Categories: Sediaan Farmasi

Alasan Vaksin COVID-19 Harus Disimpan di Suhu Rendah

Majalah Farmasetika – Vaksin COVID yang telah melewati uji klinis kini ditinjau dengan cepat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) dengan alasan pertimbangan status otorisasi penggunaan darurat (EUA) .

Setiap vaksin memiliki kemasan dan persyaratan yang berbeda untuk penyimpanan dan administrasi.
Beberapa vaksin yang digunakan pada COVID-19 antara lain vaksin Sinovac, vaksin Pfizer dan vaksin Moderna.

Vaksin Sinovac disimpan pada suhu antara 2 – 8 °C . Vaksin Pfizer pada suhu -70 °C dan vaksin Moderna pada suhu -20°C.

Ketiga jenis vaksin tersebut sama-sama disimpan di suhu yang sangat dingin (ultra-cold condition). Kondisi penyimpanan ini dikaitkan dengan mekanisme kerja dari vaksin tersebut.

Vaksin Moderna dan Pfizer menggunakan pendekatan baru untuk membuka pertahanan kekebalan tubuh.

Pendekatan ini menggunakan messenger RNA (mRNA) untuk mengubah sel pasien menjadi pabrik yang membuat 1 protein virus corona tertentu. Sehingga menstimulasi imun tubuh untuk merespon protein virus corona tersebut (namun hal ini tidak membuat seseorang menjadi positif COVID-19 karena itu hanya 1 virus protein).

Vaksin ini termasuk dalam teknologi baru karena baru kali ini vaksin mRNA lulus dari pengawasan Food and Drug Administration (FDA).

Vaksin yang terbuat dari mRNA dapat dibuat jauh lebih cepat jelas Margaret Liu, seorang peneliti vaksin yang mengetuai Dewan Masyarakat Internasional untuk Vaksin dan mengkhususkan diri pada vaksin genetik.

Yang menjadi masalah kata Liu, adalah mRNA “sangat mudah dihancurkan, dan itu karena ada banyak, banyak enzim yang akan memecahnya”

Setelah itu Liu menambahkan “Semuanya terjadi lebih lambat saat Anda menurunkan suhu,jadi reaksi kimia, enzim yang memecah RNA akan terjadi lebih lambat.” .

Maka dari itu suhu rendah digunakan untuk menjaga kestabilan dari vaksin mRNA tersebut. Hal ini merupakan langkah yang sama dilakukan agar bahan konsumsi pangan tidak cepat rusak.

Selain itu beberapa bukti yang menunjukkan mRNA tidak cukup stabil dapat dilihat pada perbandingan dengan sepupunya yakni DNA.

DNA karena perbedaan pada gula penyusun molekul. RNA disusun oleh gula ribosa sedangkan DNA disusun oleh deoksiribosa akibatnya DNA mampu bertahan lebih lama daripada RNA.

Alasan lain RNA disusun oleh rantai tunggal sedangkan DNA disusun oleh rantai ganda. Sehingga RNA lebih mudah terdegradasi daripada DNA.

Uraian diatas menunjukkan bahwa vaksin COVID-19 yang tersusun dari mRNA memiliki kestabilan yang cukup rendah sehingga untuk mengatasinya vaksin tersebut disimpan di suhu yang sangat dingin.

Aspek penyimpanan ini penting untuk mempersiapkan penyedia layanan kesehatan yang akan menerima dan memberikan vaksin ini dan untuk menjaga imunogenisitas dan kemanjuran yang optimal dari setiap vaksin yang diberikan.

Sumber :

Holm,Michelle dan Poland G. 2021. Critical aspects of packaging, storage, preparation, and administration of mRNA and adenovirus-vectored COVID-19 vaccines for optimal efficacy. Vaccine.

Pfizer. Pfizer and BioNTech to Submit Emergency Use Authorization Request Today to the U.S. FDA for COVID-19 Vaccine. November 20, 2020

Rhayza Salsabila

Rhayza Salsabila adalah mahasiswi Farmasi Universitas Padjadjaran dan saat ini sedang melakukan internship di Majalah Farmasetika. Saat ini Rhayza sedang membangun @akselerasimimpi, sebuah platform kepemudaan untuk mengembangkan potensi diri anak muda Indonesia.

Share
Published by
Rhayza Salsabila

Recent Posts

Pentingnya Peran Apoteker dalam Registrasi Obat di Aplikasi Asrot

Majalah Farmasetika - Obat tradisional telah digunakan secara turun-temurun sebagai alternatif atau pelengkap dalam pengobatan…

1 minggu ago

Mengapa Validasi Proses Penting di Industri Farmasi?

Majalah Farmasetika - Industri farmasi memiliki tanggung jawab besar dalam memproduksi obat yang aman, efektif,…

1 minggu ago

FDA Menyetujui Vimseltinib untuk Pengobatan Pasien Dewasa dengan TGCT Simptomatik

Majalah Farmasetika - FDA telah menyetujui vimseltinib (Deciphera Pharmaceuticals) untuk pengobatan pasien dewasa dengan tenosynovial…

3 minggu ago

FDA Memberikan Penunjukan Fast Track untuk 67Cu-SAR-bisPSMA dalam Pengobatan Kanker Prostat

Majalah Farmasetika - FDA telah memberikan penunjukan fast track (FTD) untuk 67Cu-SAR-bisPSMA (Clarity Pharmaceuticals), yang…

3 minggu ago

Chenodiol, Pengobatan Pertama untuk Cerebrotendinous Xanthomatosis, Mendapat Persetujuan FDA

Majalah Farmasetika - FDA telah menyetujui tablet chenodiol (Ctexli; Mirum Pharmaceuticals) untuk pengobatan cerebrotendinous xanthomatosis…

3 minggu ago

FDA Berikan Penunjukan Terapi Terobosan untuk SkinTE dalam Pengobatan Luka Kaki Diabetes

Majalah Farmasetika - Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) secara resmi memberikan penunjukan…

3 minggu ago