Categories: BeritaRiset

Olanzapine, Samidorphan Terbukti Efektif Obati Gangguan Bipolar 1 Skizofrenia

Majalah Farmasetika – Hasil studi menunjukkan bahwa risiko mendapatkan 10% atau lebih berat badan dari baseline turun 50% ketika pasien berada pada kombinasi.

Olanzapine dan samidorphan terbukti efektif dalam mengobati gangguan bipolar 1 (BD-1) dan skizofrenia sambil mengurangi kenaikan berat badan yang terkait dengan hanya mengambil olanzapine, menurut hasil tinjauan yang diterbitkan dalam Neuropsychiatric Disease and Treatment.

Olanzapine sangat efektif dalam membantu menstabilkan individu dengan BD-1 dan skizofrenia, tetapi juga mempengaruhi bagaimana tubuh mengatur glukosa dan lipid.

Sistem opioid alami mengatur metabolisme dan perubahan berat badan, jadi menggabungkan olanzapine dan samidorphan, senyawa penghambat reseptor opioid, adalah strategi potensial untuk mengatasi kenaikan berat badan terkait obat, kata para peneliti.

Dalam ulasan tersebut, para peneliti membandingkan penggunaan olanzapine dan samidorphan hanya dengan olanzapine dan plasebo untuk individu dengan eksaserbasi akut skizofrenia. Mereka menemukan bahwa kombinasi dan olanzapine saja memberikan peningkatan yang sama pada minggu ke-4 dibandingkan dengan plasebo, yang diukur dengan skor Skala Sindrom Positif dan Negatif (PANSS) dari baseline.

Kemanjuran antipsikotik dari kombinasi obat dibandingkan dengan plasebo didukung oleh peningkatan skor Clinical Global Impression-Severity (CGI-S). Penambahan samidorphan tidak secara negatif mempengaruhi kemanjuran antipsikotik olanzapine.

Dalam studi ENLIGHTEN-2 (NCT02694328), peningkatan pengobatan serupa antara 2 kelompok dalam skor PANSS dan CGI-S.

Pada individu rawat jalan dengan skizofrenia stabil, pengobatan dengan kombinasi tersebut menghasilkan kenaikan berat badan yang jauh lebih sedikit. Selain itu, ini mengurangi risiko kenaikan berat badan yang signifikan secara klinis, dan lingkar pinggang meningkat 5 cm atau lebih hingga setengahnya dibandingkan dengan olanzapin saja pada minggu ke-24.

Peneliti studi ENLIGHTEN-2 menemukan bahwa kuadrat terkecil rata-rata persen perubahan berat badan dari baseline ke akhir periode pengobatan pada 24 minggu adalah 4,2% dengan kombinasi obat dibandingkan dengan 6,6% dengan olanzapine saja. Dalam studi fase 2, perubahan persen rata-rata kuadrat terkecil dari baseline dalam berat pada 12 minggu adalah 2,6% untuk kombinasi dibandingkan dengan 4,1% untuk olanzapine saja.

Dalam kedua studi, individu yang diobati dengan salah satu rejimen memiliki kenaikan berat badan yang sama untuk 4 hingga 6 minggu pertama. Namun, mereka yang diobati dengan kombinasi memiliki berat badan mereka stabil, sementara mereka yang diobati dengan olanzapine saja terus menambah berat badan selama periode perawatan.

Selanjutnya, para peneliti menemukan bahwa, dalam studi ENLIGHTEN-2, risiko mendapatkan 10% atau lebih berat badan dari baseline berkurang sebesar 50% ketika individu mengambil kombinasi dibandingkan dengan olanzapine saja.

Para peneliti menemukan bahwa kombinasi olanzapine dan samidorphan aman dan ditoleransi dengan baik hingga 3 setengah tahun pengobatan. Kombinasi ini membantu mempertahankan gejala dan menstabilkan berat badan mereka. Mereka juga menemukan bahwa kombinasi tersebut tidak mempengaruhi lithium atau farmakokinetik valproate.

Dalam tinjauan tersebut, para peneliti merangkum data klinis dari 18 studi, termasuk 10 uji coba fase 1, 2 uji coba fase 2, 3 uji coba fase 3 yang buta ganda, acak, dan 3 studi ekstensi fase 3 jangka panjang, label terbuka, dan fase 3.

Mereka menggunakan data ini untuk mengevaluasi kemanjuran, farmakokinetik, dan keamanan kombinasi obat.

FDA baru-baru ini menyetujui olanzapine dan samidorphan sebagai pengobatan untuk BD-1 dan skizofrenia.

Sumber :

Citrome L, Graham C, Simmons A, Jiang Y, dkk. An evidence-based review of OLZ/SAM for treatment of adults with schizophrenia or bipolar I disorder. Neuropsikiatri Dis Mengobati. 2021;17:2885-2904. doi:10.2147/NDT.S313840

jamil mustofa

Share
Published by
jamil mustofa

Recent Posts

Menkes Rilis Pengurus Organisasi Kolegium Farmasi 2024-2028

Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…

3 hari ago

IVFI dan Kolegium Farmasi Indonesia Bersinergi untuk Kemajuan Tenaga Vokasi Farmasi

Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…

2 minggu ago

Anggota Dewan Klarifikasi Istilah Apoteker Peracik Miras di Dunia Gangster

Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…

2 minggu ago

Penggunaan Metformin pada Pasien Diabetes Tingkatkan Risiko Selulitis, Infeksi Pada Kaki, dan Amputasi

Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…

2 minggu ago

Anggota DPR Minta Maaf, Salah Pilih Kata Apoteker bukan Secara Harfiah

Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…

3 minggu ago

Peran Penting Apoteker dalam Menjamin Distribusi Aman Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi (NPP)

Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…

1 bulan ago