Majalah Farmasetika – Mengenal lebih dekat bersama founder Bijak Obat. id, Apoteker Faqih Difran Hanif nama lengkapnya, followers tiktok dan instagramya melebihi 100 ribu, tak heran banyak dikenal sebagai influencer dan konten kreator bidang kefarmasian yang aktif memberikan layanan konsultasi obat melalui platform bijakobat.id.
“Bijak obat. Id merupakan sebuat platform edukasi kesehatan khususnya obat-obatan , herbal kosmetik hingga metode pengobatan islam yang dikemas dalam bentuk gambar, tulisan dan video sehingga mudah diterima di masyarakat. Selain itu bijak obat juga memberikan layanan konsultasi atau konseling bersama apoteker melalui media sosial dan apikasi.” tutur Faqih kepada redaksi Majalah Farmasetika (3/11/2022).
Dengan followers di tiktok dan instagram lebih dari 100 ribu bisa dikatakan sebagai influencer dan konten kreator kefarmasian dengan jumlah followers terbesar di Indonesia. Faqih memutuskan untuk menjadi konten kreator khususnya kesehatan dan obat-obatan dengan tujuan untuk memberikan dampak peranan seorang apoteker kepada masyarakat sehingga meningkatkan eksistensi dari tenaga apoteker itu sendiri.
“Kita juga sadar bahwa persentase terbesar konten yang beredar di masyarakat didominasi oleh konten yang bersifat hiburan, dan disini mendorong saya untuk hadir sebagai penyeimbang dengan konten edukasi. Harapannya selain masyarakat terhibur tetapi juga teredukasi.” tutur lulusan Mts hingga MA di Pondok Pesantren Modern Assuruur ini.
“Memilih farmasi bukan pilihan yang di harapkan, tidak terpikir sama sekali untuk menjadi tenaga kesehatan apalagi farmasi, beralasan do’a dan iktiar semua pilihan jurusan dan meminta agar diberi yang terbaik dan luar biasanya masuk ke farmasi ini merupakan sebuah keajaiban bahkan banyak yang menyebutkan sebuah kemustahilan yang tercapai, karena sekolah MA ku dulu bukan sekolah yang besar dan belum ada 1 pun yang bisa masuk ke jurusan yang bisa dibilang sudah dan masukmelalui jalur undangan. Mungkin itulah salah satu yang membuat yakin bahwa ini jawaban dari sebuah do’a pilihan yang terbaik. Padahal awalnya tetep galau ingin masuk teknik industry di universitas di bandung kota tempatku lahir dan bertumbuh.” jelas Faqih yang merupakan lulusan Sarjana Farmasi hingga Profesi Apoteker dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Faqih mengakui berangkat dari pilihan yang tak terduga itu, malah menjadi hal yang sangat di sukuri bahwa ternyata memilih jurusan farmasi ini benar-benar pilihan terbaik setidaknya ilmu yang dimiliki ini bisa berguna untuk keluarga dirumah lebih baik jika bisa berguna untuk masyarakat yang lebih luas.
“Waktu orang tua sakit dan harus melalukan CABG bedah jantung lalu oprasi tiroid, niatan itu nyata Alhamdulillah bisa berguna untuk keluarga dirumah.” terang Faqih.
Seiring berjalannya waktu di farmasi dan akhirnya lulus, dengan mengambil penelitian mengenai kualitas informasi obat antibiotic yang diberikan oleh apotek untuk masyarakat ternyata di dapatkan hasil yang lumayan miris bahwa kualitas informasi obat yang disampaikan kepada masyarakat masih jauh dari kata cukup dan eksistensi tenaga kefarmasian atau apoteker masih kurang dirasakan kebermanfaatannya oleh masyarakat.
“Mungkin saja banyaknya angka kasus penyalahgunaan obat atau penggunaan obat yang tidak bijak salah satu penyebabnya karena kurangnya informasi dan edukasi yang diberikan apoteker kepada masyarakat. Dari hasil data penelitian itu kira-kira apa yang bisa kita lakukan yang bisa kita perbuat dan tercetuslah untuk membuat Platform Edukasi Obat yaitu BijakObat.Id.” ujarnya yang juga mantan aktivis dari Ismafarsi Jabodelata dan sempat menjadi Direktur Lembaga Kesehatan Mahasiswa Islam (LKMI).
Menurut Faqih, duka dari menjadi konten kreator tentu harus memiliki niatan yang benar-benar lurus dan memiliki tujuan karena konten edukasi memang harus memiliki nafas yang panjang, berbeda dengan konten hiburan yang masyarakat cenderung lebih banyak menyukainya.
“Oleh karena itu diperlukan konsistensi dan juga kreativitas penyampaian informasi agar mudah diterima masyarakat, Simpelnya dukanya udah buat konten susah susah eh yang liat sedikt hehe, sukanya tentu bisa bermanfaat untuk masyarakat banyak, bisa memberi sedikit ilmu yang bisa diteruskan dari manusi ke manusia lain sehingga menjadi ladang kebaikan yang mengalir secara terus menerus, selain itu juga ya bisa mendapatkan tambahan penghasilan walupun bukan tujuan utama sebagai konten kreator” jelas apoteker penanggung jawab di Watson Indonesia.
Faqih menambahkan bahwa prospek kedepannya tentu bijakobat dan tenaga apoteker harus menjadi garda terdepan dalam pelayanan khususnya obat-obatan, kosmetik bahkan makanan, menjadi sumber rujukan utama masyarakat dalam berkonsultasi atau konseling baik secara online atau secara offline langsung di masyarakat melalui berbagai sarana prasarana edukasi dan pelayanan.
“Semoga apoteker Indonesia bisa semakin solid dalam meningkatkan kualitas diri, eksistensi, serta meraih impian dan tujuan besar dari apoteker itu sendiri. Selain itu apoteker semakin dapat dirasakan keberadaannya oleh masyarakat sehingga menimbulkan kepercayaan masyarakat.” harapnya untuk apoteker Indonesia saat ini.
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…