Farmasetika.com – Minum kopi sangat umum dilakukan orang dewasa di dunia termasuk di Indonesia. Kopi biasa dikonsumsi bersama pemanis (gula) atau tanpa pemanis. Orang yang ingin merasakan cita rasa kopi yang murni biasa mengkonsumsi kopi tanpa gula. Dengan demikian menjamurlah kedai-kedai kopi di Indonesia terutama di pusat-pusat kuliner kota.
Dapat dikatakan seseorang minum kopi pertama-tama karena ingin tahan terhadap rasa ngantuk dan ini yang efek yang biasanya diharapkan oleh para pelajar, mahasiswa dan perkerja yang ingin bertahan lama dalam melakukan aktivitas belajar atau bekerja dengan mengusir rasa ngantuk lewat ngopi.
Berdasarkan studi terhadap penggunaan kopi dapat dilaporkan bahwa kegunaan positif kopi adalah untuk meningkatkan gairah, kewaspadaan, energi dan mood yang tinggi.
Kafein, merupakan zat aktif utama yang ada dalam Kopi, selain juga terdapat pada sumber alami lainnya yaitu teh dan coklat. Awalnya kafein ini biasa ditambahkan pada jenis minuman, namun saat ini berkembang menjadi bahan yang ditambahkan kepada makanan.
Kafein juga dapat digunakan untuk menjaga keseimbangan energi yakni pemasukkan energi (EI : Energy Intake) dan pengeluaran energi (EE : Energy Expenditure) dan ini dapat mencegah diri kita dari obesitas, karena obesitas bisa terjadi akibat ketidakseimbangan dalam pemasukan dan pengeluaran energi.
Disamping minum kopi biasa, saat ini muncul istilah kopi hijau yang populer dikalangan wanita muda. Memiliki tubuh langsing dengan berat badan ideal adalah impian setiap orang khususnya ibu-ibu. Banyak suplemen pelangsing dengan janji mewujudkan impian tersebut. Konsep pelangsing herbal yang aman dan efektif menurunkan berat badan dalam waktu singkat menjadi pertimbangan utama konsumen. Salah satu herbal yang sekarang banyak mendapat lirikan adalah kopi hijau.
Kopi hijau adalah istilah untuk menyebut biji kopi yang tidak melalui proses penyangraian (roasting) biji kopi robusta, arabica, liberica.Buah kopi biasanya dipanen ketika sudah terlihat matang dan berwarna kemerahan. Biji didalam buah kopi kemudian dipisahkan dari daging buah, lalu dikeringkan. Setelah biji kopi tersebut mengering, kopi akan mengeluarkan warna kehijauan. Biji kopi tersebut yang dinamakan biji kopi hijau.
Selanjutnya biji kopi hijau dapat disangrai dengan derajat panas di bawah proses penyangraian kopi hitam, dengan tujuan menghilangkan bakteri patogen yang mungkin ada selama proses pengeringan. Atau tidak disangrai untuk selanjutnya melalui proses perebusan sebelum dikonsumsi. Jangan diharapkan rasa dan aroma kopi hijau seperti kopi hitam yang harum dan menggoda. Seduhan kopi hijau tidak berbau dan tidak berasa, seperti pada umumnya air rebusan daun mentah.
Mari kita lihat kandungan dari biji kopi hijau. Kopi hijau mengandung asam klorogenat yang merupakan produk alami fenolik yang diisolasi dari daun dan buah tanaman dikotil, termasuk biji kopi. Berdasarkan beberapa penelitian, asam klorogenat memiliki fungsi antioksidan, antibakteri, antiviral, antiinflamasi, antihipertensi, meningkatkan kesehatan tulang dan dapat mengurangi risiko kanker kolorektal.
Asam klorogenat juga berperan memperlambat pelepasan glukosa ke dalam aliran darah setelah makan, juga meningkatkan proses pencernaan dan metabolisme lemak. Asam klorogenat menghambat proses penyerapan lemak di hati ditunjukkan dengan adanya penurunan kadar trigliserida pada hati. Kiranya hal terakhir inilah yang menyebabkan kopi hijau sangat membantu proses pelangsingan sehingga banyak dicari konsumen.
Pada tahun 2006, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam BMC Complementary and Alternative Medicine. Meneliti penghambatan akumulasi lemak dan berat badan pada tikus yang diberi ekstrak biji kopi hijau. Para peneliti mencatat bahwa tikus telah mengurangi kandungan lemak visceral dan berat badan. Disimpulkan bahwa ekstrak biji kopi hijau dapat efektif terhadap kenaikan berat badan dan akumulasi lemak. Dengan mencegah penyerapan lemak dan mengaktifkan metabolisme lemak di hati.
Kandungan asam klorogenat pada kopi hijau lebih tinggi daripada kopi hitam karena kopi hijau tidak melalui proses pemanggangan dengan suhu tinggi yang dapat memutuskan ikatan-ikatan karbon dari senyawa asam klorogenat sehingga tidak aktif. Selain itu,dengan proses pemanggangan,kopi hitam mengandung kadar kofein lebih tinggi daripada kopi hijau. Seperti diketahui, kofein dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan.
Untuk mendapat manfaat kopi hijau, biji kopi direbus selama 15 menit dan diminum 2 hingga 3 kali sehari. Apakah proses perebusan menggunakan panas tidak merusak asam klorogenat nya? Suhu yang diperlukan pada prose perebusan hanya 100 derajat celcius tidak merusak kopi hijau. Sementara suhu pemanggangan yang biasa digunakan terhadap kopi hitam adalah 230 derajat celcius yang akan merusak struktur asam klorogenat pada kopi hijau.
Selain manfaatnya konsumen tetap harus bijak dalam menggunakan kopi hijau. Walaupun asam klorogenatnya tinggi, namun juga mengandung kofein. Untuk konsumen yang sensitif terhadap kofein sebaiknya mengkonsumsi kopi hijau sesudah makan, dalam jumlah terbatas.
Riset-riset terkait kafein sangat menarik untuk dikaji dan diketahui masyarakat umum, agar penggunaan kopi benar-benar mencapai sasaran yang diinginkan yaitu kesehatan dan produktivitas (belajar dan bekerja).
Sumber :
Chatterjee B, Patel T. Green coffee bean extract – infuse obesity. Int J Innov Res Dev. 2015; 4(11):237–9
Hiroshi Shimoda, Emi Seki, Michio Aitani. 2006.Inhibitory effect of green coffee bean extract on fat accumulation and body weight gain in mice. BMC Complementary and Alternative Medicine, 6, 1-9.
Kelleni M. Benefits of green coffee beans extract in health and obesity. SF Obes Res J. 2017; 1(1):1–2.
Olivia Natania., Sofyan Musyabiq. 20017. Efektivitas Asam Klorogenik dalam Ekstrak Kopi Hijau untuk Penurunan Berat Badan Pasien Obesitas . Majority, Volume 7, Nomor 1.
Stohs SJ, Kaats GR, Preuss HG. Safety and efficacy of banaba-moringa oleifera-green coffee bean extracts and vitamin d3 in a sustained release weight management supplement. Phytother res. 2016; 30(1):681–8.
Penulis :
Taofik Rusdiana1,Yanni DM2, Norisca Aliza1
1Departemen Farmasetika dan Teknologi Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
2Departemen Farmasetika dan Teknologi Farmasi,Fakultas Farmasi Universitas Bhakti Kencana
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…