Majalah Farmasetika – Penggunaan telefarmasi dapat dimaksimalkan dan digunakan dalam skala luas, dengan desain perangkat dan teknologi yang memudahkan apoteker dan pasien diabetes dalam memberikan dan menerima layanan farmasi klinis selama pandemi COVID-19.
Hal ini diungkap oleh ulasan dari tim Peneliti dari Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjadan (Unpad) yang telah diterbitkan dalam Journal of Multidisciplinary Healthcare pada 20 Agustus 2021.
“Penggunaan teknologi telefarmasi memungkinkan apoteker memberikan pelayanan farmasi klinis kepada pasien diabetes mellitus (DM) yang membutuhkan pelayanan rutin di masa pandemi COVID-19 dengan tetap menjaga jarak dan meminimalkan pertemuan tatap muka.” Tulis peneliti utama Ghina Nadhifah Iftinan dari Program Studi Sarjana Farmasi, Unpad.
Tujuan dari artikel review ini adalah untuk mengidentifikasi dampak intervensi telefarmasi oleh apoteker pada pasien diabetes dengan meninjau hasil klinis dan kepatuhan terapi pasien.
Pencarian literatur dilakukan melalui database PubMed dengan menggunakan istilah “telemedicine”, “telepharmacy”, “telehealth” dan “telephone” yang dikombinasikan dengan “apoteker”, ‘diabetes’ dan ‘COVID-19ʹ atau “Pandemi”.
Dari total 67 artikel yang teridentifikasi, 14 artikel penelitian memenuhi kriteria inklusi. Telepon merupakan model komunikasi yang paling banyak digunakan (n = 11). Semua penelitian memiliki dampak positif pada hasil klinis dan tiga penelitian tidak memberikan hasil yang signifikan pada kepatuhan terapi.
“Penggunaan telefarmasi dapat dimaksimalkan dan digunakan dalam skala luas, dengan desain perangkat dan teknologi yang memudahkan apoteker dan pasien diabetes dalam memberikan dan menerima layanan farmasi klinis selama pandemi COVID-19.” Jelas Ghina.
Penggunaan telefarmasi untuk pengobatan pasien diabetes telah terbukti berhasil secara positif meningkatkan hasil klinis dan kepatuhan pasien terhadap terapi.
Penggunaan telefarmasi juga berhasil mengatasi pembatasan kunjungan rutin pasien diabetes ke fasilitas kesehatan.
Pandemi COVID-19 telah menunjukkan bahwa telefarmasi dapat bermanfaat bila digunakan pada pasien diabetes dan akan sangat bermanfaat jika secara formal diintegrasikan ke dalam perawatan diabetes untuk menggantikan kunjungan perawatan langsung, meskipun ada keterbatasan data.
“Namun, penerapan dan kelanjutan penggunaan telefarmasi di masa non-pandemi telah menunjukkan keberhasilan dalam memberikan akses perawatan bagi pasien diabetes. Studi masa depan harus meningkatkan penggunaan telefarmasi selama pandemi untuk pasien dengan diabetes dan penyakit kronis lainnya dan fokus pada cara untuk meningkatkan pengalaman telefarmasi untuk pasien.” Tulis Ghina di bagian kesimpulan penelitian ini.
Sumber
Telepharmacy: A Potential Alternative Approach for Diabetic Patients During the COVID-19 Pandemic Published 20 August 2021 Volume 2021:14 Pages 2261—2273 https://www.dovepress.com/articles.php?article_id=68036
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…
Majalah Farmasetika - Produk farmasi, seperti obat-obatan, memerlukan stabilitas tinggi untuk menjaga efektivitas dan kualitasnya…
Majalah Farmasetika - Dalam dunia perdagangan obat, surat pesanan memiliki peran yang sangat penting. Di…
Majalah Farmasetika - Di fasilitas distribusi farmasi, memastikan obat-obatan dan alat kesehatan tetap berkualitas sepanjang…
Majalah Farmasetika - Studi kohort yang baru-baru ini diterbitkan dalam Annals of Medicine Journal menetapkan…
Jakarta - BPOM resmi mengumumkan penarikan produk pangan olahan impor latiao asal Tiongkok penyebab keracunan.…