Berita

Studi Menunjukkan Penggunaan Secukinumab signifikan Mengurangi Peradangan pada Pasien dengan Hidradenitis Supurativa

Majalah Farmasetika – Secukinumab (Cosentyx; Novartis) dapat mengurangi kadar protein C-reaktif (hsCRP) yang peka terhadap inflamasi dan laju sedimentasi eritrosit (ESR) dalam serum pasien dengan hidradenitis supurativa (HS), menurut para penulis analisis pasca-hoc dari uji coba SUNSHINE dan SURISE. Analisis ini disajikan dalam sebuah poster pada Pertemuan Tahunan Akademi Dermatologi Amerika (AAD) pada Maret 2024 di San Diego, California.

hsCRP dan ESR adalah biomarker beban inflamasi yang terkait dengan HS, penyakit inflamasi sistemik, progresif, dan menyakitkan yang dapat secara signifikan mengurangi kualitas hidup.

Selama uji coba SUNSHINE dan SUNRISE, para peneliti mengevaluasi efektivitas secukinumab bagi pasien dengan HS, mengevaluasi perubahan dalam biomarker dari awal hingga 16 dan 52 minggu dibandingkan dengan plasebo. Tim juga mengevaluasi apakah tingkat biomarker awal memengaruhi hasil klinis.

Kohor tersebut mencakup 1083 pasien dengan data hsCRP awal dan 1068 dengan data ESR awal (mayoritas orang Kulit Putih dan perempuan dengan usia rata-rata antara 34,6-37,6 tahun). Beberapa pasien memiliki penyakit tahap II dan tahap III Hurley.

Pasien yang diobati dengan secukinumab melihat peningkatan dalam waktu hanya 2 minggu, tidak seperti pasien yang diobati dengan plasebo. Pada 16 minggu, pasien dengan tingkat inflamasi sistemik awal yang lebih tinggi (hsCRP awal ≥10 mg/L atau ESR≥20 mm/jam) sebenarnya mengalami penurunan yang lebih besar dalam ESR dan hsCRP dibandingkan dengan pasien dengan tingkat inflamasi sistemik awal yang lebih rendah.

Penyakit tahap III Hurley umumnya terkait dengan inflamasi awal yang lebih tinggi. Pasien dengan inflamasi awal yang lebih tinggi juga lebih tidak mungkin mencapai respons HiSCR, AN50, penurunan nyala, atau peningkatan respons NRS30 dibandingkan dengan pasien dengan tingkat hsCRP dan ESR yang lebih rendah.

Meskipun besarnya perbaikan klinis dalam ESR dan hsCRP lebih besar bagi pasien dengan inflamasi awal yang lebih tinggi, mereka dengan inflamasi awal yang lebih rendah masih mengalami respons klinis antara minggu ke-16 dan ke-52, menurut para penulis poster AAD.

“Pengobatan dengan secukinumab sebaiknya dipertimbangkan secara dini pada pasien dengan HS ketika beban inflamasi kemungkinan lebih rendah daripada pada tahap penyakit yang lebih lanjut,” tulis para penulis poster.

Secara keseluruhan, seluruh kohor mengalami penurunan yang tahan lama dalam kadar hsCRP dan ESR pada 52 minggu dari awal. Demikian pula, pasien yang beralih dari plasebo ke pengobatan mengalami peradangan yang lebih sedikit dari minggu ke-16 hingga ke-52.

Ke depan, hsCRP dan ESR dapat memiliki penggunaan klinis dalam mengevaluasi beban inflamasi dan dapat digunakan untuk mengukur respons terhadap pengobatan di antara pasien dengan HS. Para penulis mencatat bahwa masih ada penelitian yang terus dilakukan untuk memahami hubungan antara hsCRP dan ESR terhadap respons klinis.

“Pemantauan biomarker ini dapat membantu menilai aktivitas penyakit dan respons terhadap pengobatan,” tulis para penulis poster AAD.

Referensi

1. van Straalen K, Bunick CG, Lobach I, et al. Impact of secukinumab on high-sensitvity C-reactive protein and erythrocyte sedimentation rate: Post hoc analysis of pooled data from the SUNSHINE and SUNRISE Phase 3 randomized trials. Poster ID:49169. American Academy of Dermatology AAD Annual Meeting. March 8-12, 2024. San Diego, California.

2. van Straalen K, Bunick CG, Lobach I, et al. Impact of secukinumab on high-sensitvity C-reactive protein and erythrocyte sedimentation rate: Post hoc analysis of pooled data from the SUNSHINE and SUNRISE Phase 3 randomized trials. Abstract. Accessed on March 8, 2024.

jamil mustofa

Share
Published by
jamil mustofa

Recent Posts

Menkes Rilis Pengurus Organisasi Kolegium Farmasi 2024-2028

Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…

3 hari ago

IVFI dan Kolegium Farmasi Indonesia Bersinergi untuk Kemajuan Tenaga Vokasi Farmasi

Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…

2 minggu ago

Anggota Dewan Klarifikasi Istilah Apoteker Peracik Miras di Dunia Gangster

Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…

2 minggu ago

Penggunaan Metformin pada Pasien Diabetes Tingkatkan Risiko Selulitis, Infeksi Pada Kaki, dan Amputasi

Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…

2 minggu ago

Anggota DPR Minta Maaf, Salah Pilih Kata Apoteker bukan Secara Harfiah

Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…

3 minggu ago

Peran Penting Apoteker dalam Menjamin Distribusi Aman Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi (NPP)

Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…

1 bulan ago