Majalah Farmasetika (V1N5-Juli 2016). Hingga saat ini, pengobatan psoriasis masih sangat terbatas dan hanya mampu mengurangi gejala serta memperbaiki tekstur kulit yang terserang penyakit ini. Brodalumab, sebuah calon antibiotik baru yang sedang dalam pengembangan uji klinik menunjukkan kefektifannya dalam terapi gejala psoriasis.
Menurut hasil studi terbaru yang dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine, telah dilakukkan uji klinis multicenter secara acak pada 3712 pasien, di 2 studi yang meneliti brodalumab sebagai terapi antibodi yang dirancang untuk memblokir fungsi kekebalan tubuh pada sinyal protein interleukin 17 (IL-17), dibandingkan dengan obat ustekinumab yang umum digunakan pada pengobatan psoriasis (Stelara) saat ini.
Dalam studi pertama, tim peneliti menemukan bahwa setelah 2 minggu, 44% dari pasien dalam kelompok brodalumab mencapai pengurangan 100% gejala psoriasis dibandingkan dengan hanya 22% dari mereka dalam kelompok ustekinumab. Dalam studi kedua, 37% dari pasien yang menerima brodalumab mengalami penurunan 100% gejala psoriasis dibandingkan dengan hanya 19% dari mereka yang menerima ustekinumab.
Selain itu, 86% dari pasien yang diobati dengan brodalumab ditemukan memiliki setidaknya pengurangan 75% dalam gejala.
“Ketika datang untuk menyelesaikan kliring, hasil kami lebih baik daripada sebelumnya diterbitkan dan mengkonfirmasi bahwa menargetkan IL-17 reseptor sangat efektif dalam pengobatan psoriasis sedang sampai plak parah,” kata penulis studi Mark Lebwohl, MD.
“Pengobatan sangat efektif sehingga banyak pasien tidak memiliki titik psoriasis tersisa di tubuh mereka.” lanjutnya.
Namun ditemukan beberapa efek samping terkait dengan penggunaan brodalumab termasuk infeksi saluran pernapasan atas, sakit kepala, nyeri sendi, jumlah sel darah putih rendah, radang mukosa membran, dan infeksi jamur.
Tentang Psoriasis
Psoriasis adalah penyakit autoimun yang mengenai kulit, ditandai dengan sisik yang berlapis berwarna keperakan, disertai dengan penebalan warna kemerahan dan rasa gatal atau perih. Bila sisik ini dilepaskan maka akan timbul bintik perdarahan di kulit dibawahnya.
Psoriasis sering timbul di kuku, dimulai dari bintik putih pada kuku sampai ke penebalan kuku, juga mengenai kulit kepala (skalp) ditandai dengan sisik besar dan penebalan dengan warna kemerahan yang akan melewati batas rambut. Selain itu penyakit ini sering mengenai siku dan lutut, walaupun dapat juga mengenai wajah, lipat lutut dan siku, genitalia, telapak tangan dan kaki, sesuai tingkat keparahannya penyakit ini bisa meluas keseluruh tubuh (eritroderma) yang akan menimbulkan kegawatan dan dapat mengancam jiwa.
Psoriasis merupakan inflamasi kronis pada kulit yang sering terjadi.
Sumber :
Majalah Farmasetika - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia resmi mengesahkan Susunan Organisasi Kolegium Farmasi periode 2024-2028 melalui Keputusan…
Majalah Farmasetika - Yogyakarta, 5 Desember 2024 – Upaya untuk memperkokoh eksistensi dan profesionalisme tenaga…
Majalah Farmasetika - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi III, Muhammad Rofiqi, menyampaikan klarifikasi…
Majalah Farmasetika - Metformin, salah satu obat diabetes paling populer di dunia, telah lama dikenal…
Majalah Farmasetika - Anggota Komisi III DPR RI Dapil 1 Kalimantan Selatan, dan juga Ketua…
Majalah Farmasetika - Pedagang Besar Farmasi (PBF) adalah perusahaan yang memiliki izin untuk menyediakan, menyimpan,…