Sebuah studi yang baru diterbitkan dalam jurnal BMJ (1 Maret 2016) menemukan fakta bahwa Pasien Membayar Lebih Mahal Karena Sisa Obat Kanker di Vial Dosis Tunggal. Hal ini dikarenakan biaya dari ukuran vial dosis tunggal dari obat kanker yang kebesaran membuat pasien membayar lebih untuk obat yang tidak terpakai dalam vial tersebut. Seperti kita ketahui obat kanker untuk tujuan kemoterapi seperti doxorubucin atau pacliatel sangat mahal harganya.
Penelitian yang berjudul “Overspending Driven by Oversized Single Dose Vials of Cancer Drugs” juga menganalisis pendapatan perusahaan farmasi dari bagian dibuang dari 20 obat kanker dengan dosis berdasarkan berat badan tubuh di AS. Studi ini menemukan bahwa jumlah obat sisa dari sekali pakai botol bervariasi dari 1 sampai% 33% dan diperkirakan pada tahun 2016, perusahaan obat di Amerika Serikat akan memperoleh $ 1,8 miliar pendapatan tambahan dari obat kanker sisa.
Menurut peneliti, banyak obat kanker yang dijual menggunakan vial dosis tunggal yang tertutup dengan dosis sesuai ukuran tubuh atau berat pasien. Sebagai hasil dari ini, para peneliti menyarankan, perusahaan farmasi mungkin dapat meningkatkan jumlah obat yang dijual per pasien. Perusahaan obat dapat melakukan ini dengan memproduksi dengan dosis tunggal vial untuk dosis rata-rata yang diperlukan.
Dalam satu contoh, para peneliti menyebutkan pembrolizumab yang disetujui FDA untuk pengobatan melanoma dan kanker paru-paru sel metastatik non-kecil dan diproduksi oleh Merck di AS. Menurut peneliti, pada tahun 2015, Merck mulai mendistribusikan obat di 100 mg vial, peningkatan jumlah dari aslinya 50 mg vial. Meningkatkan persentase obat dalam vial menaikkan jumlah obat dibuang. Oleh karena itu rumah sakit dengan dosis 140 mg obat dengan vial 100 mg, akan memiliki 60 mg tersisa, sebagai lawan 10 mg dengan vial 50 mg.
Pamela L. Eisele, juru bicara Merck, mengatakan kepada New York Times bahwa perusahaan berharap FDA akan menyetujui dosis tetap 200 mg untuk semua pasien pada Keytruda. Eisele mengatakan bahwa ini “akan menghilangkan pemborosan.” Menurut publikasi, 200 mg lebih tinggi dari dosis yang diberikan kepada hampir semua pasien, dan tidak ada bukti bahwa dosis yang lebih tinggi lebih efektif.
Sumber :
1. http://www.pharmtech.com/new-study-examines-overspending-oversized-cancer-drug-vials
2. http://www.cdc.gov/injectionsafety/IP07_standardPrecaution.html
3. http://www.fda.gov/Drugs/InformationOnDrugs/ApprovedDrugs/ucm478493.htm
4. http://www.bmj.com/content/352/bmj.i788
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…