Berita

Surat Cinta untuk Para Ayahanda Khususnya Ayahanda Apoteker Chazali

Majalah Farmasetika – Rubrik Opini. Beberapa kali surat terbuka yang ditulis ayahanda Apoteker Chazali H Situmorang masuk ke WhatsApp saya, ada yang meminta tanggapan atau hanya sedang menginfokan.

Awalnya tidak tertarik untuk menanggapi karena permasalahan kefarmasian sudah sangat kompleks dan berlarut-larut, seperti kedudukan profesi yang tampak dikerdilkan didalam Permenkes, eksistensi praktik apoteker yang terus tergerus, ketergantungan bahan baku obat pada impor atau sering dibahasakan kemandirian farmasi,perjuangan RUU kefarmasian (praktik & atau kemandirian farmasi) yang tak kunjung jelas sampai dengan status Pengurus Daerah Jateng yang belum selesai hingga menjelang kongres, jika kita ungkap semua masalah profesi apoteker disini maka akan panjang dan tak tentu cara untuk menyelesaikannya.

Dari tulisan ayahanda Chazali saya menangkap ada 2 hal prinsip yang dipertanyakan, pertama kedudukan dan peran ayahanda Chairul Anwar sebagai pengundang, kedua komunikasi dengan Ketua Umum IAI

Pertama, terkait posisi dan kedudukan ayahanda Chairul sebagai pengundang dengan posisinya sebagai anggota DPR apakah etis, sah atau tidak sah, saya kira secara administrasi dan kode etik sudah ada ranahny di DPR, saya kira ayahanda Chazali bisa melalui jalur tersebut.

Kedua, komunikasi dengan Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (PP IAI). Jika ini yang dipertanyakan oleh ayahanda Chazali, maka demikianlah saya pun bertanya pada mereka para ayahanda.
Ada masalah apa ayahanda Chairul (yang juga ketua PP) tidak menembuskan suratnya kepada Ketua Umum IAI? apa tahu tidak diizinkan? Lalu kenapa juga ayahanda Mufti mendirikan MFI (Masyarakat Farmasi Indonesia) sebagai wadah perjuangan RUU ke DPR, bukankah ayahanda Mufti juga di PP IAI?, pertanyaan akan berlanjut kenapa pak Jamal dicopot dari Ketua PD Jateng?, jika pak Jamal dianggap melanggar oleh PP IAI, lalu kenapa mengganti pak Jamal tidak sanggup hingga sekarang statusnya masih Plt. Apa kehendak PP IAI tidak disetujui oleh mayoritas apoteker di Jawa Tengah?, jika pandangan Pak Jamal bisa dianggap pandangan mayoritas apoteker Jawa Tengah kenapa harus dicopot, kenapa tidak dbangun komunikasi dari hati ke hati, sehingga masalah kepemimpinan di Jateng tidak berlarut-larut.

Semua menjadi menarik untuk ditarik terkait bahasan komunikasi struktural ini. Kita bisa berkesimpulan masalah komunikasi ini bukan hanya terjadi pada ayahanda Chairul, bisa juga komunikasi menjadi masalah seluruh apoteker indonesia kepada Ketua Umumnya. Sebagamana munculnya Farmasis Indonesia Bersatu (FIB) yang juga turut memperjuangkan aspirasi apoteker. Apa hadirnya FIB akibat kebuntuan aspirasi apoteker ke PP IAI?, hal ini jg belum terjawab.

Kalaulah memang ayahanda Chairul akan mencalonkan diri menjadi Ketua Umum, bukankah itu hak setiap anggota. Bukankah baiknya ayahanda Nurul Falah yang sudah memimpin 2 periode membuat kontestasi pemimpin IAI masa depan, tanpa harus takut tersaingi jika masih ingin mencalonkan 3 periode.
Teori kepemimpian menyebutkan pemimpin yang sukses adalah yang mampu melahirkan pemimpin baru.

Sudah saatnya IAI memberikan panggung kepada siapa pun yang ingin memperjuangkan apoteker, dengan beradu gagasan dan ide untuk membangun apoteker maju. Berikan kami sajian visi misi yang membumi sehingga kami tau mana yang ingin berjuang untuk semua, dan mana yang untuk pribadi, mana yang ingin berkeringat dan mana yang hanya menerima hasil. Jika kontestasi itu tidak ada, maka biarkan komunikasi proses kepemimpinan itu berjalan alami, toh memang tidak ada paksaan. Biarkan para apoteker itu tau, siapa yg akan memimpinnya kelak. Sudah bukan jamannya kita menggunakan teknik stick n carrot(memukul lawan dan menjamu teman). Kata pak de Sudjiwo tedjo, pemimpin tangan besi mematikan nyali, pemimpin yg dnabikan mematikan nalar.

Saya tidak tau apakah setelah saya sampaikan surat cinta ini saya akan dicopot dari panitia kongres atau mungkin kongres di Lampung akan dipindah? Hanya karena ada bagian tubuhnya yang berbeda pandangan, wallahualam.

Jabatan hanya sementara, wahai Tuhan Pemilik Kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kpd siapa pun yg Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dr siapa pun yg Engkau kehendaki.(QS Al imran: 26)

Selamat berpuasa
Salam sehat utk semua
Jayalah Apoteker Indonesia
Maju selalu IAI

apt. Ardiyansyah Kahuripan, M.Si

KTA.27121981000309

Share
Published by
apt. Ardiyansyah Kahuripan, M.Si

Recent Posts

Menkes Rilis Pengurus Organisasi Kolegium Farmasi 2024-2028

Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…

4 hari ago

IVFI dan Kolegium Farmasi Indonesia Bersinergi untuk Kemajuan Tenaga Vokasi Farmasi

Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…

2 minggu ago

Anggota Dewan Klarifikasi Istilah Apoteker Peracik Miras di Dunia Gangster

Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…

3 minggu ago

Penggunaan Metformin pada Pasien Diabetes Tingkatkan Risiko Selulitis, Infeksi Pada Kaki, dan Amputasi

Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…

3 minggu ago

Anggota DPR Minta Maaf, Salah Pilih Kata Apoteker bukan Secara Harfiah

Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…

3 minggu ago

Peran Penting Apoteker dalam Menjamin Distribusi Aman Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi (NPP)

Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…

1 bulan ago