Categories: Riset

Faktor-Faktor Risiko Terkait Perkembangan Komplikasi Okular Setelah Diagnosis Ruam Saraf (Shingles)

Majalah Farmasetika – Sebuah penelitian dilaksanakan di University of Illinois Hospital, menganalisis data dari tahun 2010 hingga 2021 terhadap 3283 kasus ruam saraf dan 415 kasus herpes zoster ophtalmicus (HZO).

Penelitian ini mencakupkan penggolongan usia, jenis kelamin wanita, penggunaan kortikosteroid, dan keratitis stromal sebagai faktor risiko komplikasi okular. Ruam saraf (shingles), atau herpes zoster, dapat menyebabkan komplikasi okular, dengan kasus yang paling lazim mencakup keratitis.

Penelitian yang diterbitkan dalam American Journal of Ophthalmology menelusuri epidemiologi ruam saraf dan HZO dalam area rumah sakit daerah untuk menentukan faktor-faktor risiko terkait dalam hubungannya dengan terjadinya komplikasi okular. Hasilnya menunjukkan bahwa karakteristik spesifik dan komorbiditas terkait dengan kondisi penyakit mata pada individu penderita HZO.

Ruam saraf, yang secara medis dikenal dengan herpes zoster (HZ), muncul setelah reaktivasi virus varicella zoster (VZV). Virus ini dapat kambuh pada individu yang sebelumnya mengalami VZN, terutama yang muncul sebagai cacar air, yang mengalami reaktivasi membentuk ruam saraf. Indicidu yang menderita ruam saraf dapat mengalami ruam yang menyakitkan dengan penyebaran kulit yang dapat berlangsung selama beberapa minggu. Peneliti mencatat bahwa sekitar 1 dari 3 indicidu akan terdiagnosa ruam saraf selama waktu hidup mereka.

Sebuah penelitian cohort sebelumnya didasarkan pada pengkajian rekam medis individu penderita ruang saraf yang terdiagnosa antara 1 Januari 1980 hingga 21 Desember 2007 dilakukan untuk memperoleh data risiko, jenis, dan hasil keterjangkitan mata terhadap ruam saraf. Peneliti mencatat bahwa informasi dikumpulkan dan dinilai untuk setiap diagnosa mata dan kunjungan, tindakan, prosedur, dan hasil terkait ruam saraf pada mata.

Ruam saraf terkonfirmasi pada individu dengan adanya ruam dan gejala menyerupai herpes zoster atau terkonfirmasi melalui evaluasi oleh ahli oftalmologi. Berdasarkan jurnal yang diterbitkan, hasilnya membuktikan bahwa dari 7370 individu penderita ruam saraf, 184 individu mengalami keterjangkitan pada mata, dengan keratitis sebagai komplikasi mata yang paling lazim.

Penelitian cohort retrospektif saat ini dilakukan sejak 1 Januari 2010 hingga 1 Desember 2021 pada individu yang berkunjung ke University of Illinois Hospital (UIH), Chicago, yang terdiagnosa ruam saraf atau HZO.
“Kejadian HZ dan HZO dihitung sevagai jumlah pasien berusia lebih dari 18 tahun dengan diagnosis HZ dan HZO dibagi dengan jumlah total pasien berusia lebih dari 18 tahun yang berkunjung ke UIH selama periode waktu penelitian,” ungkap peneliti.

Peneliti mencatat bahwa sebanyak 3283 individu terdiagnosa ruam saraf di UIH sejak tahun 2010 hingga 2021 dan 415 di antaranya terdiagnosa HZO. Usia rata-rata individu terdampak adalah 52,3 tahun, dengan 61,6% wanita, 59,5% berusia lebih dari 50 tahun, dan 37% merupakan individu ras kulit hitam.

Hasilnya menunjukkan bahwa dari 3283 indicidu, keterjangkitan okular dilaporkan pada 110 individu dengan kasus ruam saraf dan HZO positif. Selain itu, sebanyak 40 individu mengalami komplikasi okular, dengan komplikasi yang paling lazim berupa luka parut pada kornea. Peneliti menemukan bahwa usia (odds ratio [OR] 1.04, 95%CI 1.0-1.1), jenis kelamin wanita (OR 2.86, 95%CI 1.0-8.1), mengonsumsi steroid pada kunjungan awal (4.46, 95%CI 1.4-14.6), dan keratitis stromal (OR 3.45, 95% CI 1.2, 9.8) berkaitan dengan terjadinya komplikasi okular, berdasarkan publikasi tersebut.

Keterbatasan dalam studi retrospektif ini disebabkan tidak ada pengkategorian status perokok dan indeks massa tubuh, yang mungkin dapat memberikan data lebih lanjut terkait komplikasi ruam saraf dan HZO.

Penemuan ini menunjukkan bahwa lebih banyak individu paruh baya yang terjangkit ruam saraf merupakan wanita dan pasien lanjut usia memiliki kejadian HZO yang lebih besar dan cenderung lebih mudah mengalami komplikasi okular.

Penemuan lebih lanjut menunjukkan bahwa keratitis stromal dan penggunaan kortikosteroid pada pemeriksaan awal juga merupakan faktor risiko terjadinya komplikasi okular.

Referensi
1. Risk Factors for the Development of Ocular Complications in Herpes Zoster Ophthalmicus and Zoster Vaccine Utilization in a Large, Urban Health System. American Journal of Ophthalmology. October 10, 2024. Accessed October 10, 2024. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0002939424004562
2. Herpes Zoster Eye Complications: Rates and Trends. Mayo Clinic Proceedings. June 2013. Accessed October 10, 2024. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S0025619613002309

Hafshah

Hafshah Nurul Afifah, S.Farm., Apt. meraih gelar sarjana dari Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran pada tahun 2012. Gelar apoteker diperoleh dari Program Studi Profesi Apoteker Universitas Padjadjaran pada tahun 2016. Tahun 2012 hingga 2013 bekerja full-time sebagai editor buku farmasi di CV. EGC Penerbit Buku Kedokteran dan hingga saat ini masih aktif sebagai editor dan penerjemah lepas. Penulis pernah bekerja sebagai ASN di Badan Pengawas Obat dan Makanan pada Maret 2019-Juni 2020 sebagai Pengawas Farmasi dan Makanan Ahli Pertama (analis laboratorium vaksin), namun saat ini kembali bekerja sebagai Spv. Registration Officer di sebuah industri farmasi swasta di Bandung.

Share
Published by
Hafshah

Recent Posts

Menkes Rilis Pengurus Organisasi Kolegium Farmasi 2024-2028

Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…

3 hari ago

IVFI dan Kolegium Farmasi Indonesia Bersinergi untuk Kemajuan Tenaga Vokasi Farmasi

Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…

2 minggu ago

Anggota Dewan Klarifikasi Istilah Apoteker Peracik Miras di Dunia Gangster

Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…

2 minggu ago

Penggunaan Metformin pada Pasien Diabetes Tingkatkan Risiko Selulitis, Infeksi Pada Kaki, dan Amputasi

Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…

2 minggu ago

Anggota DPR Minta Maaf, Salah Pilih Kata Apoteker bukan Secara Harfiah

Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…

3 minggu ago

Peran Penting Apoteker dalam Menjamin Distribusi Aman Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi (NPP)

Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…

1 bulan ago