Berita

Keri Lestari Berhasil Kumpulkan Suara Terbanyak Ketua Kolegium Farmasi

Majalah Farmasetika – Prof. Dr. apt. Keri Lestari, M.Si. mengumpulkan suara terbanyak sebagai kandidat Ketua Kolegium Farmasi Indonesia dalam pemilihan yang berlangsung ketat, mendahului dua kandidat kuat terdekat lainnya. Dengan perolehan 4.626 suara, Prof. Keri unggul jauh dari apt. Drs. Budi Raharjo, Sp.FRS. yang mendapatkan 3.126 suara, serta Prof. apt. Muchtaridi yang meraih 2.613 suara.

Hasil voting ini ditutup pada 27 September 2024, Pk. 14.37 dan tinggal menunggu keputusan akhir dari Menteri Kesehatan RI. 

Biografi Keri Lestari

Prof. Keri yang dikenal sebagai sosok akademisi, inovator, dan pemimpin yang visioner.

Prof. Keri Lestari adalah seorang guru besar di bidang farmasi yang saat ini mengajar di Universitas Padjadjaran. Lahir di Cirebon, Prof. Keri memulai perjalanan akademisnya di Universitas Padjadjaran dengan meraih gelar Sarjana Farmasi pada tahun 1993. Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana, ia melanjutkan studi apoteker di universitas yang sama. Tidak berhenti di situ, kecintaannya pada ilmu farmasi membawanya ke jenjang magister di Institut Teknologi Bandung (ITB) di bidang Farmakologi. Gelar doktor kemudian ia peroleh dari Universitas Padjadjaran pada tahun 2010

Karier dan Pengalaman Kepemimpinan

Dalam perjalanan kariernya, Prof. Keri telah menempati berbagai posisi strategis. Salah satu posisi penting yang pernah diembannya adalah sebagai Wakil Rektor Bidang Riset, Pengabdian Masyarakat, Kerjasama, Inovasi, dan Korporasi Akademik di Universitas Padjadjaran (2015-2020). Di bawah kepemimpinannya, bidang riset dan inovasi di universitas tersebut berkembang pesat.

Selain itu, Prof. Keri juga menjabat sebagai Direktur Institut Pembangunan Jawa Barat (INJABAR). Melalui peran ini, ia terlibat langsung dalam pengembangan kebijakan berbasis riset di Jawa Barat, yang bertujuan untuk mendukung kemajuan daerah melalui penelitian ilmiah.

Sebagai pemimpin di Kolegium Farmasi Indonesia, Prof. Keri telah memperjuangkan transformasi profesi apoteker di Indonesia menuju era spesialisasi. Kolegium yang ia pimpin berada di bawah naungan Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), dan sejak tahun 2019, ia telah memulai inisiatif untuk membangun program pendidikan Apoteker Spesialis yang berfokus pada kebutuhan tenaga ahli di berbagai bidang spesifik, seperti Farmasi Nuklir.

Inovasi di Bidang Farmasi

Di dunia farmasi, Prof. Keri dikenal sebagai inovator. Salah satu inovasi unggulannya adalah produk herbal Teh Dia, yang tidak hanya memperoleh hak cipta, tetapi juga dikenal memiliki manfaat kesehatan dalam membantu mengelola kadar gula darah. Produk ini merupakan hasil penelitian mendalam yang dilakukan oleh Prof. Keri bersama timnya, dan telah mendapatkan pengakuan nasional maupun internasional.

Tak hanya itu, Prof. Keri juga memegang paten untuk Ekstrak Biji Pala, yang telah terbukti efektif sebagai obat antidiabetes dan antidislipidemia, memberikan kontribusi signifikan dalam pengobatan penyakit metabolik. Inovasi ini menjadi salah satu langkah nyata Prof. Keri dalam mengintegrasikan penelitian ilmiah dengan kebutuhan masyarakat akan obat-obatan yang aman dan efektif.

Prestasi Internasional

Kontribusi Prof. Keri di dunia farmasi tidak hanya diakui di dalam negeri, tetapi juga di tingkat internasional. Pada tahun 2016, ia menjadi semifinalis dalam ajang Asian Entrepreneur Awards di Tokyo, Jepang. Penghargaan ini menjadi bukti bahwa inovasi yang dilakukan oleh Prof. Keri diakui di panggung internasional dan menempatkannya sebagai salah satu peneliti perempuan berpengaruh di Asia. Prestasi ini juga menggarisbawahi peran penting Prof. Keri dalam mendorong pengembangan teknologi farmasi yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Kepemimpinan di Organisasi Profesi dan Pendidikan Apoteker Spesialis

Salah satu agenda besar yang tengah diperjuangkan oleh Prof. Keri sebagai Ketua Kolegium Farmasi Indonesia adalah transformasi profesi apoteker di Indonesia. Inisiatif ini mencakup pengembangan program pendidikan Apoteker Spesialis, yang dirancang untuk meningkatkan keahlian apoteker di bidang-bidang spesifik, seperti Farmasi Nuklir, Farmasi Onkologi, dan Farmasi Klinik.

Program ini bertujuan untuk menjawab kebutuhan dunia medis yang semakin kompleks, di mana apoteker tidak lagi hanya bertugas dalam distribusi obat, tetapi juga berperan sebagai mitra strategis dalam tim medis. Dalam sistem ini, apoteker spesialis diharapkan mampu bekerja sama secara langsung dengan dokter spesialis dalam proses terapi, khususnya dalam pengelolaan penyakit-penyakit yang memerlukan intervensi farmasi tingkat tinggi.

Salah satu pencapaian penting dalam inisiatif ini adalah pengukuhan dua Apoteker Spesialis Farmasi Nuklir pertama di Indonesia, yang merupakan bagian dari upaya Kolegium Farmasi dan Ikatan Apoteker Indonesia dalam membangun landasan legal dan profesional untuk apoteker spesialis.

Tantangan dan Masa Depan Apoteker Spesialis di Indonesia

Namun, mewujudkan program Apoteker Spesialis bukan tanpa tantangan. Salah satu hambatan utama adalah proses legalisasi dan pengakuan profesi baru ini. Hingga saat ini, Kolegium Farmasi dan Ikatan Apoteker Indonesia terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Konsil Kefarmasian Nasional untuk mendapatkan pengakuan resmi bagi apoteker spesialis, termasuk penerbitan Surat Tanda Registrasi Apoteker Spesialis (STRA).

Selain itu, program pendidikan Apoteker Spesialis juga memerlukan kerja sama yang erat antara perguruan tinggi, rumah sakit, dan lembaga pemerintah. Model pendidikan berbasis universitas dan rumah sakit tengah dikembangkan untuk memastikan lulusan program ini memiliki kompetensi akademik dan praktis yang memadai.

Dalam waktu dekat, beberapa universitas besar di Indonesia, seperti Universitas Padjadjaran, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Indonesia, diharapkan menjadi pionir dalam pembukaan program studi Apoteker Spesialis, yang nantinya akan menjadi tolok ukur bagi universitas lain di seluruh Indonesia.

Kontribusi dalam Penanganan Pandemi Covid-19

Peran Prof. Keri tidak berhenti pada inovasi dan pendidikan. Selama pandemi Covid-19, ia turut berkontribusi dalam upaya penanggulangan wabah melalui kepemimpinannya di Gugus Tugas Covid-19 Ikatan Apoteker Indonesia. Salah satu inovasi yang dikembangkannya adalah Mobile Lab PCR, sebuah laboratorium bergerak yang digunakan untuk mempercepat uji dan pelacakan penyebaran virus di berbagai wilayah Indonesia.

Laboratorium bergerak ini sangat membantu dalam memperluas cakupan pengujian, terutama di daerah-daerah yang memiliki keterbatasan fasilitas laboratorium. Inovasi ini merupakan salah satu langkah konkret dalam mengatasi pandemi, dan Prof. Keri berhasil menunjukkan bahwa peran apoteker sangat penting dalam penanganan masalah kesehatan masyarakat yang berskala besar.

Inspirasi Bagi Generasi Muda dan Masa Depan Dunia Farmasi Indonesia

Prof. Dr. Apt. Keri Lestari adalah sosok yang menginspirasi bagi generasi muda, khususnya mereka yang ingin berkarier di bidang farmasi dan kesehatan. Dedikasinya yang tidak pernah surut dalam bidang pendidikan, inovasi, serta kepemimpinannya yang visioner, menjadikan Prof. Keri sebagai panutan di dunia farmasi Indonesia.

Dengan berbagai pencapaian dan komitmen yang kuat, Prof. Keri diharapkan dapat terus membawa perubahan positif di sektor farmasi dan kesehatan, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di panggung internasional. Masa depan dunia farmasi Indonesia berada di tangan sosok-sosok seperti Prof. Keri yang berani berinovasi dan terus mendorong perkembangan ilmu pengetahuan untuk kesejahteraan masyarakat luas.

Sumber

https://berita.iai.id/prof-dr-apt-keri-lestari-sosok-penggerak-inovasi-dan-inspirasi-di-dunia-farmasi/

https://berita.iai.id/transformasi-profesi-apoteker-menuju-era-apoteker-spesialis-di-indonesia/

farmasetika.com

Farmasetika.com (ISSN : 2528-0031) merupakan situs yang berisi informasi farmasi terkini berbasis ilmiah dan praktis dalam bentuk Majalah Farmasetika. Di situs ini merupakan edisi majalah populer. Sign Up untuk bergabung di komunitas farmasetika.com. Download aplikasi Android Majalah Farmasetika, Caping, atau Baca di smartphone, Ikuti twitter, instagram dan facebook kami. Terimakasih telah ikut bersama memajukan bidang farmasi di Indonesia.

Share
Published by
farmasetika.com

Recent Posts

Menkes Rilis Pengurus Organisasi Kolegium Farmasi 2024-2028

Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…

6 hari ago

IVFI dan Kolegium Farmasi Indonesia Bersinergi untuk Kemajuan Tenaga Vokasi Farmasi

Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…

3 minggu ago

Anggota Dewan Klarifikasi Istilah Apoteker Peracik Miras di Dunia Gangster

Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…

3 minggu ago

Penggunaan Metformin pada Pasien Diabetes Tingkatkan Risiko Selulitis, Infeksi Pada Kaki, dan Amputasi

Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…

3 minggu ago

Anggota DPR Minta Maaf, Salah Pilih Kata Apoteker bukan Secara Harfiah

Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…

3 minggu ago

Peran Penting Apoteker dalam Menjamin Distribusi Aman Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi (NPP)

Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…

1 bulan ago