Beerse, Belgia, 1/6/2016. Sebagai bagian dari komitmen perusahaan farmasi Johnson & Johnson untuk memerangi Ebola, Janssen Pharmaceutica NV hari ini mengumumkan bahwa Idylla ™ Ebola Virus Triage Test (Idylla ™ EBOV Test) telah memperoleh izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA ) oleh Food and Drug Administration (FDA).
Alat diagnostik Idylla ™ Ebola Virus Triage Test dapat mendeteksi keberadaan virus Ebola Zaire pada pasien dengan tanda-tanda dan gejala penyakit virus Ebola yang dikembangkan secara bersama-sama oleh Janssen Diagnostics, sebuah divisi dari Janssen Pharmaceutica, Biocartis NV (Biocartis), dan Belgia Institute of Tropical Medicine.
Pada tahun 2014 wabah virus Ebola di Afrika Barat adalah wabah terbesar sejak penemuannya 40 tahun yang lalu. Dengan lebih dari 11.000 kematian dilaporkan dan mempengaruhi beberapa negara, wabah ini menunjukkan kebutuhan yang jelas untuk meningkatkan manajemen penyakit menular. Hari ini telah dimulai persiapan lebih lanjut diperlukan yang berharap bisa menghentikan wabah sporadis virus Ebola.
Idylla ™ Ebola Virus Triage Test adalah alat diagnostik dengan teknologi real-time reverse transcription polymerase chain reaction (RRT-PCR) pertama di dunia. Tes ini dimaksudkan untuk deteksi kualitatif RNA dari virus Ebola Zaire (terdeteksi di wabah Afrika Barat pada tahun 2014).
Sampel darah ditempatkan dalam cartridge yang disegel dan tidak memerlukan manipulasi lebih lanjut dari darah yang berpotensi terinfeksi. Setelah pengolahan, bagian luar cartridge dapat didekontaminasi sebelum dibuang. Hasil yang disampaikan bisa dalam 100 menit. Uniknya, Idylla ™ Ebola Virus Triage Uji tidak memerlukan penyimpanan reagen dalam kondisi khusus. Selain itu,p enggunaan yang sangat standar, otomatis, dan hanya membutuhkan pelatihan yang minimal untuk menginterpretasikan hasil.
“Kami sangat senang bahwa FDA telah memberikan Gunakan Darurat Otorisasi untuk Idylla ™ Ebola Virus Triage Test,” komentar Jorge Villacian, M.D., Kepala Dinas Kesehatan, Diagnostik Janssen. “Di Johnson & Johnson, kita memobilisasi sumber daya dan keahlian untuk membantu mencegah wabah lain dari Ebola.”
Sumber : http://www.jnj.com/
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…