Majalah Farmasetika – Kombinasi aktivitas fisik dan interaksi sosial yang dialami anak-anak selama istirahat membantu mengurangi stres dan meningkatkan fokus kembali di kelas.
Ketika orang tua dan sekolah berusaha untuk mendukung kebutuhan sosial dan emosional siswa – dan mengajari mereka apa yang perlu mereka pelajari – beberapa pemimpin pendidikan kehilangan satu kesempatan yang sangat efektif.
Aktivitas fisik dan hubungan sosial yang terjadi saat istirahat membantu otak anak-anak bekerja dan berkembang dengan baik dengan menurunkan tingkat stres mereka, mengatur sistem saraf mereka dan memungkinkan mereka untuk lebih terlibat setelah kembali ke kelas.
Fungsi otak seseorang dalam keadaan tenang sebagian besar diatur oleh korteks prefrontal, yang menangani apa yang sering disebut “ fungsi eksekutif ” dan kemampuan untuk mengatur perilaku dan emosi. Hal ini memungkinkan orang untuk mengikuti instruksi, menggunakan petunjuk konteks untuk memecahkan masalah, memperhatikan dan memasukkan informasi baru ke dalam pengetahuan yang ada. Orang dengan tingkat fungsi eksekutif yang lebih tinggi cenderung tampil lebih baik di sekolah dan merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri .
Fungsi otak seseorang di bawah tingkat kesusahan yang tinggi bergeser ke area otak yang kurang maju yang menangani perilaku yang lebih reaktif . Ini mengganggu fungsi eksekutif tersebut dan dapat membuat orang tersebut menarik diri, mudah teralihkan, atau hiperaktif. Semua itu dapat mengganggu kemampuan belajar seseorang.
Pergeseran fungsi otak terkait stres ini juga dapat mempengaruhi motivasi siswa. Stres kronis, berkepanjangan dan tak terduga menghambat pelepasan dopamin , zat kimia otak yang membantu orang merasakan rasa senang dan penghargaan selama belajar. Dalam keadaan ini, tantangan belajar cenderung dianggap sebagai ancaman, yang akan terus mengaktifkan daerah otak yang lebih reaktif dan lebih merusak kemampuan orang tersebut untuk belajar.
Istirahat penuh dengan gerakan berulang dan berpola – berlari dan mengejar, berayun, bermain bola dan lompat tali – yang mengembalikan akses siswa ke fungsi otak tingkat yang lebih tinggi. Inilah sebabnya mengapa banyak kesempatan istirahat setiap hari, secara berkala, dapat meningkatkan perhatian, pembelajaran, dan kesejahteraan siswa secara keseluruhan.
Istirahat adalah waktu ketika anak-anak dapat membentuk hubungan yang bermakna dan melatih keterampilan sosial – yang dapat menjadi sangat penting untuk keberhasilan di sekolah .
Penelitian jelas menunjukkan manfaat istirahat bagi anak . Waktu istirahat yang konsisten dan dapat diprediksi – bahkan lebih dari sekali sehari – membantu anak-anak mengurangi stres, membentuk hubungan sosial di sekolah, dan membuat otak mereka lebih siap untuk belajar.
Referensi Jurnal :
Ramstetter, C.L., Murray, R., dan Garner A.S. 2022. The Crucial Role of Recess in Schools. Journal of School Health. Vol. 80(11). oi.org/10.1111/j.1746-1561.2010.00537.x.
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…