Regulasi

FDA Mempercepat Persetujuan Rubraca, Obat Terapi Baru Untuk Kanker Ovarium

farmasetika.com – AS Food and Drug Administration (FDA) kemarin (19/12) memberikan persetujuan dipercepat untuk Rubraca (rucaparib) untuk mengobati wanita dengan kanker ovarium jenis tertentu. Rubraca disetujui untuk wanita dengan kanker ovarium stadium lanjut yang telah diobati dengan dua atau lebih kemoterapi serta yang memiliki tumor dengan mutasi gen tertentu (deleterious BRCA/kelainan gen BRCA).

“Persetujuan ini adalah contoh lain dari tren yang kita lihat dalam mengembangkan agen yang ditargetkan untuk mengobati kanker yang disebabkan oleh mutasi spesifik dalam gen pasien,” kata Richard Pazdur, MD, direktur Kantor Hematologi dan Onkologi Produk di FDA Pusat untuk Evaluasi Obat dan Penelitian

“Wanita dengan kelainan gen tersebut yang telah mencoba setidaknya dua pengobatan kemoterapi untuk kanker ovarium mereka sekarang memiliki pilihan pengobatan tambahan.” lanjutnya.

The National Cancer Institute memperkirakan bahwa 22.280 perempuan di Amerika Serikat terdiagnosis dengan kanker ovarium pada tahun 2016 dan diperkirakan 14.240 akan meninggal akibat penyakit ini. Sekitar 15 sampai 20 persen pasien dengan kanker ovarium memiliki mutasi gen BRCA.

Gen BRCA terlibat dalam memperbaiki DNA yang rusak dan biasanya bekerja untuk mencegah perkembangan tumor. Namun, mutasi gen ini dapat menyebabkan kanker tertentu, termasuk kanker ovarium. Rubraca adalah poli ADP-ribose polymerase (PARP) inhibitor yang menghalangi enzim yang terlibat dalam memperbaiki DNA yang rusak. Dengan menghalangi enzim ini, DNA di dalam sel-sel kanker dengan gen BRCA yang rusak mungkin kurang kemungkinan untuk diperbaiki, yang menyebabkan kematian sel dan mungkin memperambat atau penghentian pertumbuhan tumor.

Saat ini, FDA juga menyetujui alat diagnostik pendamping FoundationFocus CDxBRCA untuk digunakan dengan Rubraca, yang merupakan generasi sequencing berikutnya (next-generation-sequencing/NGS). Tes NGS mendeteksi adanya mutasi gen BRCA yang mampu merusak dalam jaringan tumor pasien kanker ovarium. Jika salah satu atau lebih dari mutasi yang terdeteksi, pasien mungkin memenuhi persyaratan untuk pengobatan dengan Rubraca.

Keamanan dan kemanjuran Rubraca dipelajari dalam uji klinis yang melibatkan 106 peserta dengan kanker ovarium stadium lanjut BRCA-bermutasi yang telah diobati dengan dua atau lebih rejimen kemoterapi. Mutasi gen BRCA dikonfirmasi di 96 persen dari peserta sidang diuji dengan jaringan tumor yang tersedia menggunakan diagnostik pendamping FoundationFocus CDxBRCA. Uji coba mengukur persentase peserta yang mengalami penyusutan lengkap atau sebagian dari tumor mereka (tingkat respons secara keseluruhan). Lima puluh empat persen dari peserta yang menerima Rubraca dalam persidangan mengalami penyusutan lengkap atau sebagian dari tumor mereka berlangsung rata-rata 9,2 bulan.

Efek samping yang umum dari Rubraca termasuk mual, kelelahan, muntah, rendahnya tingkat sel darah merah (anemia), sakit perut, sensasi rasa yang tidak biasa (dysgeusia), sembelit, penurunan nafsu makan, diare, rendahnya tingkat trombosit darah (trombositopenia) dan kesulitan bernapas (dyspnea). Rubraca dikaitkan dengan risiko serius, seperti masalah sumsum tulang (sindrom myelodysplastic), jenis kanker darah yang disebut leukemia myeloid akut dan membahayakan janin.

Sumber :

FDA grants accelerated approval to new treatment for advanced ovarian cancer. http://www.fda.gov/NewsEvents/Newsroom/PressAnnouncements/ucm533873.htm (diakses 20 Desember 2016).

farmasetika.com

Farmasetika.com (ISSN : 2528-0031) merupakan situs yang berisi informasi farmasi terkini berbasis ilmiah dan praktis dalam bentuk Majalah Farmasetika. Di situs ini merupakan edisi majalah populer. Sign Up untuk bergabung di komunitas farmasetika.com. Download aplikasi Android Majalah Farmasetika, Caping, atau Baca di smartphone, Ikuti twitter, instagram dan facebook kami. Terimakasih telah ikut bersama memajukan bidang farmasi di Indonesia.

Share
Published by
farmasetika.com

Recent Posts

Sistem Penghantaran Obat Terkontrol untuk Mengatasi Tingkat Kepatuhan Pasien

Majalah Farmasetika – Salah satu penyebab gagalnya terapi pengobatan pada pasien adalah tingkat kepatuhan yang…

2 hari ago

Liposom sebagai Penghantaran Obat Tertarget untuk Terapi Kanker

Majalah Farmasetika - Metode utama dalam pengobatan kanker meliputi pembedahan, radioterapi, kemoterapi, dan imunoterapi. Namun…

2 hari ago

Pentingnya CAPA dalam Menjaga Mutu Produk pada Distribusi Farmasi

Majalah Farmasetika - Distribusi farmasi merupakan salah satu tahapan kritis dalam rantai pasok obat, dimana…

2 minggu ago

Tablet Coating : Tak Sekadar Estetika, Namun Penjaga Stabilitas Juga

Majalah Farmasetika – Pada industri farmasi, serangkaian proses pembuatan obat dilakukan dengan tetap memperhatikan mutu…

3 minggu ago

Suplemen Kolagen Viral Byoote vs Coolvita vs Noera, Mitos atau Fakta : Benarkah Sampai ke Kulit?

Majalah Farmasetika - Fenomena kolagen minum tak terbantahkan. Tapi, sebagai farmasetika, kita harus bertanya: Bagaimana…

3 minggu ago

Alasan Obat Jerawat Benzolac (BPO) Bisa Bikin Sunscreen Azarine (Avobenzone) Gagal Melindungi?

Majalah Farmasetika - Banyak pejuang jerawat tidak sadar. Menggabungkan Benzoyl Peroxide dengan filter sunscreen yang…

3 minggu ago