Farmasetika.com – 7/6/2016. Sebagai seorang ahli obat hendaknya mengetahui konsep pengobatan kanker di masa depan melalui konsep imunoterapi yang saat ini sedang dikembangkan berbagai perusahaan besar farmasi di dunia. Salah satunya adalah Roche.
Menggunakan immunoterapi atau terapi imunologi untuk pengobatan kanker bukanlah konsep baru, tetapi kemajuan terbaru di lapangan telah mendorong Roche untuk berpikir berbeda tentang bagaimana mereka diterapkan dalam pengobatan kanker.
1. Imunoterapi kanker tidak lagi hanya tentang meningkatkan sistem kekebalan tubuh, melainkan lebih spesifik. Imunoterapi tidak dimulai / berakhir hanya dengan satu sasaran / jalur
Beberapa target dalam sel-sel kanker bertindak sebagai sistem kekebalan tubuh yang mungkin menghentikan pemblokiran signal. Target sel-sel imun lainnya dimungkinkan mampu meningkatkan respon anti kekebalan kanker yang lemah atau belum ada sebelumnya.
2. Immunoterapi tidak selalu harus bekerja sendirian. Bahkan, bisa menggabungkan obat dengan kelas yang berbeda. kombinasi yang mungkin bersinergi dengan immunoterapi meliputi agen imunoterapi lainnya, terapi bertarget, dan kemoterapi.
3. Antibodi sekarang dapat direkayasa kembali dengan tujuan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam melawan kanker dengan beberapa mekanisme yakni :
Menonaktifkan kapasitas antibodi untuk melancarkan serangan kekebalan tubuh pada sel-sel sehat. Melampirkan agen biologis ‘beacons’ yang menarik sistem kekebalan tubuh ke sel-sel kanker. Menyatukan sel kanker dan sel-sel kekebalan tubuh dengan sistem ikatan antibodi ‘bispecific’.
4. Immunotherapy kanker dapat dipersonalisasi secara biologis untuk tumor setiap individu.
Immunoterapi sering dirancang untuk digunakan dalam populasi yang luas. Tetapi, dalam beberapa kasus penanda biologi dan diagnostik dapat membantu Roche mengidentifikasi yang lebih mungkinakan memiliki manfaat klinis yang bermakna.
5. Konsep imunoterapi kanker terkini mengalami perubahan pola pikir yang telah diadopsi saat ini, termasuk:
Perluasan fase besar uji klinik dengan potensi untuk pendaftaran dan uji coba lainnya yang berpotensi untuk ekspansi indikasi lainnya. Validasi tes diagnostik sedini mungkin dalam uji klinis. Bekerja sama dan berdialog antara perusahaan obat dengan regulator obat (misalnya, program penunjukan terapi terobosan dimana FDA memberikan perhatian khusus dalam persetujuan untuk obat baru terutama bagi penyakit langka yang belum ada obatnya)
Sumber : roche.com
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…