Majalah Farmasetika – Jika mengkonsumsi antibiotik Ciprofloksasin disarankan untuk menghindari minum Ibuprofen untuk demam atau nyeri karena bisa meningkatkan resiko kejang terutama ketika memiliki riwayat kejang.
Hal ini disampaikan oleh ahli farmakologi, apt. Rahmat Hidayat, B Sc, M.Sc., melalui postingan media sosialnya (23/11/2022).
Ciprofloksasin adalah antibiotik golongan Fluoroquinolon yang tidak secara langsung membunuh bakteri, namun menghentikan pembelahan bakteri lebih lanjut (bakteriostatik) sehingga infeksi bisa berkurang sampe bakteri yang tersisa mati.
Rahmato menjelaskan kenapa tidak bersifat membunuh bakteri, untuk dapat membelah, DNA ini membawa informasi genetik. Jika ada DNA, berarti tidak akan bisa membelah diri.
“So, inilah yang di lakukan oleh Ciprofloksasin menghambat pembentukan DNA bakteri, namun tidak membunuh. Agar bakteri mati, yang paling cepat ialah menghancurkan membran bakteri itu sendiri.” Jelas Rahmato.
Rahmato melanjutkan bahwa ciprofloksasin diresepkan untuk mengobati infeksi kulit, tulang, pneumonia, tipus atau infeksi seksual menular dan antibiotik ini hanya bisa di peroleh dengan resep dokter.
“Nah, kenapa di hindari bersama Ibuprofen? Ibuprofen adalah anti nyeri dan antipiretik (anti demam). Kedua kondisi ini, nyeri dan demam, disebabkan oleh terbentuknya senyawa pemicu bernama Prostaglandin yang dihasilkan dari perubahan akhir Membran Sel oleh enzim bernama Siklooksigenase 2 (COX).Exactly, Ibuprofen menghambat enzim ini.” Jelasnya.
Lalu kenapa Berpotensi menyebabkan kejang jika diminum bersama Ciprofloksasin?
“Aliran listrik ditolak terjadi karena ada percikan disaraf, misalnya oleh senyawa listrik Efinefrin, yang memulai perjalanan listrik ini sehingga akan di teruskan ke Otot agar berkontraksi. Agar tidak berlebihan aliran ini di hambat kelebihanya oleh senyawa listrik lain, bernama Gaba. So, jika ikatan Gaba ini dengan dudukan (reseptornya) di hambat, maka percikan listrik akan masif dan memungkinkan terjadinya kejang.” Jelas Rahmato.
Kemudian menurutnya, ketika dikaitkan apa hubungannya dengan obat Antibiotik golongan Fluoroquinolon, dengan cincin Piperazinnya menghambat ikatan Gaba ini dengan reseptornya; sehingga berpotensi menyebabkan kejang. Walaupun resiko kejang oleh Enoxocin lebih besar, namun ada laporan Ciprofloksasin juga melakukan itu.
“Ibuprofen tidak melakukan itu, tapi, keberadaan Ibuprofen meningkatkan potensi ikatan cincin Piperazin Ciprofloksasin dengan reseptor Gaba.” Jelasnya.
Untuk bisa menurunkan demam, Ibuprofen harus mengurangi Prostaglandin di otak, jadi peluang ini terjadi karena Ibuprofen
Masuk ke dalam otak dan berinteraksi disana dengan Ciprofloksasin.
Lulusan pertama master farmakologi dari Universitas Alberta, Canada ini menjelaskan bahwa Asam mofenamat, diklofenak, aspirin dan prasetamol tidak seperti ibuprofen,
“Namun flurbiprofe > anirolac > asam > metianzinatb > tolmwtin = ketoprofen = penbufen = indomethacin > dffebiprofen > ibuprofen = (+)-naproxen = Sulindak iya.” Tegas Rahmato.
“So, jika ada riwayat kejang atau riwayat keluarga sebaiknya hindari penggunaan Ibuprofen bersama antibiotik Ciprofloksasin agar kejadian kejang akibat interaksi dapat di hindari.” Tutupnya.
Sumber
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…