Categories: Sediaan Farmasi

Daprodustat,Obat Oral Pertama untuk Anemia pada Gagal Ginjal Kronis dengan Dialisis

Majalah Farmasetika – Pada bulan Februari 2023, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah menyetujui tablet Jesduvroq (daprodustat) sebagai pengobatan oral pertama untuk anemia (penurunan jumlah sel darah merah) yang disebabkan oleh penyakit ginjal kronis untuk orang dewasa yang telah menerima dialisis setidaknya selama empat bulan.

Anemia akibat gagal ginjal kronik 

Gagal ginjal kronik biasa disebut Chronic Kidney Disease (CKD) masih menjadi permasalahan dibidang nefrologi dengan angka kejadian yang masih cukup tinggi. CKD merupakan abnormalitas dari fungsi dan struktur ginjal, dimana laju filtrasi glomerulus kurang dari 60mL/min/1,73m2 dan terjadi kerusakan ginjal yang berlangsung lebih dari 3 bulan. CKD terjadi secara irreversible, yang berkembang secara perlahan dan progresif. Penyebab terbesar pasien CKD adalah hipertensi dengan presentase 36% dan nefropati diabetika dengan presentase 28%. Hasil systematic review dan metaanalysis yang dilakukan oleh Hill et al, 2016, mendapatkan prevalensi global CKD sebesar 13,4%.

Pada Sebagian pasien CKD sering diikuti kejadian anemia. Anemia adalah suatu keadaan terjadi penurunan kadar hemoglobin dalam darah. Anemia dapat terjadi pada 80-90% pasien gagal ginjal kronik, terutama pasien yang sudah mencapai stadium III. Anemia terutama disebabkan oleh defisiensi Erythropoietic Stimulating Factors (ESF). Ginjal merupakan organ yang memproduksi eritropoietin yang berfungsi untuk mengatur produksi eritrosit yang ada pada sumsum tulang. Pasien CKD akan mengalami defisiensi eritropoietin karena fungsi ginjal tidak mampu untuk dapat memproduksi eritropoietin secara maksimal, sehingga terdapat ketidakseimbangan antara kadar hemoglobin dengan laju filtrasi glomerulus pada pasien CKD.

Anemia yang terjadi pada pasien CKD dapat menyebabkan menurunnya kualitas hidup pasien. Selain itu anemia sendiri dapat meningkatkan terjadinya morbiditas dan mortalitas secara bermakna dari CKD. Adanya anemia pada pasien dengan CKD dapat dipakai sebagai prediktor risiko terjadinya kejadian kardiovaskular dan prognosis dari penyakit ginjal sendiri. Anemia merupakan kondisi berkurangnya sel darah merah di dalam sirkulasi darah sehingga tidak mampu memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen ke seluruh jaringan. Anemia dapat terjadi pada pasien CKD, yaitu ketika seseorang sudah mengalami penurunan kerja ginjal menjadi 20 sampai 50 persen dari fungsi ginjal normal.

Jesduvroq sebagai terapi oral untuk anemia pada gagal ginjal kronik 

Saat ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS menyetujui tablet Jesduvroq (daprodustat) sebagai pengobatan oral pertama untuk anemia karena penurunan jumlah sel darah merah yang disebabkan oleh penyakit ginjal kronis untuk orang dewasa yang telah menerima dialysis. Jesduvroq dapat meningkatkan kadar eritropoietin. Jesduvroq tidak disetujui untuk pasien yang tidak menjalani dialysis karena keamanannya belum diketahui.

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) melakukan penelitiak acak terhadap 2.964 orang dewasa yang mengalami dialysis. Dalam penelitian tersebut, dibagi menjadi dua kelompok yaitu menggunakan obat Jesduvroq oral dan suntikan eritropoietin manusia rekombinan (standar perawatan untuk pasien anemia akibat penyakit ginjal kronis). Pasien dengan konsumsi Jesduvroq menunjukkan hasil bahwa dapat meningkatkan dan mempertahankan hemoglobin sebagai protein dalam sel darah merah yang membawa oksigen dalam kisaran target 10-11gram/dl, serupa dengan pasien dengan suntikan eritropoietin manusia rekombinan.

Penggunaan Tablet Jesduvroq mengandung Daprodustat

Jesduvroq mengandung daprodustat yang bekerja sebagai penghambat molekul kecil faktor prolil hidroksilase (PHD) yang diinduksi hipoksia yang dikembangkan oleh GlaxoSmithKline untuk pengobatan anemia pada pasien dengan penyakit ginjal kronis (CKD). Penghambatan PHD mencegah degradasi faktor yang diinduksi hipoksia (HIF), yang menyebabkan produksi eritropoietin dan selanjutnya induksi eritropoiesis. Daprodustat merupakan bubuk putih hingga putih cacat yang sulit larut dalam air. Setiap tablet oral Jesduvroq mengandung daprodustat 1 mg, 2 mg, 4 mg, 6 mg dan 8 mg. Kadar hemoglobin yang stabil dicapai dalam beberapa minggu (sekitar 4 minggu pada pengguna ESA dan sekitar 16-20 minggu pada bukan pengguna ESA) setelah pemberian awal.

Pemberian Jesduvroq dilakukan dengan dosis terendah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan transfusi sel darah merah. Tablet Jesduvroq dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan dan harus ditelan utuh, tidak boleh dipotong, dihancurkan ataupun dikunyah. Untuk pasien yang tidak diobati dengan ESA, dosis awal Jesduvroq didasarkan pada tingkat hemoglobin.

Kadar hemoglobin sebelum perawatan (g/dl)Dosis awal Jesduvroq

(dosis sekali harian)

<94 mg
≥9 hingga ≤102 mg
>101 mg

Tabel 1. Dosis awal Jesduvroq untuk pasien yang menjalani dialysis yang tidak menerima agen perangsang eritropoiesis

Pasien sebaiknya tidak menggunakan Jesduvroq jika mengonsumsi obat-obatan tertentu yang menyebabkan peningkatan kadar Jesduvroq atau jika memiliki tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol. Efek samping Jesduvroq yang paling umum termasuk tekanan darah tinggi, kejadian trombotik vascular, sakit perut, pusing dan reaksi alergi. Penyalahgunaan obat yang meningkatkan eritropoiesis, seperti Jesduvroq oleh orang sehat dapat menyebabkan polisitemia, yang berhubungan dengan komplikasi kardiovaskular yang mengancam jiwa seperti stroke, infark miokard dan tromboemboli.

PUSTAKA

  • Dmitrieva, O., Lusignan, S. d., Macdougall, l. C., Gallagher, H., Tomson, C., Harris, K., et al. (2013). Association of anaemia in primary care patients with chronic kidney disease: cross sectional study of quality improvement in chronic kidney disease (QICKD) trial data. BMC Nephrology.
  • https://www.fda.gov/news-events/press-announcements/fda-approves-first-oral-treatment-anemia-caused-chronic-kidney-disease-adults-dialysis
  • KDIGO. (2013). Definition and classification of CKD. The International Society of Nephrology, 3(1), 5-14.
  • Penyakit Ginjal Kronis di Amerika Serikat. (2019). Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. (www.cdc.gov/kidneydisease/pdf/2019_National-Chronic-Kidney-Disease-Fact-Sheet.pdf )
  • Pernefri. (2011). Konsesus manajemen anemia pada penyakit ginjal kronik. Jakarta: Perhimpunan Nefrologi Indonesia
khazanahnurainnurdin

Share
Published by
khazanahnurainnurdin

Recent Posts

Menkes Rilis Pengurus Organisasi Kolegium Farmasi 2024-2028

Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…

4 hari ago

IVFI dan Kolegium Farmasi Indonesia Bersinergi untuk Kemajuan Tenaga Vokasi Farmasi

Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…

2 minggu ago

Anggota Dewan Klarifikasi Istilah Apoteker Peracik Miras di Dunia Gangster

Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…

2 minggu ago

Penggunaan Metformin pada Pasien Diabetes Tingkatkan Risiko Selulitis, Infeksi Pada Kaki, dan Amputasi

Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…

2 minggu ago

Anggota DPR Minta Maaf, Salah Pilih Kata Apoteker bukan Secara Harfiah

Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…

3 minggu ago

Peran Penting Apoteker dalam Menjamin Distribusi Aman Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi (NPP)

Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…

1 bulan ago