Categories: Berita

Nilai Batas Lulus CBT UKAI Naik Pesat, 2 Ribu Apoteker Protes Keras

Majalah Farmasetika – Gerakan Farmasis Milenial Indonesia (GFMI) telah menggagas forum konsolidasi terkait pembahasan isu Computer Based Test (CBT) Ujian Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI) Agustus 2022 dengan melibatkan partisipan sebanyak 2100 mahasiswa Apoteker dari berbagai Universitas (21/8/2022).

Sesuai press rilis yang diterima redaksi, tujuan diadakannya forum konsolidasi tersebut untuk menyatukan informasi dari berbagai sumber kampus mahasiswa Apoteker terkait kejelasan isu yang beredar dan merumuskan masalah dalam pelaksanaan UKAI secara general agar menjadi perhatian perbaikan bagi penyelenggara UKAI.

GFMI sendiri adalah sebuah organisasi komunitas yang mewadahi kepentingan para calon Apoteker dan Apoteker Muda seluruh Indonesia yang diprakarsai oleh beberapa aktivis farmasi muda yaitu Doni Setiawan, Andri Azhari, Sandika Syaputra, Mega Nirwana.

Dimana pada UKAI Periode September 2021 GFMI juga turut mewadahi keluh kesah pelaksanaan UKAI pada periode tersebut untuk di advokasikan, pada UKAI periode Agustus 2022 GFMI kembali mewadahi keluh kesah para Mahasiswa Apoteker seluruh Indonesia yang dihadapkan dengan beberapa permasalahan yang terjadi yaitu terkait pelaksanaan UKAI dan Isu Kenaikan Nilai Batas Lulus (NBL) yang naik drastis diangka 56 dari NBL periode sebelumnya diangka 52 sehingga mengakibatkan reaksi para Mahasiswa Apoteker menjadi cemas mendengar hal tersebut.

“Sebagaimana kita ketahui Uji Kompetensi Apoteker Indonesia (UKAI) merupakan salah satu instrumen yang bertujuan untuk meningkatkan dan memeratakan kualitas Pendidikan Apoteker. UKAI menjadi gerbang keluar yang bersifat exit exam untuk menentukan kelulusan mahasiswa Apoteker dan dapat berpraktik secara legal. Artinya, jika tidak lulus UKAI  mahasiswa Apoteker belum dinyatakan kompeten untuk melakukan praktik dan harus kembali mengulang UKAI pada periode berikutnya.” Tulis GFMI.

GFMI pada dasarnya menyadari bahwa mahasiswa Apoteker sangat mendukung adanya UKAI sebagai bentuk evaluasi keilmuan kami setelah menjalani masa studi profesi Apoteker. GFMI juga percaya bahwa Panitia Nasional UKAI yaitu IAI dan APTFI telah menyelenggarakan pelaksanaan UKAI dengan persiapan yang baik dan matang.

“Pada proses pelaksanaannya UKAI periode Agustus 2022 terlihat berjalan dengan lancar, namun ada beberapa masalah yang ditemukan oleh mahasiswa Apoteker secara general dan pelaksanaanya.” Tertulis dalam pernyataannya.

Berikut lampiran masalah yang sudah dikumpulkan dari forum konsolidasi :

a.   Evaluasi Pelaksanaan

1.      Minimnya Informasi terkait standarisasi yang harus dicapai oleh Mahasiswa Apoteker

2.      Minimnya Informasi terkait isu kenaikan NBL secara drastis dari Panitia Nasional atau institusi

3.      Konsep penentuan NBL harusnya memiliki landasan yang jelas bukan menjadi aturan yang bisa ditentukan secara fleksibel

4.      NBL yang menjadi standar kelulusan seharusnya sudah ditentukan oleh Panitia Nasional jauh sebelum pelaksanaan UKAI karena menjadi acuan institusi untuk menyiapkan mahasiswanya bisa lulus diatas acuan NBL tersebut

5.      Institusi seharusnya juga memiliki hak prerogatif dalam penentuan NBL atau dalam kelulusan mahasiswanya

b.   Evaluasi Soal

1.      Panitia Nasional seharusnya sudah menetapkan tingkat kesulitan soal berdasarkan evaluasi periode sebelumnya

2.      Perbedaan jenis soal yang tidak merata pada hari pertama dan kedua

3.      Ditemukan soal yang tidak memiliki jawaban secara mutlak

4.      Ditemukan soal yang tidak pernah diajarkan selama teori perkuliahan

5.      Ditemukan soal yang tidak tegas dalam narasi dan jawabannya

“Setelah ditinjau secara eksplisit UKAI sebagai exit exam kelulusan mahasiswa Apoteker seharusnya memiliki standarisasi yang jelas dalam menentukan kelulusan Apoteker, jika isu yang beredar terkait kenaikan NBL dari 52,50 menjadi 56, mengakibatkan banyak kerugian yang diterima oleh mahasiswa Apoteker yaitu mental, psikis, materi, waktu dan lainnya selain itu institusi juga mengalami kerugian, jika realitanya mahasiswa Apoteker mampu mengerjakan soal dan presentase kelulusan lebih tinggi dibanding sebelumnya seharusnya hal tersebut diapresiasi karena menjadi bukti bahwa mahasiswa Apoteker berjuang penuh untuk kelulusannya, bukan menjadi bahan permainan bahkan menaikkan NBL secara drastis tersebut yang artinya juga memperkecil presentase kelulusan mahasiswa Apoteker.” Lanjut dalam pernyataan resmi GFMI.

GFMI beralasan negara masih membutuhkan SDM Apoteker yang hadir ditengah masyarakat dalam membangun Kesehatan secara paripurna. Jika demikian hal ini terus berlanjut maka setiap periode pelaksanaan UKAI kedepan akan selalu semrawut dan akan selalu ada evaluasi kedepan tiada henti.

“Maka dari itu kami atas nama Mahasiswa Apoteker Indonesia Periode UKAI Agustus 2022 berharap penuh kepada penyelenggara Panitia Nasional agar dapat memutuskan keputusan secara bijak dan adil guna kepentingan Bersama.” Tutup GFMI.

Dalam waktu yang sama, GFMI merilis surat terbuka diperuntukan kepada apt. Noffendri Roestam, SSi. (Ketua Umum PP IAI) dan Prof. Dr. apt. Daryono Hadi Tjahjono, M.Sc (Ketua APTFI).

Mahasiswa Apoteker Seluruh Indonesia menyampaikan 4 sikap, yakni :

  1. Meminta Panitia Nasional UKAI untuk memberikan informasi resmi terkait isu kenaikan NBL secara drastis tersebut beserta penjelasannya.
  2. Mengharapkan Panitia Nasional UKAI dapat memutuskan keputusan kenaikan NBL secara arif, adil dan bijaksana supaya tidak merugikan seluruh pihak.
  3. Mengharapkan Institusi Profesi Apoteker ikut dilibatkan dalam penentuan NBL atau dalam kelulusan mahasiswanya.
  4. Meminta Panitia Nasional (IAI, APTFI serta Stakeholder lainnya) dapat mengevaluasi secara utuh terkait sistem, konsep dan standarisasi kelulusan UKAI sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlak
farmasetika.com

Farmasetika.com (ISSN : 2528-0031) merupakan situs yang berisi informasi farmasi terkini berbasis ilmiah dan praktis dalam bentuk Majalah Farmasetika. Di situs ini merupakan edisi majalah populer. Sign Up untuk bergabung di komunitas farmasetika.com. Download aplikasi Android Majalah Farmasetika, Caping, atau Baca di smartphone, Ikuti twitter, instagram dan facebook kami. Terimakasih telah ikut bersama memajukan bidang farmasi di Indonesia.

Share
Published by
farmasetika.com

Recent Posts

Menkes Rilis Pengurus Organisasi Kolegium Farmasi 2024-2028

Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…

4 hari ago

IVFI dan Kolegium Farmasi Indonesia Bersinergi untuk Kemajuan Tenaga Vokasi Farmasi

Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…

2 minggu ago

Anggota Dewan Klarifikasi Istilah Apoteker Peracik Miras di Dunia Gangster

Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…

2 minggu ago

Penggunaan Metformin pada Pasien Diabetes Tingkatkan Risiko Selulitis, Infeksi Pada Kaki, dan Amputasi

Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…

2 minggu ago

Anggota DPR Minta Maaf, Salah Pilih Kata Apoteker bukan Secara Harfiah

Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…

3 minggu ago

Peran Penting Apoteker dalam Menjamin Distribusi Aman Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi (NPP)

Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…

1 bulan ago