Majalah Farmasetika – Ketua Umum Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) apt. Noffendri Roestam, S.Si merefleksikan sejarah terbentuknya IAI hingga kini berusia 68 tahun dalam pidatonya pada puncak perayaan HUT IAI ke-68 (18/6/2023) secara daring.
“Mari kita mengenang sejarah berdirinya organisasi yang kita cintai bersama yaitu Ikatan Apoteker Indonesia atau IAI.” tutur Noffendri.
IAI didirikan oleh sejumlah apoteker yang memiliki pandangan ke depan yang luar biasa pada tahun 1955 sejumlah apoteker di Jakarta mulai merasakan perlunya suatu organisasi yang dapat memperhatikan dan memperjuangkan kepentingan-kepentingan Farmasi pada umumnya, dan kepentingan-kepentingan pada khususnya.
Atas dasar itulah 20 April 1955 dibentuk suatu Panitia Persiapan yang terdiri dari Drs. E. Looho, Drs. Liem Tjae Ho (Wim Kalona), Drs. Kwee Hwat Djien dan Drs. Ie Keng Heng. Tugas dari panitia tersebut ialah menyiapkan Rancangan Anggaran Dasar, nama organisasi, dan lambangnya, Rancangan Anggaran Rumah Tangga dan menyiapkan urgensi program untuk diajukan pada Muktamar I yang diadakan pada 17-18 Juni 1955.
“Muktamar pertama di langsungkan di gedung metropol yang sekarang kita kenal sebagai gedung megaria, nama organisasinya Ikatan Apoteker Indonesia yang disingkat IKA, pengesahan lambang IKA pengesahan anggaran dasar IKA dan urgensi program berupa penyusunan daftar kebutuhan obat mengatur distribusi obat dan mempersiapkan industri farmasi.” lanjut Noffendri.
Pada Muktamar pertama telah terpilih pengurusan pertama itu Dr Eloho setelah menentukan pengurus besar pertama Ika kemudian rutin mengadakan mukhtamar setiap tahunnya dengan agenda yang berbeda-beda termasuk keputusan baru penetapan farmakope Indonesia undang-undang farmasi dan penyebaran tenaga apoteker.
Muktamar demi muktamar berlangsung hingga tiba pada Muktamar 7 yang memiliki arti penting bagi perjalanan organisasi, pada Muktamar ke tujuh yang dilaksanakan pada tahun 1963 tak lagi menekan Mukhtamar IKA melainkan kongres nasional serjana farmasi. Pada kongres kali ini diubah nama bentuk dan sifat organisasi para apoteker dari Ikatan Apoteker Indonesia menjadi Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia.
Kongres juga memutuskan Dr Purnomo Singgih selaku ketua umum ISFI yang kemudian gantikan oleh Dr Aris Herman sebagai ketua sementara PP ISFI dan kemudian beralih Kemudian pada Dr Surastomo Hadi Sumarno kemudian dialihkan kepada Dr Sukaryo hingga kongres nasional ke 8 di Jakarta yang berlangsung pada tanggal 30 Oktober sampai 3 November tahun 1967.
Anggotanya bukan hanya apoteker tetapi juga Sarjana Farmasi non apoteker, dalam mukhtamar ke-7 ini pula di menurut kop Sarjana Farmasi menurut bidangnya masing-masing yaitu bidang Sarjana Farmasi produksi, sarjana Farmasi distribusi, sarjana Farmasi Rumah Sakit, sarjana Farmasi ABRI dan lain-lain ini merupakan cikal bakal himpunan seminat yang kini kita miliki.
Kongres ke 8 di Jakarta mempunyai arti penting karena pelaksanakan ketika permulaan era kepemimpinan Orde Baru banyak keputusan dan rekomendasi yang dihasilkan dalam Kongres tersebut diantaranya terpilihnya kembali Dr Sukaryo sebagai ketua umum yang Jabatan itu dipegang oleh Beliau hingga tahun 1989 melalui pemilihan di setiap kongres.
Pada kongres ke-18 Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia di Jakarta pada tanggal 7 sampai 9 Desember 2009 nama organisasi Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia berubah Ikatan Apoteker Indonesia hingga sekarang Para sejawat yang saya banggakan peran IAI sebagai organisasi profesi juga berlanjut di tingkat Dunia internasional, IAI tidak hanya menjadi jago kandang tetapi juga meluaskan perannya di tingkat regional dan dunia.
IAI menjadi anggota the Federation of Asian Pharmaceutical Association (FAPA) sebuah organisasi yang beranggotakan 24 negara di wilayah Asia, dalam berbagai kesempatan IAI bekerja sama dalam mengembangkan profesialiame apoteker Indonesia, sebagai sebuah negara besar keberadaan yaitu cukup disegani di antara negara-negara anggota FAPA.
“ini terbukti terpilihnya sejawat apoteker Dr Muhammad Dani Pratomo mm almarhum ketua umum ketua IAI priode 2009-2013 sebagai presiden terpilih untuk periode 2019-2024 namun sayang beliau tidak sempat menyelesaikan masa jabatannya karena berpulang ke Rahmatullah pada tanggal 31 Desember 2020 akibat terkapar terpapar covid-19.” lanjutnya.
Tidak hanya itu ketua umum PP IAI periode 2014-2018 dan 2018-2022 sejawan apoteker Dr Nurul Palah Edi Pariang, saat ini juga menjabat sebagai Vice President FAPA untuk periode 2023-2026 serta terpilihnya Sekjen pengurus pusat Ikatan Apoteker Indonesia apoteker IAI sebagai medicine and health information section chairpesion.
IAI juga memiliki hubungan baik dengan organisasi apoteker tingkat dunia yang tergabung dalam FIP sebuah organisasi yang mewakili lebih dari 4 juta apoteker ilmuwan farmasi dan pendidik Farmasi melalui 153 organisasi nasional anggota akademik dan anggota individu Indonesia.
Indonesia pantas berbangga sebab dalam Kongres FIP yang diselenggarakan di Spanyol pada bulan September 2022 lalu IAI berkesempatan mempresentasikan sistem informasi apoteker Siap yang mendapatkan apresiasi dari FIP karena merupakan terobosan baru dibidang pelayanan keanggotaan IAI juga merupakan satu-satunya organisasi profesi yang telah memiliki aplikasi sehingga mampu memberikan layanan yang profesional akuntabel dan dapat dijangkau dari Aceh hingga ke Papua.
“Sejawat apoteker yang saya banggakan apoteker juga berperan besar di dunia kesehatan, apoteker adalah satu-satunya tenaga kesehatan yang memiliki peran sejak dibuka di Hulu hingga Hilir.” jelasnya.
IAI saat ini telah memiliki berbagai himpunan seminat hingga meluncurkan program apoteker spesialis Farmasi Nuklir.
Dalam hal RUU Kesehatan Omnibuslaw, IAI berperan aktif bersama organisasi profesi tenaga kesehatan lainnya untuk menunda pembahasan agar sesuai dengan kondisi tenaga kesehatan di lapangan.
Selain itu, IAI berperan aktif dalam advokasi anggotanya bagi yang terlibat kasus hukum.
“Di usianya yang ke 68 ini memasuki usia lanjut dan harus menjadikan organisasi IAI yang konstruktif.” tutupnya.
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…
Majalah Farmasetika - Produk farmasi, seperti obat-obatan, memerlukan stabilitas tinggi untuk menjaga efektivitas dan kualitasnya…
Majalah Farmasetika - Dalam dunia perdagangan obat, surat pesanan memiliki peran yang sangat penting. Di…
Majalah Farmasetika - Di fasilitas distribusi farmasi, memastikan obat-obatan dan alat kesehatan tetap berkualitas sepanjang…
Majalah Farmasetika - Studi kohort yang baru-baru ini diterbitkan dalam Annals of Medicine Journal menetapkan…
Jakarta - BPOM resmi mengumumkan penarikan produk pangan olahan impor latiao asal Tiongkok penyebab keracunan.…