Majalah Farmasetika – Pengujian vaksin untuk coronavirus disease 2019 (COVID-19) tidak hanya dilakukan di luar negeri. Tim riset Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) bersama Bio Farma dan Sinovach Biotech, Tiongkok, sedang menyiapkan uji klinis vaksin COVID-19. Vaksin asal Tiongkok ini rencananya akan disuntikkan kepada 1.620 relawan di Kota Bandung sesuai prosedur uji klinis vaksin.
Ketua tim riset FK Unpad Prof. Dr. Kusnandi Rusmil, dr., Sp.A(K), M.M., menjelaskan, uji klinis vaksin COVID-19 akan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Komite Etik Penelitian Unpad. Saat ini, kelayakan rencana kerja uji klinis masih dalam tahap penelaahan kelayakan oleh Komite Etik.
“Begitu Komite Etik sudah oke, kita akan jalan,” tutur Prof Kusnandi dikutip dari rilis Kantor Komunikasi Publik Unpad, Rabu (15/7).
Prof. Kusnandi menjelaskan, vaksin Covid-19 akan disuntikkan sebanyak 2 kali ke tubuh relawan. Relawan tersebut merupakan orang sehat yang sudah dicek kondisi tubuhnya. Penyuntikkan akan dilakukan sebanyak 2 kali per 14 hari. Secara berkala, tim akan melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap setiap relawan. Pemantauan relawan dilakukan selama 7 bulan.
“Kita cari orang sehat, lalu kita suntikkan vaksinnya, apakah vaksinnya memunculkan zat anti terhadap penyakit atau tidak,” kata Prof. Kusnandi.
Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak FK Unpad ini menjelaskan, pengembangan vaksin COVID-19 memiliki jalan panjang. Pengembangan bahan vaksin diambil dari virus yang sudah dimatikan. Metode ini dipandang lebih murah dan mudah dibandingkan dengan pengembangan vaksin dari dinding virus atau RNA-nya.
Setelah ditemukan, vaksin tidak serta merta langsung diujicobakan ke manusia. Tahap pertama yang dilakukan adalah menguji vaksin ke tubuh hewan. Apabila hewan berada dalam kondisi tubuh yang stabil dan stabil, maka vaksin boleh diuji coba pada manusia.
Tahap uji klinis ke manusia terdiri dari tiga fase. Fase pertama, kata Prof. Kusnandi, diujikan kepada 100 orang dewasa. Jika dinyatakan aman, uji coba masuk kepada fase kedua, yaitu uji coba kepada minimal 400 orang.
Setelah kembali berhasil, uji coba selanjutnya masuk ke fase 3, yaitu dengan jumlah relawan mencapai ribuan orang. Saat ini, uji klinis di Kota Bandung merupakan pengujian pada fase 3.
Uji coba fase 3 tidak bisa dilakukan hanya pada satu sentra pengujian, tetapi harus dilakukan di banyak lokasi. Karena itu, uji klinis vaksin COVID-19 ini tidak hanya dilakukan di Indonesia, tetapi juga di sejumlah negara di dunia.
“Hasil uji coba di fase 3 hasilnya harus sama.Kalau hasilnya tidak sama (di setiap negara), vaksin tidak boleh dijual,” ujar Prof. Kusnandi.
Ilmuwan yang sudah melakukan uji klinis vaksin sebanyak 30 kali ini mengatakan, dari hasil analisisnya, vaksin akan menciptakan kekebalan terhadap virus COVID-19 dalam 28 hari. “Perhitungan saya begitu. Setelah 28 hari orang itu akan kebal terhadap penyakit. Tetapi suntikannya harus 2 kali,” ujarnya.
Jika sudah disetujui Komite Etik, proses penyuntikkan akan dilakukan di 6 tempat, antara lain: Rumah Sakit Pendidikan Unpad, kampus Unpad Dipati Ukur, serta 4 Puskesmas di Kota Bandung.
Ia memastikan, uji klinis ini tetap memperhatikan keselamatan relawan. Upaya preventif ini sudah dimasukkan ke dalam rencana kerja yang saat ini tengah ditelaah oleh Komite Etik.
“Orangnya sudah diasuransikan,” tutup Prof. Kusnandi.
Sumber : FK Unpad Akan Lakukan Uji Klinis Vaksin Covid-19 http://www.unpad.ac.id/2020/07/fk-unpad-akan-lakukan-uji-klinis-vaksin-covid-19/
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…
Majalah Farmasetika - Produk farmasi, seperti obat-obatan, memerlukan stabilitas tinggi untuk menjaga efektivitas dan kualitasnya…
Majalah Farmasetika - Dalam dunia perdagangan obat, surat pesanan memiliki peran yang sangat penting. Di…
Majalah Farmasetika - Di fasilitas distribusi farmasi, memastikan obat-obatan dan alat kesehatan tetap berkualitas sepanjang…
Majalah Farmasetika - Studi kohort yang baru-baru ini diterbitkan dalam Annals of Medicine Journal menetapkan…
Jakarta - BPOM resmi mengumumkan penarikan produk pangan olahan impor latiao asal Tiongkok penyebab keracunan.…