perdagangan obat, surat pesanan memiliki peran yang sangat penting. Di…
Majalah Farmasetika - Di fasilitas distribusi farmasi, memastikan obat-obatan dan alat kesehatan tetap berkualitas sepanjang…
Majalah Farmasetika - Studi kohort yang baru-baru ini diterbitkan dalam Annals of Medicine Journal menetapkan…
Jakarta - BPOM resmi mengumumkan penarikan produk pangan olahan impor latiao asal Tiongkok penyebab keracunan.…