Berita

Suplementasi Vitamin K Dapat Meningkatkan Resistensi Insulin pada Pasien Lansia dengan Diabetes Tipe 2

Majalah Farmasetika – Beberapa vitamin dan mineral mungkin terkait dengan perkembangan diabetes mellitus, demikian menurut para penulis tinjauan yang diterbitkan dalam Human Nutrition & Metabolism. Terutama, tingkat yang tidak memadai dari vitamin K mungkin terkait dengan diabetes; bagaimanapun, suplementasi juga dapat digunakan sebagai terapi efektif untuk mengelola kondisi tersebut.

“Vitamin K memiliki fungsi kritis dalam metabolisme lipid dan menurunkan kadar HDL (kolesterol lipoprotein densitas tinggi) dan trigliserida dalam darah, yang memiliki pengaruh signifikan pada pengobatan diabetes, terutama tipe 2,” tulis penulis.

Diabetes adalah salah satu kondisi kesehatan paling umum di seluruh dunia. Antara tahun 1980 dan 2014, tingkat kejadian meningkat hampir 4 kali lipat selama periode ini (dari 108 juta menjadi 422 juta kasus); dan antara tahun 2000 dan 2019, kematian terkait diabetes juga meningkat. Ada jumlah yang lebih besar dari orang-orang di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah yang didiagnosis dibandingkan dengan orang-orang di negara-negara berpendapatan tinggi, dan komorbiditas umum meliputi kebutaan, gagal ginjal, serangan jantung, stroke, dan amputasi anggota tubuh.

Tinjauan ini bertujuan untuk mengatasi kemungkinan hubungan antara diabetes dan kekurangan vitamin dan mineral. Penulis mencari berbagai basis data untuk makalah yang terkait dengan manajemen diabetes, terapi, dan dampak nutrisi pada diabetes, dan mengevaluasi kualitas dan kekuatan temuan setiap makalah.

Vitamin B9, E, D, B1, K, dan seng secara positif terkait dengan diabetes dan pra-diabetes, dan vitamin K menonjol sebagai modulator kunci metabolisme glukosa. Meskipun vitamin K tidak terbukti memengaruhi glukosa darah puasa, namun dapat meningkatkan insulin dan kadar glukosa setelah makan. Penelitian lain mendukung temuan ini, menunjukkan bahwa suplementasi vitamin K dapat meningkatkan resistensi insulin setelah 3 tahun pada orang dewasa lansia, dan juga dapat meningkatkan kepadatan mineral tulang pada populasi berisiko ini.

Seng juga dapat berfungsi sebagai pengobatan signifikan karena kemampuannya untuk menyimpan dan menghasilkan insulin. Seng semakin banyak diteliti sebagai komponen obat anti-diabetes karena dapat mengurangi hiperklikemia postprandial selama 2 jam setelah makan, dan juga dapat mengaktifkan molekul yang mempromosikan kontrol glukosa. Selain itu, seng terbukti membuat insulin bertahan lebih lama.

Vitamin dan mineral lain yang perlu dicatat adalah folat, yang (ketika dikonsumsi dalam jumlah yang sesuai) dapat mengurangi risiko diabetes dengan meningkatkan sensitivitas insulin dan mengurangi risiko resistensi insulin. Menurut penulis, hasil ini menunjukkan potensi folat untuk dianggap sebagai elemen makanan yang dapat diubah untuk mencegah diabetes.

Vitamin E dapat menurunkan hemoglobin A1C dan meningkatkan pengelolaan diabetes. Sebaliknya, penelitian sebelumnya menghubungkan kekurangan vitamin E dengan neuropati diabetes dan masalah kardiovaskular, menjadikannya vitamin penting bagi pasien dengan diabetes tipe 2. Kekurangan vitamin D dalam serum juga terbukti meningkatkan risiko pengembangan diabetes tipe 1, tetapi suplementasi vitamin D dapat mengurangi risiko ini, menurut beberapa penelitian.

Vitamin B3, B6, C, dan A dianggap memiliki asosiasi “kontroversial”, dibandingkan dengan asosiasi positif. Beberapa penelitian menghubungkan vitamin-vitamin ini dengan perawatan yang lebih baik, tetapi tidak ada cukup bukti yang tersedia untuk menyoroti asosiasi tersebut. Peneliti meminta penelitian tambahan tentang peran nutrisi dalam manifestasi dan pengelolaan diabetes. Karena ini adalah hubungan yang kompleks, diperlukan lebih banyak penelitian untuk mengidentifikasi mekanisme yang mendasarinya.

“Meskipun diabetes mencakup banyak aspek, penting untuk diakui bahwa penelitian ini merupakan langkah awal menuju pemahaman yang lebih baik terhadap asosiasi yang rumit ini,” tulis penulis.

Referensi

Younes S. The role of micronutrients on the treatment of diabetes. Human Nutr & Metab. Accessed on January 26, 2024. doi:10.1016/j.hnm.2023.200238

jamil mustofa

Share
Published by
jamil mustofa

Recent Posts

Menkes Rilis Pengurus Organisasi Kolegium Farmasi 2024-2028

Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…

3 hari ago

IVFI dan Kolegium Farmasi Indonesia Bersinergi untuk Kemajuan Tenaga Vokasi Farmasi

Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…

2 minggu ago

Anggota Dewan Klarifikasi Istilah Apoteker Peracik Miras di Dunia Gangster

Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…

2 minggu ago

Penggunaan Metformin pada Pasien Diabetes Tingkatkan Risiko Selulitis, Infeksi Pada Kaki, dan Amputasi

Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…

2 minggu ago

Anggota DPR Minta Maaf, Salah Pilih Kata Apoteker bukan Secara Harfiah

Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…

3 minggu ago

Peran Penting Apoteker dalam Menjamin Distribusi Aman Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi (NPP)

Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…

1 bulan ago