Berita

Kenali Obat Baru “Lecanemab” Sebagai Alternative Baru Dalam Terapi Alzheimer

Majalah Farmastika – Alzheimer merupakan penyakit global serta dengan terapi yang terbatas. Di Asia Tenggara Indonesia menduduki peringkat pertama dengan kasus Alzheimer sebanyak 987.673 pada tahun 2019 dan akan terus meningkat (GBD 2019 Dementia Forecasting Collaborators, 2022). Namun pada Awal Januari 2023 FDA telah melakukan press relase dengan menyetujui bahwa leqembi (lecanemab-irmb) sebagai obat baru kedua yang secara efektif mengobati penyakit Alzheimer dalam mengurangi akumulasi beta-amiloid otak dan memperbaiki hasil uji klinis yang dilakukan pada pasien Alzheimer. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan mengenai obat baru leqembi (lecanemab-irmb) sebagai pilihan terbaru dalam terapi medikamentosa dari Alzheimer.

 Pendahuluan

Penyakit Alzheimer merupakan penyakit otak yang mengakibatkan adanya perubahan otak sejak puluhan tahun (20 atau lebih) sebelum kehilangan memori, kesusahan dalam komunikasi serta gejala lain yang muncul. Penyakit Alzheimer pada dasarnya disebabkan oleh rusaknya neuron otak terutama pada bagian yang bertanggung jawab atas aktivitas manusia seperti ingatan/memori, komunikasi/Bahasa, berpikir, berjalan, dan berbicara. Penyebab seseorang bisa mengidap Alzheimer yakni dikarenakan adanya akumulasi protein beta-amiloid, tau terfosfolarisasi, serta degenerasi neuron (centers for disease control and prevention, 2018 : Gauthier et al., 2021; Alzheimer’s Association, 2023). Kelainan kompleks dan multifaktoral terjadi pada penderita Alzheimer yang disebabkan oleh interaksi kerentanan genetic dan factor lingkungan sepanjang perjalanan hidup. (zhang et al., 2022).

Penyakit Alzheimer ditandai dengan adanya akumulasi plak neuritis abnormal (McDade et al., 2022). Plak merupakan Lesi mikroskopis yang memiliki bentuk seperti bola dan memiliki inti beta-peptida amyloid ekstraseluler yang dikelilingi oleh ujung aksonal yang membesar. Beta-amiloid ini berasal dari protein transmembrane yang biasanya dikenal sebagai Amiloid Precursor Protein (APP). Beta-amiloid dibelah dari APP oleh alfa, beta dan gamma secretase yang tidak beracun bagi neuron. Namun pembelahan abnormal oleh beta dan gama secretase menyebabkan agregasi amyloid dan mampu menyebabkan toksisitas saraf (Tong, Wu, Li, dan Cheung, 2018).

Untuk mengurangi beban global maka peneliti melakukan pencarian alternative obat baru dalam mengatasi peningkatan kasus Alzheimer diseluruh dunia. Saat ini telah ditemukan terapi medikamentosa yang telah disetujui oleh FDA sebagai terapi untuk penderita Alzheimer. Peneliti menemukan leqembi (lecanemab-irmb) merupakan suatu anti beta-amiloid monoclonal antibody yang dipakai di fase awal Alzheimer (Huang, Chao, dan Hu, 2020).

Penelitian terdahulu menyoroti bahwa kefektifan lecanemab dalam menurunkan beban beta-amiloid dibandingkan dengan placebo (Knopman, 2023). Serta dalam penelitian lain ditunjukkan hasil bahwa lecanemab dapat menurunkan secara signifikan plak beta-amiloid dan menunjukan adanya potensi dalam memperlambat progresivitas penyakit (McDade etal, 2022).

 Pembahasan

Leqembi (lecanemab-irmb) disetujui oleh FDA dikarenakan memiliki efek dan manfaat klinis bagi pasien. Para peneliti mengevaluasi kemanjuran Leqembi (lecanemab-irmb) dalam studi penentuan dosis parallel group, double-blind, placebo controlled, terhadap 856 pasien dengan penyakit Alzheimer. Treatmen dilakukan pada pasien dengan gangguan kognitif ringan atau tahap demensia ringan dan dikonfirmasi adanya beta-amiloid pada pasien. Pasien yang menerima treatment secara signifikan mengalami penurunan plak beta-amiloid. Pasien menerima dosis Leqembi (lecanemab-irmb) yang telah disetujui yaitu sebesar 10 miligram/kilogram BB setiap dua minggu sekali. Hasilnya dapat dilihat dengan mengalami penurunan plak amiloid otak yang signifikan secara statistik dari awal hingga Minggu ke-79, dibandingkan dengan kelompok placebo yang tidak mengalami memberikan adanya penurunan plak beta amyloid (FDA, 2023).

Hasil ini mendukung persetujuan Leqembi (lecanemab-irmb) oleh FDA yang didasarkan pada penurunan plak beta-amiloid secara signifikan yang diamati sebagai salah satu penanda penyakit Alzheimer. Plak beta-amiloid diukur menggunakan positron emission tomography (PET) untuk dapat menggambarkan dan memperkirakan jumlah plak beta-amiloid di otak yang diperkirakan sangat berpengaruh sebagai salah satu penyebab penyakit Alzheimer (FDA, 2023).

Pemberian Leqembi (lecanemab-irmb) yang direkomendasikan FDA yakni sebesar 10 mg/kg BB dan diencerkan sebelum diberikan sebagai infus intravena selama sekitar 1 jam, setiap 2 minggu sekali. Jika infus terlewat, dosis berikut harus segera diberikan secepat mungkin. Sediaan Leqembi (lecanemab-irmb) dalam botol 500 mg/5 mL atau 200 mg/5 mL. Ini ditambahkan ke dalam kantong infus yang berisi 250 mL injeksi natrium klorida 0.9% dan diberikan melalui jalur intravena dengan filter in-line 0.2 mikron yang mengikat protein rendah (Zhang et al., 2022). Tidak ada kontraindikasi yang diketahui, namun harus hati-hati pada pasien dengan kondisi Amyloid Related Imaging Abnormalities (ARIA). Belum ada bukti efektivitas dan keamanan Leqembi (lecanemab-irmb) pada ibu hamil dan menyusui serta anak-anak (FDA). Sebelum pemberian terapi direkomendasikan untuk melakukan MRI untuk melihat adanya ARIA atau tidak, baik ARIA-E (edema) (sejenis pembengkakan otak) ataupun ARIA-H (Hemorrhage) (sejenis pendarahan otak), kemudian direkomendasikan MRI setelah melakukan infus ke 5, 7, 14, dan 26 (zhang et al., 2022).

 Kesimpulan

Leqembi (lecanemab-irmb) telah menjadi salah satu obat baru dan harapan baru untuk terapi Alzheimer dengan hasil uji klinis menunjukkan adanya perbaikan yang signifikan dalam mengurangi jumlah plak beta-amiloid secara efektif dan aman walaupun penggunaan Leqembi (lecanemab-irmb) masih terus dilakukan uji klinis agar dapat memperbaiki fungsional pasien secara keseluruhan.

 Referensi

  • Alzheimer’s   2023. Alzheimer’s Disease Facts and Figures: Special Report The  Patient  Journey  In  An  Era  Of  New Treatments.
  • Centers for Disease Control and Prevention. 2018. What is Alzheimer’s Disease? |CDC.
  • Gauthier, S., Webster, C., Servaes, S., Morais, J. A., dan Rosa-Neto, P. 2022. World Alzheimer Report 2022 Life after diagnosis : Navigating treatment, care and support. Alzheimer’s Disease International. 1–414.
  • GBD 2019 Dementia Forecasting Collaborators. 2022. Estimation of the global prevalence of    dementia    in    2019    and    forecasted prevalence  in  2050:  an  analysis  for  the Global Burden of Disease Study 2019. The Lancet   Public   Health. 7(2).
  • https://www.accessdata.fda.gov/drugsatfda_docs/label/2023/761269Orig1s000lbl.pdf
  • https://www.fda.gov/news-events/press-announcements/fda-grants-accelerated-approval-alzheimers-disease-treatment
  • Huang, Li  Kai,  Chao,  Shu  Ping,  &  Hu,  Chaur    (2020).  Clinical  trials  of  new  drugs  for Alzheimer disease. Journal of Biomedical Science, 27(1), 1–13.
  • Knopman, David    (2023).  Lecanemab  reduces  brain  amyloid-β  and  delays  cognitive worsening. Cell Reports Medicine, 4(3).
  • McDade, Eric, Cummings, Jeffrey L., Dhadda, Shobha, Swanson, Chad J., Reyderman, Larisa, Kanekiyo, Michio, Koyama, Akihiko, Irizarry, Michael, Kramer, Lynn D., & Bateman, Randall J. 2022. Lecanemab in patients with early Alzheimer’s disease: Detailed results on biomarker, cognitive, and clinical effects from the randomized and open-label extension of  the  phase  2  proof-of-concept  Alzheimer’s Research & Therapy. 14 : (1). 1–17.
  • Tong, Benjamin  Chun  Kit,  Wu,  Aston  Jiaxi,  Li,  Min,  dan  Cheung,  King  2018. Calcium signaling in Alzheimer’s disease & therapies. Biochimica et Biophysica Acta (BBA)-Molecular Cell Research. 1865 : (11). 1745–1760.
  • Zhang, Ying, Wang, Jing, Sun, Tingting, Wang, Luchun, Li, Tao, Li, Huizi, Zheng, Yaonan, Fan, Zili,  Zhang,  Ming,  &  Tu,    2022. Decision-making profiles and their associations with cognitive  performance in mild cognitive impairment. Journal of Alzheimer’s Disease. 87(3). 1215–1227.
alyanis21001@mail.unpad.ac.id

Share
Published by
alyanis21001@mail.unpad.ac.id

Recent Posts

Zevtera, Antibiotik Ceftobiprole Medocaril Untuk Mengobati Staphylococcus Aureus Bacteremia (Sab)

Majalah Farmasetika - Staphylococcus aureus, merupakan patogen Gram-positif, Koagulase-Positif yang termasuk dalam Staphylococcaceae dengan bentuk…

1 hari ago

Ryteloᵀᴹ: Terobosan Baru Dalam Pengobatan Myelodysplastic Syndroms Pada Pasien Risiko Rendah

Majalah Farmasetika - Myelodysplastic syndroms (MDS) adalah penyakit langka yang mengancam jiwa. Penyakit ini dibedakan…

1 hari ago

“Ensifentrin”  Sebagai Solusi Baru Pengobatan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)

Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) menduduki peringkat ke-6 dari 10 penyebab kematian di Indonesia dan…

1 hari ago

Voydeya: Obat baru untuk terapi tambahan penyakit Paroxysmal nocturnal hemoglobinuria (PNH)

FDA, atau merupakan Badan Pengawas Obat dan Makanan di Amerika Serikat setiap tahunnya secara resmi…

1 hari ago

Ryzneuta Sebagai Terapi Pencegahan Febrile Neutropenia Pada Kemoterapi

Majalah Farmasetika - RYZNEUTA (Efbemalenograstim alfa-vuxw) telah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika…

1 hari ago

Kisunla, Obat Baru Yang Efektif Untuk Terapi Alzheimer Disease

Majalah Farmasetika - Banyak masyarakat di dunia yang menderita penyakit alzheimer, berdasarkan data dari FDA,…

1 hari ago