Majalah Farmasetika – Temuan penelitian baru yang diterbitkan dalam Neuropsychopharmacology Reports mengumumkan bahwa mengonsumsi probiotik dengan suplemen vitamin D dapat meningkatkan fungsi kognitif pada individu dengan skizofrenia.1
Skizofrenia dilaporkan sebagai gangguan mental parah yang paling umum yang memengaruhi penyebab disabilitas di seluruh dunia. Para penulis penelitian mencatat bahwa gejala skizofrenia terbagi menjadi 3 kelompok—positif, negatif, dan kognitif.2
Kekurangan vitamin D (VDD) merupakan faktor penting dalam patogenesis skizofrenia, menurut para penulis penelitian. Jika VDD dapat diperbaiki pada individu dengan skizofrenia menggunakan suplemen vitamin D, efektivitas terapi dan regimen pengobatan dapat meningkat.2
Dalam studi sebelumnya, peneliti menemukan bahwa paparan kronis terhadap hormon vitamin D aktif dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan neuron dopamin. Temuan ini dapat membantu peneliti memahami mekanisme kekurangan vitamin D (DVD) dalam perkembangan dan skizofrenia.3
Dalam studi saat ini, peneliti melibatkan 70 individu dengan skizofrenia yang secara acak diberi suplemen probiotik dengan 400 IU vitamin D setiap hari selama 12 minggu, atau plasebo. Para penulis penelitian mencatat bahwa mereka menggunakan Skala Sindrom Positif dan Negatif (PANSS) dan Montreal Cognitive Assessment (MoCA) 30 poin untuk mengevaluasi tingkat keparahan skizofrenia dan fungsi kognitif partisipan. Hal ini dievaluasi pada awal, akhir uji coba, dan setiap 2 minggu selama periode studi, menurut para penulis penelitian.1,2
Individu-individu direkrut dari ward perawatan jangka panjang Rumah Sakit Jiwa Razi dari Universitas Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Rehabilitasi dari Desember 2021 hingga April 2022. Para penulis penelitian mencatat bahwa individu-individu tersebut perlu berusia 18 hingga 65 tahun, dapat memberikan persetujuan tertulis, memiliki pendidikan hingga kelas lima, dan tidak memiliki masalah gastrointestinal pada awal studi. Dari 70 individu yang direkrut, 69 menyelesaikan studi acak, ganda buta, dan berkontrol plasebo.2
Setelah dibagi menjadi 2 kelompok perlakuan, 35 individu di kelompok A menerima probiotik, dan 35 individu di kelompok B menerima plasebo.2
Hasil menunjukkan bahwa skor MoCA meningkat sebesar 1,96 unit di antara individu-individu dalam kelompok suplemen probiotik, dibandingkan dengan individu dalam kelompok plasebo. Selain itu, persentase individu dengan skor MoCA 26 atau lebih tinggi meningkat secara signifikan dalam kelompok intervensi, menurut para penulis penelitian. Namun, skor PANSS tidak terpengaruh baik di kelompok A maupun B.1,2
Keterbatasan dalam studi ini termasuk penggunaan probiotik dengan vitamin D yang pertama kali, bersama dengan penilaian efek pertama kali penggunaan suplemen probiotik pada skor MoCA pada individu dengan skizofrenia. Selain itu, tidak adanya pertimbangan status vitamin D dalam populasi studi dan informasi tentang obat-obatan yang diberikan.2
Temuan ini menyarankan bahwa suplemen probiotik dengan vitamin D dapat meningkatkan fungsi kognitif pada individu dengan skizofrenia, namun keterbatasan studi harus dipertimbangkan.2
“Probiotik dapat menjadi cara baru untuk mengobati gangguan mental dengan mengatur mikrobiota usus,” kata Gita Sadighi, MD, dari Universitas Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Rehabilitasi, di Iran dan penulis koresponden, dalam rilis pers.1
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…